Medan (harianSIB.Com)
Ketua DPW Partai Gerindra Sumut H Gus Irawan Pasaribu mengatakan, Gerindra dari awal menyerukan perang melawan Covid-19. Banyak yang sudah dilakukan partai ini kepada masyarakat, seperti sosialisasi tentang Covid, mengajak masyarakat mematuhi prokes dan vaksinasi. DPD Partai Gerindra Sumut pun diberi kesempatan memvaksin 500 orang oleh Dinas Kesehatan Sumut.
“Yang sudah jalan pada tahap awal ini 350 orang, masih ada 150 orang lagi. Ini bagian partisipasi kami. Kami diperintahkan ketua umum kami Prabowo Subianto perang melawan Covid. Sebanyak 500 kuota yang diberikan kepada Gerindra sekarang ini, masih ada 150 peserta lagi. Ini adalah kolaborsi Pemprov Sumut dengan Gerindra,†kata Gus Irawan kepada wartawan ketika meninjau vaksin tahap II yang dilaksanakan Gerindra Sumut, Rabu (5/5/2021), di lantai 22 apartemen Skyview Jalan Abdul Hakim Kampung Susuk, Kecamatan Medan Selayang.
Vaksinasi ini, kata Gus, sebenarnya tanggung jawab negara kepada rakyat, tapi tidak semua bisa dilakukana pemerintah. Harus ada relawan-relawan menyelenggarakan ini. Karena, meski vaksinnya gratis tapi penyelenggaraannya memerlukan biaya, seperti menyiapkan tenaga medis, makan dan minum serta fasilitas pendukung lainnya.
“Itulah yang mahal, harus dikerjasamakan dengan simpatis, relawan, partai dan berbagai komponen lainnya yang bisa berkolaborasi dengan pemerintah. Kita sudah terlambat sekali menuntaskan vaksin dari jadwal yang ditetapkan presiden. Ini perlu akselerasi, cara-cara ini harus menjadi model bagaimana pemerintah melibatkan swasta dan komponen-komponen masyarakat lain ikut berpartisipasi. Saya berterimakasih kepada relawan Gerindra seperti Endi Ong, Ayin dan lainnya bisa melaksanakan vaksin ini,†katanya bangga.
Karena, kata mantan Dirut PT Bank Sumut ini, tidak ada cara lain memerangi Covid selain vaksin dan menjalankan protokol kesehatan. Target vaksin di Sumut 2 juta orang tapi yang terealisasi baru 400.000 orang. “Makanya, untuk menjangkau semua ini, perlu ada relawan yang bisa menyiapkan vasilitas untuk vaksinasi,†ujarnya.
Terkait imbauan jangan mudik, anggota DPR RI ini mengatakan maksud pemerintah bukan melarang silaturahmi. Tapi tujuannya mencegah penularan virus selama mudik lebaran. Karena di desa dan dusun, tenaga dan fasilitas kesehatan sangat minim. Jika ada kluster barus di sebuah dusun, akan sangat sulit diatasi dan dibentengi.
“Kebijakan pemerintah melarang mudik ini harus kita dukung. Kami dari Gerindra sangat mendukung. Di internal kami, para kader diimbau jangan mudik. Keluarga besar kami saja semula mau berlebaran di Tapsel, tapi karena ada imbauan pemerintah, semua kami batalkan. Bukannya gak boleh mudik, tapi nantilah, setelah tanggal 16 Mei. Lebaran itu bukan 1, 2 dan 3 hari. Bulan Syawal itu sampai 30 hari, kan setelah tanggal 16 masih bisa pulang kampung. Tujuannya supaya tidak ada penyebaran dan luster-kluster di daerah, apalagi di desa, dusun, sarana kesehatan di sana sangat minim sehingga tidak mudah mengatasinya,†terangnya.
Lebaran tahun 2020 lalu, kata Gus, sudah ada larangan mudik dari pemerintah dan PSBB. Tapi faktanya, ada 436 ribu dalam 7 hari jelang lebaran (H-7), kendaraan keluar dari Jakarta. Data itu ditulisnya dalam catatannya, kalau dalam satu mobil rata-rata 4 orang penumpangnya, bisa 2 juta orang dari Jakarta bergeser ke daerah.
“Saya khawatir ada penyebaran baru di daerah, tapi kenyataannya, tiga minggu setelah lebaran peningkatannya melonjak berapa kali lipat. Kekhawatiran saya ternyata terjadi, saya tulis waktu itu. Bagaimana di kota-kota lain, apalagi Medan, ada larangan tapi banyak yang pulang,†tuturnya.
Turut hadir mendampingi Gus Irawan, Seketaris DPW P Gerindra Sumut Robert Tobing, ketua panitia Hendi Ong dan Ayin (*)