Terdakwa Narkotika Kabur ke Jambi karena Tuntutan Jaksa Cabjari Pancurbatu Terlalu Tinggi

Pancurbatu (SIB)- Terdakwa kasus narkotika yang dituntut 15 tahun penjara dan divonis 15 tahun dan denda Rp1 miliar serta subsider 6 bulan penjara, berinisial RG (35) mengaku nekat  kabur ke Jambi selama 4 bulan, karena tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) tersebut dianggapnya terlalu tinggi.

"Saya nekat melarikan diri akibat tuntutan yang dibuat jaksa penuntut umum terlalu tinggi," kata RG saat diwawancarai wartawan di Cabrutan Pancurbatu, Selasa (25/7) pasca ditangkap di tempat persembunyiannya di Jambi.

Awalnya, RG tidak ada niat untuk melarikan diri, namun pada saat itu JPU-nya Fahri Rahmadani SH menuntut dengan hukuman 15 tahun penjara denda Rp1 miliar dan subsider 6 bulan kurungan penjara, RG terkejut merasa tak percaya.

Usai persidangan, RG mengaku langsung terkulai lemas saat diboyong kembali ke dalam sel tahanan sementara di PN Negeri Lubukpakam yang bersidang di Pancurbatu.  Namun, saat menuju kedalam ruang Cabrutan, borgol yang melingkar di tangan RG terlepas saat digoyangkannya. Melihat pengikat tangannya bisa dilepas, langsung timbul niatnya  melarikan diri dengan melompati pagar disamping Rutan Pancurbatu setinggi setengah meter.

Meski dilakukan pengejaran oleh para petugas, warga Desa Kuta Tengah, Kecamatan Namorambe itu tidak  ditemukan, sebab dia bersembunyi di dalam gorong-gorong dan dibantu oleh warga. Begitu situasi mulai aman, RG langsung menumpang angkutan umum KPUM A97 menuju stasiun bus pengangkutan umum untuk berangkat ke Jambi.

RG juga mengatakan, saat melakukan pelarian, dia hanya mengantongi uang sebesar Rp120 ribu, dan sudah lima tahun berpisah dengan istrinya. "Aku hanya berjuang hidup untuk membahagiakan anakku yang sekarang duduk di bangku kelas 5 SD," ujarnya.

RG menceritakan selama dalam pelarian, hanya bekerja secara serabutan di Jambi untuk menyambung hidup. Rencananya, setelah mempunyai pekerjaan tetap, RG akan mengajak anaknya tinggal bersama di Jambi. (A17/c)