Petani di Simalungun Minta Pemerintah Tak Hanya Mensubsidi Pupuk Urea dan NPK

Simalungun (harianSIB.com)

Pemerintah diminta petani tidak hanya mensubsidi pupuk urea dan NPK. Pasalnya, kedua pupuk itu tidak begitu siginifikan meningkatkan produksi pertanian.

Hal tersebut dikatakan Ketua Kelompok Tani Juma Bolon, Kelurahan Saribudolok, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun, Edwin kepada wartawan, Selasa (30/4/2024), di ladangnya di Bangun Dolok.

"Urea dan NPK subsidi tidak begitu pengaruh meningkatkan hasil panen. Bisa disimpulkan, jika petani hanya menggunakan pupuk urea dan NPK subsidi pada tanamannya, hasilnya dipastikan tidak akan memuaskan," katanya.

Untuk daerah pertanian Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun, jelasnya, pupuk urea dan NPK subsidi kurang cocok untuk tanaman hortikultura seperti cabai dan bawang. Kalau pupuk itu digunakan, hasilnya tidak optimal.

Karena itu, Edwin meminta kepada pemerintah supaya melakukan pemetaan di seluruh wilayah pertanian di Indonesia, agar bisa menentukan jenis pupuk apa saja yang disubsidi.

"Misalkan di Pulau Jawa, jika urea dan NPK cocok di daerah itu, maka pupuk itulah yang disubsidi. Begitu juga di daerah lainnya. Tapi untuk Simalungun khususnya daerah Silaribudolok Silimakuta, jangan pupuk itu yang disubsidi karena kurang siginifikan meningkatkan produksi," katanya.

Menurutnya, pupuk yang cocok disubsidi di daerah pertanian Saribudolok sekitarnya adalah pupuk unik yara mila, SS, RJ Basf, tropicote, KCL, winner, ZA, faster, mutiara, palmae, calponit dan nitrobar. Kalau jenis pupuk ini disubsidi, petani sangat terbantu meningkatkan hasil panen.

"Pupuk itulah yang cocok untuk tanaman di sini. Kalau jenis pupuk itu disubsidi, maka produktivitas hasil pertanian optimal. Muaranya, taraf hidup petani meningkat," ucapnya. (**)