Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 01 Juni 2025

817 Koleksi-Benda Bersejarah di Museum Nasional Terbakar

* Polisi Periksa 21 Saksi
Redaksi - Rabu, 20 September 2023 09:49 WIB
197 view
817 Koleksi-Benda Bersejarah di Museum Nasional Terbakar
(Agung Pambudhy/detikcom)
Lokasi Museum Nasional yang dilandai kebakaran. 
Jakarta (SIB)
Ternyata ada ratusan benda koleksi Museum Nasional berada di enam ruangan yang kebakaran pada Sabtu (16/9) lalu. Kondisi ratusan benda itu rusak karena si jago merah.
"Secara keseluruhan, total koleksi dan benda bersejarah yang disimpan di Museum Nasional Indonesia sendiri sebanyak 194 ribu koleksi. Terdapat 817 koleksi yang berada dan dipamerkan pada enam ruangan yang terdampak," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Museum dan Cagar Budaya (MCB) Ahmad Mahendra dalam siaran pers Kemendikbudristek, Selasa (19/9).
Tim Khusus Penanganan Unit Museum Nasional Indonesia (MNI) menerima laporan dari polisi bahwa kebakaran itu berasal dari bagian belakang Gedung A Museum Nasional. Akibatnya, enam ruangan di bagian belakang Gedung A terdampak kebakaran. Sebanyak 817 koleksi di dalam enam ruangan itu bermacam-macam jenisnya.
"Koleksi dan benda bersejarah tersebut merupakan koleksi berbahan perunggu, keramik, terakota, dan kayu, serta koleksi miniatur dan replika benda prasejarah yang ditemukan dalam kondisi utuh maupun rusak ringan sampai berat," kata Mahendra.
MCB berjanji untuk memberikan rincian tentang daftar koleksi-koleksi yang terdampak serta langkah penanganan dan restorasi koleksi lebih lanjut, setelah hasil investigasi resmi diperoleh dari Puslabfor Polri.
"Kami juga telah membuka komunikasi dengan sejumlah tenaga ahli untuk dapat bekerja sama dan memberikan dukungan dalam proses penyelamatan dan restorasi seluruh koleksi yang terdampak serta pengelolaan museum dan cagar budaya yang lebih baik ke depannya," lanjut Mahendra.


Evakuasi
Pada Senin (18/9), evakuasi benda-benda bersejarah dan koleksi dimulai. Evakuasi dari tempat kebakaran dinyatakan berlangsung lancar.
Berdasarkan siaran pers Kemendikbudristek, hampir 100 orang terlibat dalam pekerjaan evakuasi benda-benda itu. Evakuasi dilakukan oleh pihak Museum Nasional Indonesia dan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor). Sejumlah besar artefak berharga dan bersejarah berhasil diselamatkan.
"Sejak kemarin, kami telah memulai proses evakuasi koleksi dari area terdampak ke ruangan penyimpanan sementara didampingi oleh pihak kepolisian serta melakukan inventarisasi untuk memastikan bahwa setiap benda bersejarah tercatat dengan akurat dan akan mendapatkan perawatan yang diperlukan selama periode pemulihan ini. Beberapa di antaranya tidak mengalami kerusakan atau utuh, sementara yang lain mengalami tingkat kerusakan yang bervariasi," jelas Mahendra.
Evakuasi dilakukan oleh ahli khusus. Pengangkatan puing juga diawasi dan dilakukan atas arahan tim evakuasi koleksi. Alat berat digunakan untuk mengangkat atap gedung yang roboh.


Periksa 21 Saksi
Sementara itu, Polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran Museum Nasional. Hingga kini, sebanyak 21 saksi diperiksa.
"Sampai dengan semalam 21 saksi," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin saat dihubungi Selasa (19/9).
Saksi yang diperiksa termasuk petugas keamanan hingga pegawai renovasi museum. Polisi masih mencari tahu penyebab pasti kebakaran, termasuk mencari tahu sumber api yang merambat membakar 6 ruangan.
"Dalam setiap penanganan kasus kebakaran, kita harus betul-betul mengetahui titik apinya dulu. Berbeda dengan kasus di tempat lain. Perbedaannya kan ini benda bersejarah yang tentunya ada faktor lain yang harus kita ketahui kita dalami ada atau tidaknya barang yang hilang di sana. Kalau di titik kebakaran yang lain ini kita akan mengecek titik api penyebabnya," jelasnya.
Komarudin menambahkan, pihak kepolisian sangat berhati-hati dalam penyelidikan mengingat banyak barang berharga di lokasi kebakaran. Dia mengatakan saat ini polisi bersama pihak museum masih melakukan pendataan.
"Karena labfor masih melakukan pendalaman, jadi masih sebagian ruangan yang dibersihkan. Itu pun butuh waktu, kita harus ekstrahati-hati. Ada berbagai hal yang perlu diperhatikan, selain penyelidikan terhadap penyebab kebakaran, kami juga melakukan pendalaman untuk mencari tahu ada atau nggak nya barang yang hilang dari museum," kata dia.
"Makanya banyak pihak yang dilibatkan mulai dari kurator yang menilai benda-benda sejarah itu kemudian juga tim ahli sejarah termasuk juga dari museum itu sendiri," imbuhnya.


Baca Juga:
Gandeng BRIN
Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengungkap pesan yang disampaikan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri usai meninjau Museum Nasional, Jakarta Pusat. Megawati meminta Kemendikbudristek menggandeng BRIN dalam pengembangan riset perihal museum usai Museum Nasional mengalami kebakaran.
"Untuk segera bekerja sama dengan BRIN, jadi teman-teman dari arkeologi utamanya organisasi riset arkeologi sejarah nanti akan segera terlibat," kata Hilmar saat ditemui di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Selasa (19/8).
Hilmar mengatakan, dalam waktu dekat, pihaknya bakal menggelar rapat bersama BRIN dan Kemendikbudristek. "Nanti kita langsung ya on the spot sudah ada kesepakatan dengan kepala BRIN dengan Pak Deputi untuk segera bikin rapat. Jumat ini kita akan mulai ya, merapatkan, apa saja agendanya, sudah pasti kita update," terangnya.
Selain itu, Megawati berpesan mengenai tata kelola museum. Megawati meminta agar setiap koleksi diberi keterangan narasi yang baik serta ditelusuri betul sejarahnya untuk bahan pembelajaran pengunjung museum.
"Ibu memberikan arahan untuk bahwa ini khususnya mengenai koleksi ini perlu di telusuri sejarahnya, narasinya dibikin dengan baik, sehingga bisa digunakan sebagai sumber belajar. Jadi tadi juga ada mas Nadiem, Mas Menteri hadir dan memberikan respons khususnya penjelasan mengenai apa yang sekarang sedang dilakukan," terangnya.
Berdasarkan keterangan tertulis dari DPP PDIP, Megawati tampak didampingi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengunjungi Museum Nasional. Ketua Umum PDIP itu disambut oleh Mendikbud Nadiem Makariem, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Wakil Kepala BRIN Laksamana Madya Amarulla Octavian, dan sejarawan Bonnie Triyana. (detikcom/a)



Baca Juga:
Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru