Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 08 Desember 2025
Ketua F-PD DPRD Medan Herri Zulkarnaen Hutajulu

Banyak Makanan Berbahan Bahaya Beredar, Tindakan BBPOM dan Dinkes Dipertanyakan

- Senin, 01 Juni 2015 10:12 WIB
551 view
Banyak Makanan Berbahan Bahaya Beredar, Tindakan BBPOM dan Dinkes Dipertanyakan
Medan (SIB)- Indonesia sudah dikepung makanan beracun, tidak hanya beras plastik semuanya sudah serba plastik dan mematikan manusia yang mengonsumsinya. Di Medan Sunggal telah ditemukan dugaan beras plastik, di sejumlah tempat juga kerap didapatkan jajanan gorengan di jalanan dicampur plastik, donat dicampur lilin, bakso, mie, tahu serta ikan berformalin.

“Plastik dimasukkan ke dalam minyak panas, lalu dimasukkan gorengan seperti pisang, ubi, tempe, tahu dan yang lainnya agar garing. Begitu juga ada temuan penganan donat sebelum digoreng lilin dimasukkan dalam wajan berisi minyak panas, mie, bakso, tahu, tempe  dicampur formalin dan boraks agar awet,” ucap Ketua Fraksi P Demkorat DPRD Kota Medan Drs Herri Zulkarnaen  Hutajulu, MSi kepada wartawan, Kamis (28/5).

Persoalan makanan berpengawet dan menggunakan bahan-bahan berbahaya sudah lama terjadi tapi tidak ada tindakan tegas dari lembaga terkait seperti BBPOM Medan, Dinas Kesehatan, Disperindag dan kepolisian. Kalaupun ada temuan tapi tidak ditindaklanjuti sehingga praktik pembuatan makanan bercampur pengawet terus berlangsung. Secara kasat mata jajanan anak-anak sekolah mengandung zat pewarna tapi petugas tidak ada yang turun ke lapangan. Akibatnya setiap hari anak-anak mengonsumsi makanan berzat kimia.

“Belum pernah ada kita dengar tindakan tegas dari pihak BBPOM, Disperindag dan kepolisian terhadap temuan usaha-usaha yang memproduksi makanan mengandung pengawet. Seharusnya BBPOM secara rutin melakukan pengawasan restoran-restoran pinggiran sampai menengah ke atas, karena semua bahan pengawet tersebut berpotensi menyebabkan penyakit kanker,” ungkapnya.

Menurut anggota Komisi C  ini, kalaupun di Medan beras plastik masih merupakan dugaan tapi persoalan bukan beras saja. Sebelum mencuatnya beras sintetis ini, makanan berformalin, boraks dan pewarna tekstil sudah merebak di Kota Medan. Melihat kondisi seperti ini sudah seharusnya penegak hukum bekerja keras, melakukan temuan-temuan, apalagi BBPOM yang memiliki laboratorium menguji kandungan makanan.

Herri berharap semua lembaga yang berkaitan dengan pengawasan makanan kompak, kalau ada temuan yang berbeda harus duduk bersama untuk sama-sama melakukan penelitian ulang. Bahkan setiap hari petugas BBPOM dan Dinkes harus melakukan pemantauan terhadap industri-industri makanan, sebelum persoalan muncul.

“Kita harus sadar kenapa penyakit semakin berkembang, dahulu penyakit kanker hanya diderita orang-orang tertentu dan yang memiliki hidup mewah. Tapi sekarang warga kurang mampu sudah banyak yang terkena kanker, itu karena faktor makanan yang mengandung pengawet tapi bebas dipasarkan.

Masyarakat tidak tahu kalau makanan itu tidak layak konsumsi, harus ada pihak terkait menunjukkan bahwa makanan itu tidak aman,” paparnya. (A12/c)


SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru