Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 07 Desember 2025
Angkutan Bus Dicueki, Kereta Api Paling Diminati

Pemudik Lebaran Naik, Maskapai Malah Tekor

- Rabu, 06 Agustus 2014 13:53 WIB
286 view
Pemudik Lebaran Naik, Maskapai Malah Tekor
Pengguna-  jasa angkutan kereta api dan pesawat pada musim Lebaran tahun ini mengalami peningkatan paling signifikan. Sementara, jumlah pengguna bus stagnan.

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Ignasius Jonan mengungkapkan, dari 18 Juli (H-10) hari raya Idul Fitri hingga 3 Agustus (H+5) jumlah penumpang kereta api mencapai 3.979.851 orang. “Jumlah itu sudah hampir mencapai empat juta penumpang,” jelas Jonan kepada detikFinance.

Jumlah tersebut naik 19 persen bila dibandingkan pada periode Lebaran tahun lalu, yang mencapai 3.344.456 orang.

Jonan melihat, arus mudik pasca libur Idul Fitri masih tinggi.

 Terutama untuk tujuan Yogyakarta dan Surabaya.

Dia memprediksi, setidaknya masih ada 1,2 juta penumpang yang akan pulang kampung pada 6-10 Agustus 2014. Sebelumnya, pihak KAI menginformasikan, mulai 6 Januari 2014, harga tiket yang dijual lebih mahal dari harga tiket Lebaran.

 Karena kereta tambahan yang dijalankan PT KAI merupakan kereta komersial, atau tidak dapat subsidi (Public Service Obligation/PSO).

Sementara itu, Asosiasi Perusahaan Penerbangan Indonesia (INACA) mencatat pengguna jasa angkutan penerbangan selama musim mudik mengalami peningkatan delapan persen. Hanya saja, menurut Sekretaris Jenderal INACA Teuku Burhanuddin, peningkatan jumlah penumpang tersebut tidak membawa keuntungan signifikan bagi maskapai nasional. Karena, harga avtur tinggi dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS lemah.

“Saat mudik memang semua kursi terisi penuh, tetapi saat kembali pesawat kosong. Sementara kita kan harus mengisi bahan bakar,” ungkapnya.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pemudik yang menggunakan pesawat tercatat 2.444.613 orang.

Jumlah itu naik 6,15 persen bila dibandingkan dengan periode tahun lalu yang mencapai 2.303.059 penumpang.

Teuku mengakui, peningkatan jumlah penumpang memberikan sedikit kenaikan pendapatan. Meski nilainya tidak sebanding.

 â€œMusim Lebaran hanya seminggu. Sementara kita sudah terbebani kenaikan biaya operasional akibat pelemahan kurs dan mahalnya harga avtur sudah sejak dua tahun lalu,” keluhnya.

Berbeda dengan kereta dan pesawat, pemudik yang menggunakan jasa angkutan bus justru tidak mengalami peningkatan.

“Berdasarkan data laporan terakhirnya yang saya terima, tahun ini tidak ada kenaikan jumlah pemudik (menggunakan bus) yang signifikan. Jumlahnya stagnan,” kata Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Organisasi Angkutan Darat (Organda) da Eka Sari Lorena Surbakti.
Eka mengaku, tidak kaget dengan tidak adanya peningkatan tersebut. Dia menilai, minimnya jumlah penumpang menggunakan bus pada musim mudik karena banyak masyarkat yang sudah melakukan perjalanan ke kampung halaman sebelum H-14.
Eka menuturkan, pada lebaran tahun ini, beban biaya operasional layanan transportasi mengalami peningkatan akibat amblasnya jembatan Comal di Jawa Tengah. Menurutnya, kerusakan jembatan itu menimbulkan kemacetan sehingga membuat biaya operasional membengkak.

Untuk pemudik menggunakan jasa angkutan laut belum diketahui jumlahnya. Hanya saja berdasarkan catatan Kemenhub menunjukkan indikasi peningkatan. Misalnya, pada H-7 jumlah pengguna jasa transportasi laut hanya 49.138 orang. H-6 naik 55.124, kemudian H-5 naik menjadi 58.704, H-4 melonjak 64.925 dan pada H-3 mencapai 53.440.

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Danang Baskoro mengungkapkan, pada tahun ini pihaknya melayani 3 juta pemudik yang menyeberang pada pelabuhan utama di Pulau Jawa, Bali hingga Sumatera.

Dia mengklaim layanan angkutan laut tahun ini lebih baik.

“Sekarang angkutan laut itu lebih bagus dari darat. Copet dan penumpang pingsan nggak ada,” ‘kata Danang. (RM/i)
SHARE:
komentar
beritaTerbaru