Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 22 September 2025

Unjuk Rasa Mahasiswa Cipayung Plus Tolak Kenaikan Harga BBM di Pematangsiantar Berakhir Ricuh

Redaksi - Selasa, 06 September 2022 18:27 WIB
360 view
Unjuk Rasa Mahasiswa Cipayung Plus Tolak Kenaikan Harga BBM di Pematangsiantar Berakhir Ricuh
Foto: harianSIB.com/Andomaraja Sitio
DATANGI: Mahasiswa yang bergabung dalam kelompok Cipayung Plus mendatangi Mako Polres Pematangsiantar di Jalan Sudirman, Senin (5/9) siang. Massa meminta aparat kepolisian mengusut penyebab terjadinya kericuhan pasca demo penola
Pematangsiantar (SIB)
Mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Cipayung Plus saat berunjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di luar gedung kantor DPRD Pematangsiantar, Senin (5/9) siang, berakhir ricuh.

Informasi diperoleh, kericuhan terjadi di luar gedung DPRD Pematangsiantar sewaktu mahasiswa berorasi dan membakar ban di Jalan Adam Malik. Melihat itu, petugas mencoba memadamkan api karena massa membakar ban. Tak diduga terjadi gesekan dorong-mendorong dan petugas menembakkan gas air mata, satu orang massa dikabarkan terluka.

Situasi tersebut sempat memanas hingga menghebohkan massa maupun petugas yang berjaga di lokasi, akibat merasakan kepedihan, karena gumpalan asap gas air mata dan terjadi kejar-kejaran, massa selanjutnya menuju Mako Polres Pematangsiantar dan meminta pertanggungjawaban aparat atas aksi yang mengakibatkan teman mereka satu orang dikabarkan terluka.

Menjawab hal tersebut, Kapolres Pematangsiantar, AKBP Fernando saat diwawancarai wartawan mengatakan, pihaknya tadi hendak bertemu untuk berdiskusi dengan mahasiswa, namun mereka sudah beranjak duluan. "Tadi saya hadir hendak bertemu mereka guna menanyakan sebenarnya pasca demo mahasiswa menolak kenaikan harga BBM dan terjadinya kericuhan," kata Fernando, seperti dilansir dari harianSIB.com.

Dikatakan Fernando, pada dasarnya petugas tetap diingatkan memberikan pelayanan yang humanis pada saat pengamanan demo mahasiswa.

Dijelaskan dia lagi, awalnya aksi demo mahasiswa itu tertib di kantor DPRD Pematangsiantar, akan tetapi karena ada tuntutan yang mereka rasa kurang puas berkaitan tandatangan untuk di dokumentasikan, mahasiswa membakar ban di jalan, tepatnya di luar gedung DPRD.[br]

Melihat itu kata dia, karena ini berkaitan fasilitas umum ia memerintahkan kepada anggota agar tetap menjalankan tugas dengan humanis. Petugas pun mencoba memadamkan api, namun anggota kita ditolak. "Sebenarnya ini tidak perlu dipermasalahkan, dan untuk itulah dia datang untuk berdiskusi sama mereka (mahasiswa). Bila mereka meminta saya dicopot gara-gara peristiwa ini, silakan saya siap dicopot. Kata-kata saya ini bisa dipegang, kalau mereka menilai gara-gara masalah ini," ungkapnya.

Saat ditanya penyebab kericuhan terjadi, Fernando menyampaikan akan melakukan pendalaman sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) di lapangan akan dicek. "Bila ada yang menembakkan gas air mata, akan kami cek siapa yang menembak dan dimana ditembak gas air mata tersebut," bebernya.

Ketika ditanya lagi perihal mahasiswa yang diduga korban pemukulan sesuai informasi, apakah sudah ada laporannya ke kantor polisi, mantan Kapolres Tanjungpinang ini menerangkan akan dicek kembali karena belum menerima laporan. "Belum ada laporan.

Seandainya nanti ada laporannya pun, akan kita cek dan disampaikan. Pastinya kami akan melakukan pemeriksaan internal lebih dulu," tukas Kapolres.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya puluhan mahasiswa mengatasnamakan kelompok Cipayung Plus berunjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di kantor DPRD Pematangsiantar, Senin (5/9) pagi.

Kedatangan mahasiswa itu disambut baik Wali Kota Pematangsiantar, Susanti Dewayani didampingi Ketua DPRD Timbul Lingga dan beberapa anggota DPRD lainnya. [br]

Perwakilan mahasiswa yang juga pimpinan aksi, R Pratama, menyampaikan tuntutan penolakan kenaikan harga BBM subsidi yang baru-baru ini diumumkan pemerintah, meminta pemerintah transparan dalam penyaluran BBM subsidi, mendesak pemerintah bersama kepolisian memberantas mafia Migas dan menolak kenaikan tarif dasar listrik.

Menjawab beberapa poin tuntutan mahasiswa itu, Wali Kota Pematangsiantar, Susanti akan menyampaikan aspirasi mahasiswa terkait penolakan kenaikan harga BBM ke pemerintah pusat." Karena ini keputusan dari pusat pastinya aspirasi adik-adik mahasiswa akan kita sampaikan ke pemerintah pusat," kata Susanti.

Hal yang sama juga ditimpali Ketua DPRD Pematangsiantar, Timbul Lingga yang menyambut baik atas usulan yang disampaikan mahasiswa akan diteruskan ke pemerintah pusat. (SS14/a)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru