Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 23 Desember 2025

Sawit dan Air Mata Tapanuli: Menghidupkan Kembali Peringatan MH Manullang

Oleh: Tonggo Robby Pardede
Redaksi - Selasa, 23 Desember 2025 09:30 WIB
323 view
Sawit dan Air Mata Tapanuli: Menghidupkan Kembali Peringatan MH Manullang
(Foto Dok/Pribadi)
Tonggo Robby Pardede

Spiritualitas Tanah dan Etika Ekologi

Melalui Hatopan Kristen Batak (HKB), Manullang mengajukan tesis yang radikal pada zamannya, iman Kristen harus berpihak pada perlindungan tanah rakyat. Ia menolak dikotomi yang memisahkan agama dari urusan "duniawi" seperti agraria.

Hari ini, gagasan Manullang menjadi landasan etis yang kuat di tengah krisis iklim. Melawan perusakan lingkungan bukan lagi sekadar soal teknis mitigasi bencana, tetapi persoalan moral.

Ketika ekspansi sawit merusak hutan tangkapan air dan memicu banjir yang menenggelamkan desa-desa, itu bukan sekadar masalah perizinan administratif. Itu adalah pelanggaran terhadap keadilan antargenerasi dan dosa ekologis.

Sawit sebagai Wajah Baru Kolonialisme

Narasi yang kerap didengungkan adalah bahwa sawit merupakan tulang punggung ekonomi nasional. Argumen ini sejatinya mengulang logika kolonial usang: pengorbanan wilayah demi pertumbuhan ekonomi makro. Bedanya, jika dulu pelakunya adalah pemerintah Hindia Belanda, kini aktornya adalah negara dan korporasi bangsa sendiri.

Di banyak wilayah, termasuk di Sumatera dan Kalimantan, sawit hadir dengan menggusur tanah adat, meminggirkan petani lokal, dan memperparah risiko bencana. Polanya persis seperti yang ditentang mati-matian oleh Manullang: rakyat menjadi buruh atau korban di tanah leluhurnya sendiri, sementara keuntungan mengalir deras ke pusat kekuasaan dan pemilik modal.

Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
beritaTerkait
RI Bidik Investasi Kelapa Sawit dan Wisata di Kepulauan Solomon
Harga Sawit ke Titik Terendah, Petani Minta Genjot Produksi Biodiesel
Lagu Tradisi Tapanuli Diiringi Perkusi Toraja
Kementan Optimistis Peremajaan Lahan Sawit Rampung Tahun Ini
Bunga Bangkai Mekar di Ladang Sawit, Hebohkan Warga Labura dan Rantauprapat
Krisis Ekonomi di LN, Harga Kelapa Sawit di Indonesia Anjlok
komentar
beritaTerbaru