Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 06 Oktober 2025

Tim Independen Tinjau Titik Penyebab Banjir dan Longsor Di Parapat

Redaksi - Selasa, 25 Mei 2021 21:35 WIB
1.475 view
Tim Independen Tinjau Titik Penyebab Banjir dan Longsor Di Parapat
Foto Dok Tim Independen
Tim Independen meninjau kondisi Sungai Batugaga, Selasa (18/5/2021) di Perbukitan Bagun Dolok Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Simalungun.
Parapat (harianSIB.com)

Tim Independen yang dibentuk Gubernur Sumatera Utara meninjau beberapa lokasi perbukitan Danau Toba di wilayah Parapat untuk mencari tahu penyebab banjir bandang dan longsor yang menimpa Parapat Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Simalungun beberapa pekan lalu.

"Tim Independen telah turun ke tiga lokasi perbukitan dan hulu sungai Batugaga Parapat untuk mengetahui penyebab banjir dan longsor yang menimpa wilayah Parapat, pada Selasa (18/5/2021) lalu," ujar Sekretaris Tim Independen Ir Hasudungan Butar Butar M Si dan Ir B.Ricson Simarmata MSEE IPM melalui selulernya kepada jurnalis koran SIB Linggom Parhusip, Rabu (25/5/2021).

Dikatakan Butr-butar, banjir bandang dan longsor di Parapat telah memunculkan berbagai tanggapan dan pandangan, baik dari tokoh agama, tokoh masyarakat, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), para pemerhati lingkungan dan berbagai pihak sebagai bentuk perhatian untuk pengembangan Danau Toba sebagai destinasi Super Prioritas Utama sehingga Tim Independen turun ke lokasi untuk mengetahui penyebab banjir.

"Dari hasil peninjauan di sepanjang 2.5 kilometer bibir sungai Batugaga mulai dari hilir, tengah dan hulu sungai di perbukitan Bangun Dolok telah terjadi erosi dan abrasi hingga berkedalaman 2 meter. Diduga penyebab banjir bandang ketika debit air meningkat melebihi batas kemampuan sungai di saat intensitas hujan sangat tinggi membuat tanah, batu, pasir, patahan kayu di bibir sungai tergerus dan tumbang terbawa arus air sampai ke hilir di Parapat," teranganya.

Diungkapkan Butarbutar, kejadian serupa telah terjadi 35 tahun silam di tahun 1986, dikarenakan intenistas hujan yang sangat tinggi hingga Sungai Batugaga banjir ke pemukiman masyarakat dan menggenangi ruas jalan."Kondisi vegetasi sekitar Aek Batu Gaga masih cukup baik dan tidak ada tanda-tanda penebangan liar. Kalaupun ada potongan kayu, itu akibat patahan dari beberapa pohon yang tumbang akibat erosi dan terpaan angin," katanya.

Sesuai hasil peninjuan di perbukitan Dusun Sualan Nagori Sibaganding, ia katakan, sumber air yang mengalir di jalan Dusun Sualan tepat dari samping Gereja HKBP Pardomuan Sualan bersifat temporer di saat musim hujan saja. Sehingga penyebab longsor diduga karena intensitas hujan tinggi dan berkepanjangan sehingga terjadi longsor karena resapan air, tanah dan lapisan batu tidak tahan menahan akumulasi air yang cukup hingga turut tergerus.

"Dari hasil wawancara dengan masyarakat setempat, aliran air dari samping Gereja HKBP Sualan sebelumnya akses masyarakat menuju Dusun Bangun Dolok dan setiap hujan deras akan terus mengeluarkan air namun,14 hari kemudian akan kering dan bila curah hujan rendah air akan lebih cepat mengering selama 2 hari," jelas Hasudungan.

Menurut hasil peninjuan aliran air di lokasi HTI Sitahoan Sektor Aek Nauli Nagori Pondok Bulu Kecamatan Dolok Panribuan, anak sungai di lokasi HTI mengalir ke Sungai Bah Parlianan bertemu dengan Sungai Bah Tongguran mengalir menuju Sungai Bah Bolon yang bermuara ke Kabupaten Batubara.

"Berdasar evaluasi dan peninjuan Tim Independen, daerah tangkapan air dari sumber banjir bandang di Parapat tidak berhubungan dengan aliran sungai dari lokasi HTI di Sitahoan Kecamatan Dolok Panribuan," katanya.

Tambah Butarbutar, sesuai hasil analisis peta Rupa Bumi Indonesia tahun 2014 terbitan Bakosurtanal dan hasil video drone, Selasa (18/5/2021), posisi sumber banjir bandang dengan lokasi HTI berjarak 3,5 kilometer dan dibentengi lapis bukit Sigualon serta berseberangan dengan titik banjir di Parapat.(*)

Editor
:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru