Jakarta (SIB)
Sekelompok massa yang menamakan diri Aliansi Rakyat Menggugat menggelar demonstrasi di Jakarta Pusat (Jakpus). Mereka memprotes aturan tes PCR hingga wajib vaksin Corona.
Pantauan , Rabu (10/11), massa awalnya berkumpul di sekitar Masjid Cut Meutia, lalu melakukan long march ke sekitar Patung Kuda.
Massa membawa spanduk berisi protes terkait PCR hingga vaksin. Salah satu spanduk meminta aturan wajib vaksin Corona dihentikan.
"Stop mandatory vaccines," demikian tertulis di salah satu spanduk.
Massa kemudian berhenti di depan gedung Kementerian BUMN. Mereka menyampaikan protes soal aturan tes PCR.
Salah satu orator, Daeng, menyinggung isu Menteri BUMN Erick Thohir, yang disebut-sebut menjalankan bisnis tes PCR. Dia meminta Erick Thohir mundur.
"Yang kita sayangkan, di tengah rakyat sedang menderita, bahu-membahu menangani pandemi Covid-19, Bapak malah berbisnis," katanya.
"Satu suara, angkat banner tinggi-tinggi. Kami Aliansi Rakyat Menggugat, minta kepada Menteri BUMN Erick Thohir untuk mundur sebagai menteri atau Jokowi mundur," sambungnya.
Massa kemudian melanjutkan aksi ke Patung Kuda. Di lokasi ini, mereka kembali melakukan orasi.
Terlihat juga ada satu mobil komando yang dibawa dalam aksi kali ini. Seorang perwakilan massa aksi memimpin barisan massa lainnya dari mobil komando yang terus berjalan ke arah Patung Kuda. Mereka sesekali berteriak 'Hidup Rakyat! Takbir!'.
Adapun sejumlah tuntutan massa aksi tersebut di antaranya meminta agar pejabat yang diduga bisnis PCR dicopot, meminta UU Omnibus Law dibatalkan, mengusir TKA China, pecat oknum polisi yang melakukan kekerasan, menghentikan kriminalisasi ulama, dan lainnya.
"(Harapan) Semua tuntutan dipenuhi. Segera pecat menteri yang bisnis PCR, tidak dibenarkan secara moral dia, konsep beragama dan juga berpancasila. Rakyat bukan marah lagi tapi sudah murka karena bisnis tersebut. Kita minta Jokowi bicara jangan hanya diam saja," ujar Ato.
Kabagops Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Guntur Muhammad mengatakan pihaknya belum menerima pemberitahuan terkait agenda aksi Aliansi Rakyat Menggugat ini. Namun, polisi mengantisipasi dengan menyiapkan personel pengamanan.
"Kalaupun ada pemberitahuan itu disampaikan ke Polda, kalau kami hanya menyiapkan pengamanan. Kita antisipasi saja," kata Guntur saat dihubungi wartawan, Rabu (10/11).
Guntur mengatakan pihaknya menyiapkan 500 personel gabungan TNI-Polri di kawasan Patung Kuda dan sekitarnya. Sejauh ini belum ada penutupan arus lalu lintas di lokasi aksi.
"Personel 500 gabungan TNI-Polri di beberapa titik, termasuk di Patung Kuda," katanya. (detikcom/c)