Karo (SIB)
Harga komoditi biji coklat (Kakao) di tingkat petani di Kecamatan Tigabinanga dalam beberapa pekan terakhir terus melambung. Sebelumnya, biji kakao kering dibandrol dengan harga antara Rp 75.000 - Rp 86.000/Kg kini mengalami kenaikan tajam Rp 100.000 hingga 102.000/Kg.
Ali Tarigan, warga Desa Simpang Pergengen dan Sebayang warga Tigabinanga Kecamatan Tigabinga secara terpisah menuturkan kepada SIB, Senin (18/3) harga jual kakao di tingkat petani sangat lumayan, karena berapa bulan akhir ini harga coklat terus naik, mulai dari harga Rp 50.000 naik menjadi Rp 85.000 dan saat ini tembus Rp 100.000 hingga Rp 102.000. "Kenaikan harga coklat ini, petani sangat terbantu," ungkapnya
Hal senada disampaikan Bandar Sebayang dan Njagai Sebayang l, petani kebun coklat di Tigabinanga. Keduanya bercerita kemarin menjual kakao di salah satu pengepul dengan harga Rp 102.000/Kg. "Kemarin saya menjual biji coklat sebanyak 4,5 kg dengan harga Rp 102.000/ kg, kan lumayan Rp 459.000," ujar Bandar Sebayang.
Namun yang disayangkan, di tengah tingginya harga saat ini, hasil produksi biji kakao tahun ini malah menurun akibat buah trek. "Saya tidak mengetahui pasti mengapa hasil produksi ini menurun," ungkapnya
Sementara itu, pedagang atau pengepul bernama R Tarigan yang ditemui SIB di lokasi terpisah, membenarkan harga coklat terus naik. “Saat ini kami membeli kepada petani dengan harga Rp 100.000 - Rp 102.000/Kg tergantung tingkat kekeringan,” katanya.
Menurut R Tarigan, melambungnya harga saat ini sangat membantu para petani yang selama ini bergantung pada hasil kebun kakao. Terlebih saat ini panen buah kakao menurun serta kondisi buahnya juga kurang baik akibat curah hujan tinggi tahun lalu. “Ini menyebabkan biji kakao tidak berkembang. Tidak seperti panen tahun sebelumnya, buah-bagus, bisa panen sampai bergoni-goni,” kata Tarigan. (**)