Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 27 September 2025

Banjir Medan, GAMKI Minta Jangan Babat Hutan di Kawasan Hulu Sungai

Redaksi - Selasa, 22 November 2022 17:51 WIB
191 view
Banjir Medan, GAMKI Minta Jangan Babat Hutan di Kawasan Hulu Sungai
Foto: GAMKI Medan)
Hutan di Hulu Medan: Waka DPC GAMKI Medan, John Marthin Lumban Gaol, minta wilayah tangkapan air dan hutan di hulu ibu kota Sumut khususnya di wilayah Deliserdang dan Karo, dijaga dengan reboisasi serta tidak ditebangi. 
Medan (SIB)
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Medan, John Marthin Lumban Gaol SSos minta wilayah tangkapan air di hulu ibu kota Sumatera Utara (Sumut) khususnya di wilayah Deliserdang dan Karo dijaga. Penjagaan melalui reboisasi dan jangan menebangi hutan.

“Jika tidak, dampaknya ya... seperti sekarang. Air kiriman dari hulu Medan yakni dari Deliserdang dan Karo, membuat sungai-sungai di Medan meluap,” tegas aktivis tersebut di Medan, Senin (21/11).

“Artinya, mohon perhatian dari Pemkab Karo dan Deliserdang serta otoritas provinsi untuk memerhatikan wilayah di hulu Medan,” tambahnya.

Sebagaimana diketahui, banjir besar melanda sejumlah wilayah Medan sejak Jumat (18/11) dan masih tersisa hingga Senin (21/11).

Kondisi itu diperparah curah hujan yang tinggi di Medan dan sekitarnya. Datangnya air kawasan pegunungan dan hulu membuat air Sungai Deli, Sungai Babura, Sungai Batuan dan Sungai Sulang-Saling yang berada di Medan, meluap.

“Kasihan Wali Kota Bobby Nasution yang maksimal membangun serta membersihkan gorong-gorong di kota jika di hulu tak ditata,” tegas John Marthin Lumban Gaol. “Luas hutan di wilayah Deliserdang kan semakin kecil,” tunjuknya.

Terlepas dari kondisi itu, ia mengritik pihak-pihak yang bertanggung jawab pada sistem drainase di Medan.

“Hampir di seluruh kecamatan di Medan, termasuk di inti kota, sedang dikerjakan pembangunan dan pembenahan gorong-gorong serta drainase. Kenapa dikerjakan saat November yang dipastikan musim penghujan. Jadinya, hasil pembangunan tak maksimal, warga tersiksa karena limbah pembangunan mengganggu aktivitas warga,” tambahnya.

Ia pun mencermati pembangunan taman kota dan pembatas jalan. Taman-taman kota di jalanan di Medan dirapikan. Di mana beton-beton pembatas dipangkas.

“Maaf, bukan makin indah tapi menjadikan kesemerawutan baru sebab pepohonan indah jadi kacau. Belum lagi beton-beton pembatas jalan pedesterian untuk pejalan kaki, terampas. Yang paling mecolok di Jalan Jenderal Sudirman, mulai dari persimpangan Jalan S Parman hingga ke perempatan Jalan P Diponegoro. Beton pembatas untuk pedesterian dipangkas semakin pendek,” tegasnya.

John Marthin Lumban Gaol minta Wali Kota Medan mencermati proses penataan kewilayahan.

“Banyak opini liar di masyarakat, pembangunan gorong-gorong dan drainase di musim penghujan, hasilnya tak maksimal. Minimal air hujan yang mengguyur pegecoran, menggerus ketahanan kerja, kok dibiarkan?” tutupnya. (R10/c)




Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru