Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 23 September 2025

Disdik Simalungun Apresiasi K3S Fasilitasi Anak Penjual Tape kembali Sekolah

Redaksi - Kamis, 08 Juni 2023 17:33 WIB
681 view
Disdik Simalungun Apresiasi K3S Fasilitasi Anak Penjual Tape kembali Sekolah
Foto: SIB/Revado Marpaung
JUAL TAPE: Anak-anak yang putus sekolah berjalan kaki berjualan tape dari Desa Tigabolon sampai Sidamanik dan Pematangsiantar, belum lama ini. 
Simalungun (harianSIB.com)

Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Simalungun mengapresiasi Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Sidamanik yang akan memfasilitasi anak-anak penjual tape untuk kembali sekolah.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Simalungun, Sudiahman Saragih kepada harianSIB.com, Kamis (8/6/2023), menanggapi aktifitas anak-anak penjual tape yang berjualan setiap hari dengan berjalan kaki dari Desa Tigabolon sampai Sidamanik dan Pematangsiantar.

Menurut Sudiahman, Disdik Simalungun melalui K3S Sidamanik patut memberikan perhatian serius terhadap anak-anak penjual tape yang putus sekolah.

"Sekarang ini tidak ada lagi istilah putus sekolah karena biaya. Jadi, kita dukung K3S. Nanti, anak-anak dibekali," urainya.

Ia meminta K3S Sidamanik segera memfasilitasi anak-anak penjual tape untuk bisa kembali sekolah. Hal ini sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib anak bangsa.

Sementara itu, Ketua K3S Sidamanik Adinsar Purba telah berjanji akan menyekolahkan kembali anak-anak tersebut.

"Mengingat anak tersebut tinggal di Kecamatan Sidamanik, tentu kita tidak boleh tinggal diam atas kondisi ini. Kita akan fasilitasi bagaimana caranya agar ketiga anak penjual tape itu kembali lagi sekolah," kata Ketua K3S Sidamanik Adinsar Purba.

Derita Rismawaty Siahaan, orang tua penjual tape saat ditemui wartawan di kediamannya Dusun Manik Matondang, Desa Tigabolon, Kecamatan Sidamanik menyatakan memiliki 4 anak.

Anak pertama Leli Trasiska Sumbayak (15) yang seharusnya akan duduk di bangku kelas X SMA tahun 2023 ini, tapi harus putus sekolah sejak kelas 1 SMP. Kemudian, anak kedua Andreas Panus Sumbayak (13) harusnya sudah kelas VIII tapi putus sekolah sejak kelas V SD.

Sedangkan, anak ketiga Febry Army Sumbayak (11) sudah putus sekolah sejak kelas 1 SD dan seharusnya sudah kelas IV SD. Namun, anak paling kecil Susy Tasya Sumbayak (9) saat ini masih duduk di bangku kelas II SD Negeri Tigabolon.

Derita Rismawaty ingin sekali menyekolahkan kembali semua anaknya. Namun, karena keterbatasan biaya dan sudah sempat putus sekolah membuatnya sangat sulit untuk mengabulkan keinginannya. (*)





Editor
:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru