Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 03 November 2025

Imlek 2572, Persaudaraan Sejati

Redaksi - Kamis, 11 Februari 2021 10:18 WIB
446 view
Imlek 2572, Persaudaraan Sejati
Foto: ANTARA/Ardiansyah
Ilustrasi
Tahun Baru Imlek merupakan perayaan penting bagi masyarakat Tionghoa. Setiap tahun, momen ini dirayakan dengan ragam tradisi. Kali ini, perayaan Imlek 2572 Kongzili jatuh pada Jumat 12 Februari 2021. Di Indonesia, Tahun Baru Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional sejak 2003.

Penanggalan Imlek tidak berdasarkan kalender bulan dan tahun, melainkan dinomori dari pemerintahan Huangdi.
Perayaan Imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir pada tanggal ke-15 (Cap Go Meh).
Sebelum Dinasti Qin, tanggal permulaan Tahun Baru Imlek masih belum jelas.

Kemudian, kaisar pertama China, Qin Shi Huang menetapkan bahwa tahun Tionghoa berawal di bulan 10 pada 221 SM.
Hingga akhirnya pada 104 SM, Kaisar Wu (pemimpin Dinasti Han) menetapkan bulan 1 sebagai awal tahun, sampai sekarang.
Salah satu alasan penetapan tanggal itu karena melihat mayoritas masyarakat Tiongkok bekerja sebagai petani. Sehingga, perayaan Tahun Baru Imlek dapat dinikmati oleh semua orang di mana pun berada secara serentak.

Awalnya Imlek merupakan perayaan yang dilakukan para petani di Tiongkok untuk menyambut permulaan musim semi setiap tahun. Pada momen ini, mereka mengucapkan rasa syukur dan doa harapan agar mendapat rezeki berlimpah di tahun depan.

Mereka pun berkunjung ke makam para leluhur dengan membawa persembahan berupa makanan dan minuman.
Lalu sembahyang di tempat ibadah, berdoa pada dewa dan dewi, serta menjamu sejumlah kerabat dan tetangga.
Karena itulah, sampai saat ini Hari Raya Imlek identik dengan pertemuan semua anggota keluarga.

Seperti halnya perayaan dari agama dan budaya lain, Imlek dimanfaatkan untuk silaturahmi dan saling berbagi.
Perayaan Imlek pun diharapkan mampu memperkuat tali kasih keluarga untuk memulai lembaran kehidupan di tahun baru.
Sepanjang 1968-1999, Tahun Baru Imlek di Indonesia sempat dilarang dirayakan di tempat umum. Hal itu diperkuat dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 Tahun 1967. Dinyatakan bahwa rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto melarang segala hal berbau Tionghoa, termasuk Imlek.

Aturan tersebut kemudian dicabut setelah Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia ke-4.
Gus Dur memberikan kebebasan merayakan Imlek bagi semua masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia.
Melalui Keppres Nomor 19/2001, Imlek ditetapkan sebagai libur fakultatif (hanya berlaku bagi yang merayakan).

Barulah pada 2003, Tahun Baru Imlek resmi dimasukkan dalam daftar hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keppres Nomor 12 tahun 2014, menghapus istilah 'China' dan kembali ke istilah 'etnis Tionghoa'.

Keputusan itu dianggap penting demi menciptakan suasana bernegara yang bebas dari diskriminasi ras dan golongan.
Perayaan Tahun Baru Imlek kali ini pasti berbeda, karena saat ini dunia masih dilanda pandemi Covid-19.

Biasanya, jutaan orang yang merayakan Imlek akan melakukan dekorasi dan pesta yang didominasi dengan warna merah.
Orang-orang juga akan menggelar makan-makan bersama keluarga, kerabat dan dalam kondisi yang lengkap atau bahkan mewah.
Menu mi kuah biasanya jadi makanan tradisional pilihan karena mi dipercaya membawa keberuntungan.

Selain itu, orang-orang biasanya juga akan makan bersama dengan menu hotpot, yang mewakili reuni keluarga itu sendiri, berkumpul mengelilingi meja makan.

Orang-orang juga akan membersihkan rumah mereka sebelum Tahun Baru karena mereka percaya nasib buruk harus dibersihkan dari rumah.

Protokol kesehatan dengan jaga jarak sosial akan membuat Tahun Baru Imlek terasa sangat berbeda.
Banyak kota China di beberapa negara akan sangat sepi karena sebagian besar acara publik telah dibatalkan dan menjadi virtual untuk pertama kalinya. Begitu juga dengan di Indonesia, masyarakat Tionghoa sudah sepakat hanya melakukan ibadah dan kegiatan sosial.

Khusus di lingkungan keluarga, masih bisa berbagi hadiah dan memasak pesta untuk makan malam keluarga. Namun tidak dengan mereka yang perlu melakukan perjalanan demi berjumpa anggota keluarga lain. Pembatasan ini berdampak pada banyak industri, mulai dari maskapai penerbangan, kereta api, hotel dan restoran hingga toko-toko kecil yang menjual dekorasi untuk Tahun Kerbau 2021.

Kita yakin masyarakat Tionghoa sangat menyadari betapa pentingnya kesehatan, sehingga untuk kali ini rela tidak merayakan Imlek secara meriah. Keakraban dengan keluarga dan kerabat tetap bisa dijalin dengan komunikasi. Bahkan komunikasi batin dengan berbagi dan membantu masyarakat lain merupakan bentuk persaudaraan sejati. (***)

Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru