Kutacane (SIB) -Para petani di Aceh Tenggara (Agara) mengeluh karena pupuk di daerah tersebut langka, khususnya di Kecamatan Babul Makmur.
Arnold Napitupulu anggota DPRK Aceh Tenggara Dapil IV kepada SIB, Rabu (3/10) menuturkan, sejumlah petani di Kecamatan Babul Makmur mendatangi rumahnya di Lawe Desky, karena kelangkaan pupuk.
Mereka mengeluhkan ketiadaan pupuk urea bersubsidi, padahal tanaman mereka sudah sangat membutuhkan pupuk. Kelangkaan pupuk tersebut sudah terjadi sebulan belakangan ini. Kelangkaan pupuk penyebabnya diduga adanya pembagian pupuk di luar kios-kios resmi.
Diharapkan agar para distributor dapat mengendalikan keadaan ini, sehingga harapan petani untuk mendapatkan pupuk bisa terpenuhi.
Untuk mengatasi hal ini, pihaknya mengajak Komisi B untuk survei ke lapangan dan mengecek langsung ke kios-kios terdekat dengan menghadirkan Kadis Pertanian Agara beserta beberapa Kabidnya.
"Ternyata setelah dicek di lapangan yang ada hanya pupuk urea non subsidi," jelas Arnold kepada media ini di lokasi kios Riana Tani.
Dalam pertemuan tersebut, pihak dewan meminta kepada Kadis Pertanian Aceh Tenggara Asbi supaya menginstruksikan kepada distributor agar mengorder atau menebus DO ke gudang. "Saat ini sudah kita cek di gudang Aceh Tenggara terdapat ada 2000 ton pupuk," jelasnya.
Sementara itu Kadis Pertanian Aceh Tenggara Asbi dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa, jatah pupuk untuk Aceh Tenggara pertahunnya sebanyak 7000 ribu ton, kalau dibagikan untuk 16 kecamatan yang ada berarti bisa mendapat jatah sebanyak 43 ton.
"Untuk mengatasi kelangkaan pupuk di Aceh Tenggara, kita sudah usulkan ke pihak propinsi sebanyak 7500 ton, supaya bisa mengatasi terjadinya kelangkaan pupuk," ujarnya.
Terkait kelangkaan pupuk di Agara itu, mereka akan memanggil para distributor, kenapa hal itu bisa terjadi atau memang ada oknum yang bermain di balik itu semua.
Kunjungan kerja anggota komisi B dewan tersebut dipimpin Usman Effendi dan anggotanya Sopian Desky, serta Arnold Napitupulu SH dari Komisi A. (Dik-AM/q)