Jumat, 11 Oktober 2024

Hasil E-PPGBM Hingga November, Prevalensi Stunting Sumut 5,4 Persen

Redaksi - Rabu, 30 November 2022 17:26 WIB
500 view
Hasil E-PPGBM Hingga November, Prevalensi Stunting Sumut 5,4 Persen
Foto: harianSIB.com/Leo Bukit
DISKUSI: Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sumut Hery Valona Ambarita, pada diskusi publik dengan Forwakes Sumut, di Medan, Rabu (30/11/2022). 

Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Dinkes Sumut) terus melakukan sosialisasi kepada seluruh kabupaten/kota terkait penggunaa aplikasi e-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) dari Kemkes RI.

Melalui aplikasi ini, Dinkes Sumut hingga November 2022 telah melakukan pemeriksaan kesehatan kepada 899.866 balita atau 69 persen dari proyeksi 1.346.655 balita dan data riil dari kabupaten/kota 1.118.529 balita. Dari jumlah tersebut, didapati prevalensi stunting hanya 5,4 persen.

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sumut, Hery Valona Ambarita, usai diskusi publik dengan Forum Wartawan Kesehatan (Forwakes) Sumut, di Medan, Rabu (30/11/2022).

Menurutnya, aplikasi ini e-PPGBM cukup akurat dibandingkan survei.

“Aplikasi ini lebih akurat, data yang dikeluarkan sesuai dengan yang sudah dilakukan karena saat balita ditimbang langsung dimasukkan datanya, sementara itu kabupaten/kota beberapa tidak menerima data hasil survei bahkan mereka melakukan penimbangan ulang dan memang tak sesuai. Jadi apabila saya ditanya apakah benar angka prevalansi stunting Sumut 25,8 persen saya tidak bisa menjawab,” ujarnya.

Selain itu, tambahnya, dengan e-PPGBM kebutuhan intervensi dalam penguatan surveilans gizi melalui kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG) dapat dilakukan by name by address.

“Dengan data ini pemerintah dapat lebih mudah mengamati permasalahan gizi di daerahnya untuk selanjutnya merumuskan langkah ataupun intervensi apa yang akan diambil,” katanya.

Sementara itu, pihaknya juga terus melakukan upaya percepatan penurunan stunting diantaranya melakukan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan, pertemun lintas sektor hingga memberikan biskuit kelor, pemberian makanan tambahan untuk balita stunting, gizi kurang dan ibu hamil kekurangan energi protein. (*)






Editor
:
SHARE:
komentar
beritaTerbaru