Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 26 Oktober 2025

Agincourt Resources Umumkan Inisiatif untuk Konservasi Batang Toru dan Perlindungan Orangutan Tapanuli

Donna Hutagalung - Jumat, 17 Oktober 2025 10:18 WIB
139 view
Agincourt Resources Umumkan Inisiatif untuk Konservasi Batang Toru dan Perlindungan Orangutan Tapanuli
Foto: Dok/PTAR
Wakil Presdir PTAR, Ruli Tanio, tengah mempresentasikan pemanfaatan lahan untuk konservasi keanekaragaman hayati ekosistem Batang Toru, di Kongres Konservasi Dunia IUCN 2025, di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Senin (13/10/2025).

Abu Dhabi(harianSIB.com)

PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, menegaskan komitmennya terhadap konservasi keanekaragaman hayati di kawasan ekosistem Batang Toru.

Komitmen yang mencakup area seluas sekitar 5.700 hektare ini menjadi salah satu bahasan utama dalam IUCN World Conservation Congress 2025, pada sesi bertajuk "Beyond Extraction: Exploring Biodiversity Refugia in Indonesian Production Landscapes."

Langkah ini menjadi tonggak baru dalam praktik pertambangan berkelanjutan, yang menunjukkan kegiatan ekstraksi sumber daya dapat berjalan berdampingan dengan upaya nyata dan terukur untuk menjaga kelestarian alam. Ekosistem Batang Toru sendiri merupakan habitat alami orangutan Tapanuli, spesies dengan status Kritis (Critically Endangered) menurut IUCN.

Sesi yang berlangsung di Paviliun Asia IUCN itu dimoderatori Prof. Jatna Supriatna, Ketua Pusat Riset Perubahan Iklim (RCCC) Lembaga Ilmu dan Lingkungan Universitas Indonesia (ISER FMIPA UI). Dalam kesempatan tersebut, ditekankan pentingnya peran sains yang kuat dalam tata kelola lingkungan oleh sektor swasta.

Baca Juga:
Strategi Dua Arah dalam Skala Besar

Wakil Presiden Direktur PTAR, Ruli Tanio, menjelaskan, strategi perusahaan tidak sekadar memenuhi regulasi, melainkan bertujuan mencapai dampak positif bersih (net positive impact) terhadap keanekaragaman hayati melalui dua inisiatif tata guna lahan berskala bentang alam.

Pertama, refugia di dalam konsesi tambang. PTAR secara resmi menetapkan sekitar 2.000 hektare wilayah dalam Kontrak Karya (CoW) sebagai kawasan biodiversity refugia yang dikelola secara aktif dan berkelanjutan. Area ini berfungsi sebagai zona penyangga penting dan koridor ekologis strategis yang mendukung kelangsungan hidup serta pergerakan satwa liar, termasuk spesies primata utama di kawasan tersebut.

Kedua, proyek offset keanekaragaman hayati berskala besar. PTAR juga berkomitmen mengembangkan proyek biodiversity offset di luar area operasi tambang, mencakup sekitar 3.700 hektare. Proyek kompensasi ini merupakan implementasi tahap akhir dari hierarki mitigasi internasional, yang bertujuan mengimbangi dampak keanekaragaman hayati yang tidak dapat dihindarkan melalui perlindungan dan pemulihan kawasan dengan nilai ekologis tinggi.

"Komitmen kami melampaui batas operasional tambang. Dengan menetapkan 2.000 hektare area di dalam konsesi sebagai refugia yang dikelola, serta mengembangkan proyek offset berskala besar, kami memastikan perlindungan jangka panjang bagi ekosistem Batang Toru. Langkah ini merupakan upaya ilmiah dan strategis untuk memberikan dampak positif bersih terhadap keanekaragaman hayati," ujar Ruli Tanio, sebagaimana rilis yang diterima harianSIB.com, Jumat (17/10/2025).

Komitmen PTAR terhadap pelestarian lingkungan diperkuat dengan berbagai inisiatif berbasis sains dan inovasi, di antaranya: Konektivitas Ekologis: PTAR secara berkelanjutan memasang jembatan arboreal lengkap dengan kamera jebak (camera trap) di area yang terfragmentasi. Langkah ini memastikan pergerakan aman bagi satwa arboreal sekaligus menyediakan data penting bagi riset konservasi.

Pengawasan Ahli Independen: seluruh strategi konservasi PTAR diawasi oleh Biodiversity Advisory Panel (BAP), yang terdiri atas ilmuwan terkemuka dari Indonesia dan luar negeri.

Pusat Riset Lapangan: PTAR telah mendirikan stasiun riset orangutan serta laboratorium khusus di dalam area tambang untuk mendukung kegiatan riset berbasis bukti (evidence-based conservation) di ekosistem Batang Toru.

Sesi "Beyond Extraction", yang juga menghadirkan sejumlah perusahaan produksi besar Indonesia, menyoroti potensi lanskap industri untuk berfungsi sebagai refugia penting bagi spesies langka.

PTAR menegaskan posisinya sebagai pelopor pertambangan yang berdampak positif terhadap alam (nature-positive mining), dengan menunjukkan perencanaan strategis, pengelolaan lahan yang dedikatif, serta kolaborasi ilmiah mampu menjadikan sektor pertambangan sebagai mitra penting dalam membalikkan tren hilangnya keanekaragaman hayati.

"Kami berharap para sahabat konservasionis dan biolog melihat kami sebagai sekutu, mungkin bukan sekutu alami, tetapi sekutu strategis," tutup Ruli Tanio. (*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
beritaTerkait
PWI Kerjasama Tambang Emas Martabe Gelar UKW di Padangsidimpuan
15 Hektare Hutan Konservasi di Riau Terbakar
KLHK Ajak Masyarakat Dukung Konservasi Alam Lewat Ekowisata
PT Pertamina Serahkan CSR untuk Konservasi Gajah dan Hutan Tanaman Macadamia di Aek Nauli
PLN Sediakan Suplai 30,1 MVA Listrik untuk PT Agincourt Resources
Komunitas Konservasi Prihatin, Hutan di Pulau Sumatera Tersisa 11 Juta Hektare
komentar
beritaTerbaru