Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 22 September 2025

Batik Gorga Laris di Area Pameran Pesparawi Nasional di Pontianak

- Sabtu, 04 Agustus 2018 10:43 WIB
847 view
Batik Gorga Laris di Area Pameran Pesparawi Nasional di Pontianak
SIB/A11
FOTO BERSAMA : Ketua LPPD Kota Medan, Anton Panggabean SE MSi dan rombongan berfoto bersama Sekretaris LPPD Sumut Unggul Sitanggang saat berkunjung ke stand LPPD Sumut melihat Pameran UMKM Pesparawi Nasional di Kompleks Radakng, Pontianak, Kalbar, Kamis (
Pontianak (SIB) -Batik Gorga yang dipamerkan di stand LPPD Sumut di Pesparawi Nasional,  Pontianak banyak dibeli masyarakat Batak. Bahkan pembelinya bukan dari masyarakat Batak saja, tapi juga para peserta dari 34 Provinsi yang tampil di Pesparawi Nasional ini. "Menurut mereka corak gorganya menarik," kata penjaga stan LPPD Sumut Elisa Silitonga, yang juga salah satu pengerajin batik gorga di Medan, Jalan Setia Baru-Sei Agul Medan Barat kepada Ketua LPPD Kota Medan, Anton Panggabean SE MSi dan rombongan didampingi Sekretaris LPPD Sumut Unggul Sitanggang, saat berkunjung ke Pameran UMKM Pesparawi Nasional di Kompleks Radakng, Pontianak, Kalbar, Kamis (2/8).

Elisa menjelaskan, ciri khas Gorga  ada pada warnanya, yaitu merah, hitam, dan putih, yang biasa disebut dengan sitiga bolit. Sitiga artinya tiga, bolit artinya belitan atau jalinan. Ketiga warna tersebut memiliki makna tersendiri bagi kepercayaan Batak kuno.

Dikatakannya, merah melambangkan kekuatan, keberanian, dan simbol dunia tengah (bumi). Bumi disimbolkan dengan warna merah, karena merupakan tempat pertumpahan darah. Hitam perlambang kewibawaan, kepemimpinan, dan simbol dunia bawah (neraka/kegelapan); sedangkan putih perlambang kesucian, kebenaran, dan simbol dunia atas (surga). "Proses pembuatan batik ini sama dengan batik Jawa, yaitu cap maupun tulis. Batik Gorga ini berkembang cepat dan mendapat respons positif dari masyarakat, terkhusus Suku Batak," ujarnya.

Sementara Anton Panggabean mengatakan, kreativitas orang Batak ini patut diacungi jempol. Ulos, yang sakral dan terbatas untuk acara adat, diadaptasi hingga terlahir karya baru. Jika ulos tak dimodifikasi pada hal baru, maka bisa saja tergerus zaman dan akan semakin langka.

Anggota DPRD Medan dari F Demokrat ini juga mengajak masyarakat Batak untuk melestarikan  Batik Gorga. Kehadiran Batik Gorga ini akan menjaga budaya Batak tetap eksis, karena penggunaannya yang lebih kasual, meski motifnya seperti ulos. Masyarakat pun bisa memakainya untuk bekerja, beribadah, atau ke acara-acara resmi. "Produk ini pun sudah tersebar, sehingga tak hanya masyarakat Batak yang bisa mengenakannya, tetapi seluruh Indonesia. Bisa dibilang, Batik Gorga ini merupakan kebanggaan masyarakat Batak," katanya mengakhiri.(A11/c)
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru