Medan (SIB)
Hingga saat ini masih banyak para perawat tingkat kesejahteraannya berada di bawah standar. Ketua Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia Sumatera Utara (DPW PPNI Sumut) Mahsur Al Hazkiyani meminta agar pengurus PPNI di kabupaten/kota terus bersinergi dan berjuang dalam mengadvokasi para anggota.
Salah satunya, mengajukan kepada pemerintah agar regulasi yang ada dapat diterapkan dengan sebaiknya. "Terutama yang honorer harus mendapatkan upah minimum. Sebab kenyataannya, masih banyak perawat yang bekerja di bawah upah standar dan jumlahnya itu tidak layak hidup," kata Mahsur kepada wartawan di Medan, Senin (22/3/2021).
Ia menjelaskan tingkat kesejahteraan perawat memang masih sangat memperihatinkan. Bahkan, banyak perawat yang telah bekerja secara sukarela hingga bertahun-tahun, namun upahnya masih Rp1,5 juta. Untuk itu, ia berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut terketuk hatinya melihat kondisi itu.
Menurutnya, bagaimana mungkin seorang perawat melaksanakan tugas dan kewajibannya bila kehidupannya juga belum terpenuhi dengan baik. "Kami berharap Pemprov Sumut dapat melakukan terobosan untuk memberdayakan perawat-perawat. Apalagi kita tahu pelayanan kesehatan yang selama ini ada bahkan sejak dulu sangat maksimal kalau dilakukan oleh seorang perawat. Kami sendiri ada program satu perawat satu desa, ini mungkin bisa diterapkan melalui dana desa untuk penempatan perawat-perawat di desa," jelasnya.
Sebelumnya pada sambutannya dalam kegiatan syukuran dan tausyiah HUT PPNI ke 47 yang mengambil tema 'perawat tangguh Indonesia bebas Covid-19 masyarakat sehat' ini menyampaikan, perawat adalah role model agar masyarakat lebih patuh dalam melaksanakan protokol kesehatan.
Oleh karena itu, dia juga mengajak insan perawat terus memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. "Kami selalu siap membantu pemerintah dan juga siap mendukung kegiatan Pemprov Sumut," ujarnya.
Ia menceritakan saat awal pandemi, PPNI menghadirkan anggotanya yang siap berjihad menghadapi Covid-19. "Perwakilan perawat ada 400-an kali terdampak Covid-19, tapi sampai saat ini belum pernah mendapatkan apresiasi," imbuhnya.
Begitupun dalam bencana, PPNI juga dalam waktu singkat akan selalu hadir memberikan pelayanan kepada masyarakat. Meski, banyak di antara perawat yang juga merasakan dampak dari bencana tersebut.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah menyatakan di usianya yang ke 47 tahun tentunya sudah banyak suka duka yang telah dilewati oleh PPNI. Ia menyampaikan permohonan maaf apabila perhatian pemerintah masih dianggap kurang. "Tapi kami berharap tetaplah kita bersemangat," ujarnya.
Sebab, menurutnya, Covid-19 merupakan ujian bagi pemerintah untuk lebih perhatian kepada dunia kesehatan. Ia pun sangat mengharapkan kerjasama yang baik dari seluruh organisasi profesi baik IDI dan PPNI.
"Jangan bosan-bosan memberikan masukan kepada kami. Semoga masyarakat Sumut tetap sehat, dan Covid-19 cepat berakhir agar masyarakat bisa kembali membangun ekonomi," tutupnya. (*)