Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 27 September 2025

Selain Sawit, Harga Karet di Labusel Kian Anjlok Rp 3.000 per Kilogram

- Selasa, 04 Agustus 2015 19:58 WIB
1.487 view
Selain Sawit, Harga Karet di Labusel Kian Anjlok Rp 3.000 per Kilogram
Kotapinang (SIB)- Selain petani dan pengusaha kelapa sawit di sejumlah desa Kecamatan Torgamba dan Sei Kanan Labuhanbatu Selatan kebingunggan akibat harga Tandan Buah Sawit (TBS)  turun hingga ke level terendah,  tidak sedikit petani karet di daerah terbesar penghasil sawit dan karet ini galau karena harga jual getah dari Rp 5.000 menurun menjadi Rp 3.000 per kilogram.

"Harga getah karet sekarang ini kian anjlok. Minggu lalu masih Rp 5.000 per kilogram, sekarang sudah Rp 3.000 per kilogramnya " ujar Wak Tunun Nasution (60), salah seorang petani karet asal Kecamatan Silangkitang Labusel pada SIB, Senin (3/8) di RM Nusantara Jalan Jenderal Sudirman Kotapinang.

Ia mengatakan, selain harga TBS saat ini turun tajam hingga ke level terendah Rp 500-700 per kilogram, juga tidak sedikit petani karet di daerah perkebunan sawit dan karet Labuhanbatu Selatan "prihatin" akibat turunnya harga hingga mempengaruhi ekonomi keluarga. Apalagi saat ini kebutuhan rumah tangga petani sangat banyak, misalnya biaya keperluan anak sekolah dan biaya hidup lainnya. Sementara harga getah saat ini kian hari turun dan membuat banyak petani karet di daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan semakin terpukul.

" Selaku petani karet dan sawit saat ini sangat terpukul dengan harga jual hingga ke level terendah. Padahal keperluan sekolah  anak maupun kebutuhan hidup sangat mendesak  " ungkapnya.

Sama halnya diterangkan Ir H Hefrin Harahap mantan anggota DPRD Labuhanbatu , dunia pertanian tanaman sawit dan karet belakangan ini tidak lagi hal yang sangat dibanggakan karena faktor harga tandan buah sawit dan karet sudah tidak berpihak lagi kepada petani.

"Sepuluh tahun yang silam harga sawit mencapai Rp 2.100 per kilogram dan karet Rp 17.000 per kilogram yang membuat kehidupan petani sawit dan karet jaya dan masyarakat pun berlomba-lomba mencari lahan untuk ditanami sawit dan karet. Kini kehidupan petani karet dan sawit khususnya di daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan sudah semakin terpuruk bahkan tidak sedikit petani maupun pengusaha lainnya berencana beralih ke pekerjaan lain atau hampir tidak memikirkan lagi kebun sawit dan karetnya. Bila pihak pemerintah tidak cepat tanggap, petani karet dan sawit bakal semakin terpuruk", ujar Hefrin.

Terpisah, salah seorang toke getah karet asal Kecamatan Silangkitang Labusel, Masno mengakui penurunan harga getah sudah terjadi sejak tiga bulan lalu. Namun saat dipertanyakan SIB, apa penyebab harga getah karet kian anjlok, Masno tidak bisa memastikan apa yang menjadi alasannya.

" Mengenai menurunnya harga jual getah karet pastinya saya tidak tahu apa alasannya. Yang pasti harga karet dari awal Juni lalu di seluruh Kecamatan Labuhanbatu Selatan hampir sama menurun " pungkasnya.

Masno juga tidak membantah sudah banyak masyarakat petani karet berencana mengganti tanaman karet ke tanaman muda seperti tanaman padi, jagung dan sayur-sayuran lainnya yang diyakini bisa melanjutkan ekonomi petani maupun kebutuhan rumah tangga. (D15/c)
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru
Pemkab Karo Wujudkan UHC Prioritas

Pemkab Karo Wujudkan UHC Prioritas

Karo(harianSIB.com)adsensePemerintah Kabupaten Karo secara resmi mengumumkan pencapaian Universal Health Coverage (UHC) Prioritas, dengan