Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 03 November 2025

Pantang Menyerah!

Redaksi - Jumat, 29 Januari 2021 10:54 WIB
648 view
Pantang Menyerah!
Internet
Ilustrasi
Sejumlah sinyal menunjukkan ekonomi Indonesia mulai pulih dari hantaman pandemi Covid-19. Hal ini dibeberkan Presiden Jokowi, Rabu (27/1) di Jakarta.

Sinyal pertama, katanya, terlihat dari Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur yang pada Desember 2020 berada di level 51,3. Menunjukkan industri mulai ekspansi. Kemudian, Indeks Kepercayaan Konsumen pada Desember 2020 angkanya sebesar 96,5. Itu meningkat dari November 2020 di angka 92.

Di sisi ekspor juga datanya menunjukkan perbaikan. Sumbangan ekspor, terutama ekspor nikel dan tembaga meningkat signifikan, yang merupakan komoditas potensial untuk pengembangan industri lithium baterai. Sentimen positif juga tampak dari pasar keuangan, baik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Kabar baik pemulihan ekonomi nasional ini sebagai berita positif dan penyemangat supaya kita tidak larut dalam kedukaan, ketika kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia sudah menembus angka satu juta kemarin.

Selama ini pemerintah berada dalam posisi sulit dan bingung dalam mengambil kebijakan. Ibarat makan buah simalakama. Bila melakukan pembatasan ketat (lockdown) ekonomi bakal tak bergerak, terpuruk bahkan bisa lumpuh. Namun bila lebih mengutaman sektor ekonomi tanpa pembatasan, kondisi kesehatan masyarakat yang justru bisa hancur. Korban jiwa bisa tak terkendali.

Dengan berbagai upaya dilakukan pemerintah agar bisa mengendalikan pandemi, sekaligus mencari cara agar ekonomi tidak terlalu terpuruk dan bisa pulih kembali dengan cepat. Banyak program pumulihan ekonomi dibuat yang tak terlepas dari peran Menkeu Sri Mulyani. Sementara di sektor kesehatan tak kalah gencarnya dengan sosialisi prokes secara terus menerus. Dan usaha yang paling signifikan saat ini vaksinasi nasional sedang berjalan.

Kerja keras ini pun bukan tanpa hambatan. Selain kendala teknis, banyaknya kritik keras masyarakat sangat mempengaruhi pengambilan kebijakan. Untungnya Presiden Jokowi konsisten bersikap dan tidak terlalu ambil pusing dengan ragam "celoteh" bahkan nyinyiran dari berbagai pihak yang tidak suka kepadanya.

Sinyal-sinyal baik ini juga harus dijaga dan ditingkatkan pemerintah agar harapan pemulihan ekonomi bisa menjadi kenyataan.
Seperti diketahui pada 2020, Indonesia resmi mengalami resesi karena dampak pandemi Covid-19. Pertumbuhan ekonomi melambat hingga di bawah 5 persen pada akhir tahun. Salah satu penyebabnya adalah peningkatan angka pengangguran dan penduduk miskin.

Pada periode Agustus 2020, data Badan Pusat Statistik menyebutkan, jumlah pengangguran meningkat 2,67 juta orang sehingga total angkatan kerja di Indonesia yang tak memiliki pekerjaan berjumlah 9,77 juta orang. Kondisi inilah yang sangat berat untuk menanggulanginya.

Dengan adanya pelaksanaan vaksinasi Covid-19, diyakini turut membawa harapan bahwa perekonomian pada 2021 akan lebih baik, seiring terkendalinya penyebaran virus corona. Sehingga semua pihak, khususnya masyarakat, harus berperan dalam mengakhiri pandemi sekaligus memulihkan ekonomi.

Masyarakat harus tetap melakukan prokes dengan ketat, bersabar untuk tidak berkerumun dan meminimalisir kegiatan. Kemudian bersemangat dan berjuang keras ikut melakukan kegiatan ekonomi produktif. Berikan kontribusi dengan berbagai cara dengan memanfaatkan lahan untuk bercocok rmtanam, memelihara ikan dan sebagainya.

Untuk memperbaiki keadaan, kita harus pantang menyerah, tetap semangat dan optimistis. Ketika orang nomor satu di negara kita optimis dan yakin, jangan pula warganya melempem dan tak yakin. Karena sebagian besar keberhasilan itu ditentukan oleh keyakinan. (***)

Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru