Jakarta (SIB) -Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi membenarkan kondisi jalur tol fungsional dari exit Cipali masih banyak kekurangan. Dia minta agar jalur itu tak lagi disebut fungsional melainkan jalur darurat.
"Memang kita lihat niat menjadikan fungsional ini sebagai jalan yang bisa dilanjutkan dari Cipali memang dievaluasi. Dari pengamatan masih berdebu, bergelombang, tidak ada pagar dan malam gelap. Kami di mobil rapat menyatakan namanya jangan fungsional tapi darurat," kata Budi saat meninjau rest area Candi Areng, Batang, Jawa Tengah, Rabu (21/6).
Jika disebut jalur fungsional, Budi menyebut masyarakat bisa menaruh ekspektasi lebih. Meski begitu, jalur ini ada sebagai niat baik pemerintah mengurangi kemacetan mudik lebaran.
"Karena kalau kita sampaikan ekspektasi pemudik berlebih padahal kita masih ada keterbatasan. Harus dicatat niat baik pemerintah melalui developer, alternatif mengurai kemacetan," terangnya.
Terkait penanganan debu, Budi mengaku sudah berkoordinasi dengan Jasa Marga agar melakukan penyiraman.
"Malam ini saya minta ke Jasa Marga siram dan perbaikan dilakukan," ujar dia.
Seperti diketahui ada enam jalur tol fungsional. Jalur yang menghubungkan dari Brebes Timur dengan Pemalang sejauh 37,3 Km. Pemudik bisa keluar melalui Pantura (Tegal), Ujung Resi, Karang Jati, Warureja, Sewaka, Purworejo, Pantura (Pemalang), Purbalingga.
Jalur Pemalang menuju Batang sejauh 39,2 Km. Pemudik bisa keluar di Beji, Bojong, dan Kandemen.
Jalur Batang ke Semarang sejauh 36,45 Km dengan keluar Tulis, Kedongsegog, Banyuputih, Mentosari, Gringsing. Jalur fungsional Bawen menuju Salatiga sejauh 17,57 Km dan akses keluar di Tungkir.
Jalur fungsional Solo menuju Ngawi sejauh 65 Km. Akses keluar dari jalur ini bisa melalui Ngasem, Klodran, Pungkruk, dan Widodaren.
Sementara itu jalur Ngawi menuju Kertosono memiliki panjang 35,7 Km. Akses keluar di jalur ini pemudik bisa melalui Ngawi, Madiun, Caruban dan Wilangan.
(detikcom/l)