Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 03 November 2025

Valentine, Momen Menebar Kebaikan

Redaksi - Minggu, 14 Februari 2021 09:40 WIB
531 view
Valentine, Momen Menebar Kebaikan
(Foto: boredpanda)
Bapak ini memberikan sepatunya untuk dipakai oleh wanita tunawisma.
Hari Valentine, salah satu perayaan yang banyak dilakukan masyarakat dunia termasuk di Indonesia. Perayaan yang dilaksanakan pada setiap tanggal 14 Februari ini biasa disebut sebagai hari kasih sayang.

Hari Valentine umumnya dirayakan dengan orang-orang tercinta, menghabiskan waktu bersama dan bertukar hadiah ataupun mengirimkan kartu ucapan bernada ungkapan kasih sayang.

Biasanya euforia hari kasih sayang ini sangat terasa ketika bulan Februari tiba. Bahkan sebelum sampai hari H-nya, pusat perbelanjaan dan mal didominasi dengan hiasan bunga, pernak-pernik berwarna hati, diskon makan malam romantis, serta balon-balon yang menyemarakkan berbagai tempat. Selain itu Valentine juga tidak dapat terlepas dari coklat.

Sejarah Valentine, menurut legenda, datang dari seorang pendeta dari Roma bernama Valentine, yang memiliki akhir tragis. Legenda ini menceritakan Valentine dipukuli dan berakhir dipancung pada tanggal 14 Februari 278 Masehi. Bentuk eksekusi ini merupakan sebuah hukuman karena Pendeta Valentine dianggap menentang kebijakan seorang Kaisar bernama Claudius II.

Berdasarkan sejarah, Claudius II dikenal kejam setelah membuat Roma terlibat dalam berbagai pertempuran berdarah. Hal ini agar Roma selalu menang dalam peperangan. Sehingga sang Kaisar harus menunjukkan memiliki tentara yang kuat. Namun hal tersebut ternyata sulit untuk diwujudkan, karena menurut sang Kaisar, bala tentaranya enggan pergi ke medan perang karena terikat pada istri atau kekasih mereka. Untuk mengatasinya Claudius II melarang semua bentuk pernikahan serta pertunangan yang ada pada Roma.

Sayangnya Pendeta Valentine ini menentang kebijakan tersebut, ia berusaha secara diam-diam menikahkan pasangan muda.
Tindakan ini ketahuan dan pada akhirnya Pendeta Valentine ditahan serta dihukum, kemudian tubuhnya dipukul hingga dipancung. Hukuman ini menjadikan sebuah tanda sebagai peringatan atau perayaan yang dilakukan setiap tanggal 14 Februari.

Banyak lagi sejarah lain tentang Valentine, namun legenda di atas lebih banyak dipercaya. Karena legenda yang beredar menyebutkan bahwa Valentine meninggalkan catatan perpisahan untuk putri penjaga penjara yang menjadi temannya. Dengan tulisan 'From Your Valentine' ini menjadi popular dan banyak menginspirasi. Atas jasanya, Valentine dinobatkan sebagai orang suci hingga disebut sebagai Santo Valentine.

Terlepas dari banyaknya legenda terkait, Valentine's Day sendiri menjadi sebuah perayaan atau budaya yang banyak dilakukan oleh berbagai negara termasuk di Indonesia. Banyak hal yang digunakan untuk melambangkan Valentine mulai dari coklat, kartu, bunga ataupun ornamen berbentuk hati.

Maraknya perayaan Valentine's Day di Indonesia sempat jadi pro-kontra di masyarakat. Para tokoh agama banyak yang melarang perayaan dilakukan karena dianggap tidak sesuai norma agama dan budaya Indonesia. Namun segencar apapun larangan itu, Valentine's Day tetap dirayakan masyarakat secara pribadi atau kelompok.

Tidak ada yang bisa membendung sebuah perayaan bila dilakukan berdasarkan niat yang positif. Valentine's Day sebaiknya dirayakan secara pribadi dengan niat yang ikhlas sebagai bentuk kasih sayang kepada keluarga dan orang-orang terkasih.
Memang ada yang mempertanyakan, mengungkap rasa kasih mengapa harus pada 14 Februari? Memberikan kasih sayang dan perhatian kepada keluarga atau pacar seharusnya dilakukan setiap saat, tanpa memandang hari. Hal ini terkesan sangat luar biasa, bisa konsisten dan tetap berada pada jalur semestinya.

Namun faktanya, manusia itu tidak sempurna. Sepertinya sangat sulit dijumpai orang yang konsisten berperilaku menebar kasih sayang setiap saat. Sehingga momen Valentine's Day bisa juga dijadikaan waktu untuk mengingatkan bahwa kita harus berperilaku baik dan menebar kasih kepada keluarga dan orang-orang tercinta.

Kita tidak dilarang untuk tidak setuju dengan Valentine's Day, tapi kita juga tidak bisa melarang orang lain untuk merayakannya bila dilakukan dengan niat baik. Mari kita jadikan perayaan Hari Valentine sebagai momen introspeksi tentang kadar kasih sayang kepada keluarga, kerabat dan orang-orang yang dicintai. (***)

Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru