Medan
(harianSIB.com)Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (
Kesbangpol) Provinsi
Sumatera Utara (Prov) SU, Sabtu (18/1), mengadakan penyuluhan pengenalan dan sosialisasi
kesadaran mencegah peredaran gelap Narkoba dan meningkatkan peran serta publik pada upaya pencegahannya di Aula Ir Farhan Tanjung MSTr Lantai II Kantor Dishub Sumut. Kali ini dengan audiens
keluarga besar Maluku Satu Rasa (M1R) Salam Sarane (SS) SU - Aceh dan organisasi Maluku SU - Aceh.
Kaban
Kesbangpol Prov SU, Hendra Dermawan, yang membuka kegiatan mengatakan, acara dimaksudkan agar seluruh tumpah darah Indonesia khususnya generasi muda mengenal untuk menjauhi Narkoba. "Minimal, dengan mengenal, dapat menyeterilkan diri. Syukur-syukur menjadi agen pembaharuan dan motor menekan peredaran ilegal zat haram itu," ujarnya diwakili Harry SSTp MSc, Kabid Kesosbud Agama dan Ormas
Kesbangpol SU.
Sesepuh warga Maluku dan Penasihat M1R SS Hj Ida Lating mengatakan, masif sekali peredaran gelap Narkoba hingga membuat pribadi-pribadi (kadang) terjebak sebagai konsumen sebab tidak tahu (apa itu) benda dimaksud. "Kadang orang tahu dan bilang 'si putih' serta entah apalah," ujar tokoh perempuan tersebut.
Ketua Panitia Kegiatan Anna Maria Kaban - Haurissa mengatakan, kegiatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang bahaya narkoba serta mendukung program Pencegahan Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dan juga sebagai organisasi yang bersih dan terbebas dari penyalahgunaa narkotika. "Antusias warga Maluku sangat tinggi. Panitia atas saran Ketua M1R SS SU Stenly Victor Harury dan Sekretaris Usi Ani (maksudnya Rochani Litiloly ST MT) terpaksa penutup pendaftaran," sambungnya didampingi Bendahara Hetty deFretes.
Pada kegiatan tersebut ada dua pemateri yakni AKBP Denny SH dari Satres Narkoba Polda Sumut; Koordinator Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumut, Soritua Sihombing dengan moderator Dr Zulkarnain Taib dari Universitas Dharmawangsa Medan.
AKBP Denny SH mengatakan, untuk memberantas peredaran Narkoba bukan persoalan aparat hukum tapi semua orang sebab (bukan mustahil) orang-orang terdekat juga kena. "Saya punya kasus miris. Teman dekat jadi pemakai bahkan candu, yang semula tidak saya ketahui. Setelah tahu, saya yang melaporkannya," ujarnya. "Itu saya lakukan karena saya sayang. Makanya, siapa yang sayang keluarga, laporkanlah bila melihat ada gejala orang-orang dikasihinya terpapar. Apalagi sudah diketahui, kena!" simpulnya.
Hal serupa diutarakan Soritua Sihombing. Penyuluh Narkoba yang (dulu) menyandang jabatan Ahli Madya BNNP Sumut itu mengatakan, 'regenerasi' konsumen dan 'peretail' Narkoba begitu masif. "'Narkoba tetap ancaman utama milenial sebab 'penetrasi' dengan gaya baru. Anak saya 5 yang semuanya Gen-Z. Model komunikasinya, beda tapi tetap harus diselidiki. Jangan sampai terpapar apalagi sudah candu," ujarnya.
Meski miris, ia mengemukakan, orang candu Narkoba suka 'bersih-bersih' yakni suka 'memersikan' barang dari rumah. "Yang kecanduan itu mengambil barang hingga rumahnya bersih sebab barangnya dijual," sebutnya.
Ia mengutarakan masalah Narkoba adalah soal kemanusiaan tapi jangan pula 'jauhi pemakai dekati bandarnya' yang sama artinya asas manfaat. "Saya yakin warga Maluku tidak demikian," tutupnya.
Stenly Victor Harury berterima kasih sebab Dinas Perhubungan Sumut memberi izin pemakaian aula dengan fasilitas nyaman hingga kegiatan seharian diikuti seksama. "Kegiatan mengambil tema Kuatkan Tekad Jauhkan Narkoba Demi Keluarga dan Negeri sebagai bentuk komitmen ikut meredakan peredaran gelap Narkoba," tegasnya.
Kegiatan yang disesaki generasi muda mendapat banyak tanggapan dengan pertanyaan kritis. Mulai dari Agustinus Soselisa, Rizky Alfian Manthey, Novi, Melinda dan Fani. Kegiatan diisi dengan jamuan dan pergelaran seni Maluku. (**)