Medan (SIB)
Anak dan remaja yang kurang ditanamkan nilai-nilai kepahlawanan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial pada dirinya, akan membawa dampak negatif saat dia dewasa. Yakni hilangnya rasa kepekaan dan perhatian terhadap berbagai permasalahan bangsa, atau minimal terhadap berbagai peristiwa di lingkungan tempat tinggalnya.
Hal ini disampaikan Kadis Sosial Sumut H Rajali SSos MsP melalui Kabid Pemberdayaan Sosial Rais Kari AP MM, saat membuka kegiatan "Penguatan Nilai Kepahlawanan dan Keperintisan Melalui Guru dan Tokoh Masyarakat", Selasa (22/6), di Hotel Grand Kanaya Medan.
Dikatakan, kualitas dan keutuhan bangsa di masa mendatang tergantung dari kualitas dan kesadaran kita dalam memberikan pendidikan, baik secara keilmuan maupan dalam penanaman nilai-nilai kepahlawanan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial kepada anak-anak didik. Karena mereka lah yang akan menggantikan pemimpin-pemimpin bangsa di masa depan.
Menurut Rajali, sekolah sebagai wahana pembelajaran kedua setelah keluarga, diharapkan mampu berperan secara aktif dan maksimal dalam menanamkan nilai-nilai itu yang saat ini dirasakan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran dari pihak-pihak terkait mengenai arti pentingnya menanamkan nilai-nilai kepahlawanan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial.
"Kepala sekolah, guru dan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam pendidikan diharapkan kesadarannya tentang arti pentingnya nilai-nilai itu," katanya. Setelah itu baru dapat dirumuskan berbagai upaya yang dapat ditempuh untuk memberikan masukan kepada siswa tentang nilai-nilai kepahlawnan, kejuangan dan kesetialawanan sosial itu.
Menurutnya lagi, salah satu bentuk kegiatan cara menanamkan nilai-nilai itu melalui efektifitas dalam pembelajaran dengan muatan-muatan penanaman nilai dengan berbagai metode dan alat bantu yang menarik. Sehingga siswa tidak hanya mendapatkan teori saja, tetapi mereka bisa berinteraksi atau praktik langsung di lapangan.
"Guru adalah orang yang berhadapan langsung dengan siswa, sehingga harus mampu memainkan perannya dalam menanamkan nilai-nilai itu kepada siswa," ucap Rajali seraya menyatakan, guru memiliki peran sangat strategis dalam memberikan bimbingan, strategi pembelajaran yang menarik dan kreatif.
Sebelumnya Ketua Panitia Siti Rahmi BA melaporkan, kegiatan diikuti 60 peserta dari guru dan tokoh masyarakat Sumut berlangsung sehari penuh dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Tampil sebagai narsumber Drs Parlaungan Ritonga M Hum (Dosen Fakultas Ilmu Budaya USU), Dr Phil Ichwan Azhari MS (Dosen Unimed) dan Kol Inf (Purn) H Alauddin AE SIP ( Ketua DPD LVRI Sumut).
Sementara itu Drs Parlaungan Ritonga memaparkan secara menarik pengalamannya dalam mendidik sekaligus menanamkan nilai-nilai moral, etika dan tanggung jawab kepada anak didiknya. Menurutnya, kunci keberhasilan menanamkan nilai-nilai itu kepada anak didik, guru harus menciptakan peran sebagai orang tua yang menyayangi anak-anaknya.
"Kita berikan mereka nasihat, kasih sayang dan ilmu pengetahuan yang benar. Sehingga akan terjadi komunikasi yang baik dan menciptakan kenyamanan. Lalu apa yang diinginkan akan tersampaikan," ungkap pengarang dan penulis buku pelajaran ini.
Namun sayangnya, kata Ritonga, saat ini tidak banyak guru yang bersikap demikian. Untuk itu, guru harus terus belajar terus dan meningkatkan kualitas segaligus memiliki jiwa pendidik yang benar, sehingga generasi bangsa ke depan menjadi lebih baik. Karena masa depan bangsa ada di tangan generasi muda, dan para guru lah yang harus menciptakan generasi muda yang berkualitas dan bermoral.
Narasumber lainnya Ichwan Azhari memaparkan perjuangan 12 pahlawan nasional asal Sumut dan beberapa calon pahlawan yang akan diusulkan. H Alauddin menceritakan kisah perjuangan ketika berhadapan langsung dengan musuh pada masa kemerdekaan.(R6/c)