Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 09 November 2025

Parpol Minta KPU Edukasi Rakyat untuk Bijak Memilih

- Senin, 15 Oktober 2018 13:48 WIB
389 view
Medan (SIB)- Partai politik (Parpol) minta Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengedukasi rakyat untuk bijak dalam memilih wakilnya. Bukan berarti mengarahkan tapi memastikan bahwa warga tidak bingung sehubungan dugaan rumitnya Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) yang digabung pada April 2019. Kekhawatiran itu disebabkan ada 5 kertas suara yang peruntukannya beda-beda.

Demikian simpulan dalam diskusi on air di Lite FM Sabtu (13/10). Diskusi dipandu broadcast senior Pieter Manoppo dengan pembicara Ketua Partai Berkarya Sumut Rajamin Sirait SE MA, anggota DPR RI Irmadi Lubis dan Edwin P Situmorang dari Partai NasDem.

Selain rumit, ada pengalaman ketika interview pimpinan Parpol pada Caleg. Hasilnya tidak sedikit calon wakil rakyat di DPR tidak tahu makna hakiki menjadi anggota dewan terhormat. Ironisnya, ada yang menyeratakan menjadi anggota legislatif seperti mencari kerja. "Jadi bingung kuadrat. Konstituen kemungkinan bingung memilih dan Caleg bingung tujuannya menjadi anggota legislatif. "Maka jangan heran bila dalam perjalanannya anggota legislatif jadi 'pasien' KPK dan persoalan negatif lain!" kata Rajamin.

Ia memastikan, tak sedikit pemilik hak pilih bingung dengan Pilpres - Pileg 2018. "Sampai medio Oktober, belum ada edukasi masif  kepada publik tentang 5 kertas suara dan yang mana diperuntukkan untuk siapa. Saya harus jujur, banyak Caleg pun tak tahu itu," tambah Caleg DPR RI dari Dapil Sumut 1 tersebut. 
Namun, lanjutnya, karena sudah menjadi undang-undang sebagai kata ganti keharusan, maka Parpol, Caleg dan KPU wajib bersinerji untuk mencerdaskan masyarakat. "Minimal, dengan sinerjitas itu semangat publik untuk berpartipasi dalam pesta demokrasi meningkat," simpul Sirait.

Hal serupa diutarakan Irmadi Lubis. Dalam sejumlah kunjungan ke konstituen, pihaknya menemukan pertanyaan dari publik yang mengindikasikan ketidaktahuan pada apa yang dilakukan di pesta demokrasi 2019. "Tahunya, cuma memilih titik. Tidak tahu bagaimana cara terbaik hingga kertas suara tidak rusak dengan memilih yang benar," tambah Irmadi.

Edwin P Situmorang mengatakan temuan serupa tapi dengan kondisi itu membuatnya semakin giat mengedukasi warga. "Bila memang 'rumit' tantangan Parpol dan Caleg untuk menjelaskan dan membantu calon pemilih," ujarnya sambil menunjuk bahwa kerja anggota legislatif adalah pengawasan maka mengawali pengabdian dengan mengedukasi.

Terpisah, Komisioner KPU Medan Pandapotan Tamba mengatakan, keluhan rumit memang didengar pihaknya tapi di sanalah harus menjelaskan pada pemilih agar tidak menjadi halangan untuk berpartisipasi dalam memilih.

Sejumlah pendengar Lite FM menyampaikan ragam pertanyaan kritis. Oleh Pieter Manoppo dijelaskan, menjadi pemilih yang cerdas adalah proaktif mencari tahu posisi dan tanggung jawab sebagai warga negara. Misalnya, melihat nama di DPT hingga mengikuti edukasi-edukasi yang dilakukan KPU maupun oleh Caleg. "Tetapi, yang terpenting, publik atau konstituen jangan berpartisipasi karena transaksi," tutup penyiar yang mengantungi sejumlah penghargaan regional dan internasional tersebut. (R10/f)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru