Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 02 November 2025

RPH HKBP : Ketika Bertemu dengan Kritik dan Sudut Pandang (Sebuah Catatan Konstruktif Jemaat)

Oleh : Ronald Naibaho
Redaksi - Jumat, 31 Oktober 2025 15:01 WIB
1.073 view
RPH HKBP : Ketika Bertemu dengan  Kritik dan  Sudut Pandang (Sebuah Catatan Konstruktif Jemaat)
Ist/SNN
Ronald Naibaho

Pertemuan Kritik Dan Sudut Pandang

Secara keseluruhan berdasarkan agenda rapat, RPH tersebut menjadi momen yang sangat berharga bagi para pelayan pendeta utamanya para pemimpin jemaat, resort, distrik dan pimpinan puncak HKBP. Selain karena memiliki tanggungjawab tohonan juga karena bertanggung jawab untuk menggerakkan dan membangun relasi antara parhalado, dewan dan seksi dalam sebuah gereja yang terkadang krusial. Dalam hal pertukaran pengalaman, pengetahuan, pengembangan kepemimpinan, maupun penguatan silaturahmi dan kebersamaan juga dapat dijadikan sebagai bahan refleksi. Apakah sudah patut dan sesuai dengan beban kinerja? Apakah program yang dilakukan sudah berhasil menaikkan tingkat partisipasi jemaat?

Agenda persidangan RPH tahun 2025 dan Sidang kelompok adalah forum bergengsi dan forum intelektual. Peserta RPH ini adalah pendeta-pendeta HKBP yang telah mendapat tahbisan dari Tuhan melalui Ephorus HKBP dan memiliki strata pendidikan sarjana (S1) maupun pasca sarjana (S2) dan (S3).

Dengan demikian forum ini diharapkan berlangsung argumentatif dan dialog yang dilandasi penalaran logis. Dan untuk menjadi perhatian panitia bahwa RPH ini, baik sidang pleno dan kelompok sebaiknya dilengkapi dengan fasilitas dan tempat persidangan yang representatif dengan suasana yang membuat peserta merasa penting untuk hadir dan berperan secara maksimal.

Baca Juga:

Pemahaman setiap peserta RPH yang telah dibekali dengan orientasi dan sebelumnya telah melakukan rapat pendeta di setiap distrik seharusnya telah memiliki kecukupan argumentasi. Masing-masing sidang kelompok akan terdokumentasi, pendapat dan argumentasi yang berbobot dan cerdas. Dalam hal pemikiran setiap peserta didalam sidang kelompok diharapkan melahirkan keputusan – keputusan yang membawa pengertian dan pencerahan bagi jemaat. Sehingga HKBP dengan tingkat pendidikan dan SDM yang berbeda-beda dapat diberikan pemahaman yang seragam. HKBP adalah gereja dan tubuh Kristus yang dipanggil keluar. Saat ini, bahwa pemahaman jemaat semakin kritis dan terus berkembang sehingga harus diimbangi oleh pemahaman pelayan, baik pendeta dan sintua yang up to date. Kemampuan dan pemahaman pelayan tidak boleh tertinggal dari jemaat. Dengan kondisi jaman serta perkembangan teknologi yang serba cepat berubah seluruh pelayan HKBP tidak bisa tidak ber akar pada Kristus.

Semua sidang pleno dan sidang kelompok adalah penting tetapi yang tak kalah penting adalah sidang yang membahas tentang eklesiologi HKBP. Pembahasan teologis yang berhubungan dengan akan berdampaknya pemahaman jemaat termasuk parhalado terhadap jati diri HKBP. Sebagai pelaku firman Tuhan dengan tritugas gereja maka perihal pemahaman eklesiologi HKBP setiap pelayan, akan sangat mempengaruhi keaktifan dan kehidupan jemaat dalam gereja. Jika selama ini dalam tata ibadah maupun kegiatan-kegiatan gereja bahwa pemahaman jemaat tentang HKBP belum diperlengkapi oleh pelayan pendeta dan parhalado. Ada kesan bahwa jika jemaat semakin memahami apa dan bagaimana HKBP maka akan memberikan ruang terbuka bagi kritik kepada pelayan pendeta. Jika jemaat semakin memahami aturan peraturan HKBP maka akan membuka tabir praktik-praktik pelayanan pendeta dan parhalado yang kurang baik. Jika dilakukan evaluasi terhadap tingkat partisipasi jemaat maka yang terlihat adalah kualitas pelayanan pendeta. Sehingga perihal mengkritik dan memberi saran kepada pendeta selama ini adalah perilaku jemaat yang kurang diterima. Hal ini sebenarnya tergantung kepada kemauan pelayan menerima kritik dan sudut pandang yang berbeda.

Pembahasan dalam sidang kelompok tentang isu-isu teologis adalah pembahasan tentang kritik dan sudut pandang terhadap pelayanan gereja yang mengalami tantangan baik dari internal maupun eksternal. Secara internal, sudah saatnya HKBP membuka catatan seperti apa pelayanan setiap pimpinan jemaat dan pimpinan resort termasuk memberikan penilaian. Bahwa fungsi lembaga Komisi Pengembangan Sumber Daya Pelayan (KPSDP) sebagai lembaga yang memberi rekomendasi penempatan dan mutasi pelayan harus menjadi pertimbangan. Didalam pembahasan sidang kelompok sebenarnya harus dibuka data tingkat partisipasi setiap distrik dan diberikan kesempatan membicarakannya. Sehingga hasil keputusan rapat pendeta setiap distrik memperoleh kritik dan saran. Pada sidang kelompok ini harus diperjelas target sentralisasi dan bentuk program yang akan dilakukan untuk mencapainya. Jika dengan sedemikian rupa, sidang kelompok ini dipersiapkan oleh panitia RPH dengan data dan dokumen yang tersusun rapi per distrik sebagaimana yang telah diputuskan dan ditembuskan ke pimpinan HKBP tentu akan mempermudah proses persidangan sidang kelompok. Manakala ada yang tak sesuai dengan kritik dan saran dengan serta merta dapat direspon oleh peserta dari distrik yang lain. Dengan demikian pada setiap persidangan kelompok, diharapkan akan ditemukan pembahasan yang komprehensif dan menjawab permasalahan.

Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Pdt Dr Hulman Sinaga Terpilih Jadi KRP HKBP
Pemilihan Ketua Rapat Pendeta HKBP Masuk Putaran Kedua, Tiga Nama Maju
Seribuan Masyarakat “Aliansi Masyarakat Bersatu” Dukung TPL
Ephorus Kembali Serukan Penutupan TPL
Rapat Pendeta Hatopan : Sebuah Milestone vs Reuni Faksi
Dr RE Nainggolan Lantik Pengurus Majelis Pendidikan Kristen Korda Regional Aceh
komentar
beritaTerbaru