Minggu, 19 Januari 2025

BNPT Minta Gen Z Bijak Bermedia Sosial untuk Cegah Radikalisme

Redaksi - Kamis, 25 Mei 2023 11:12 WIB
460 view
BNPT Minta Gen Z Bijak Bermedia Sosial untuk Cegah Radikalisme
Foto: BNPT
Jakarta (SIB)
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) mengajak generasi Z (Gen Z) untuk mencegah radikalisme. Salah satunya dengan meminta generasi muda berhati-hati dalam menyerap informasi di media sosial melalui forum interaktif 'Saring Before Sharing'.

Deputi Kerjasama Internasional BNPT RI Andhika Chrisnayudhanto mengatakan, Generasi Z merupakan salah satu kelompok masyarakat yang paling rentan terpapar paham radikal terorisme. Sebab mereka merupakan kelompok yang paling sering bersentuhan dengan platform media sosial.

"Berdasarkan survei, kalangan perempuan, kelompok urban, generasi muda atau Generasi Z ini menjadi kelompok yang paling rentan terpapar radikalisme," kata Andhika dalam keterangan tertulis, Rabu (24/5).

Hal ini disampaikan Andika di forum Joint Synergy to Eradicate Terrorism Narasi Genz 'Saring Sebelum Sharing' di Jakarta, Selasa (23/5).

Lebih lanjut, radikalisme merupakan potensi masalah serius yang masih menjadi perhatian di Indonesia. Karena radikalisme mengancam dan dapat menyebabkan gangguan ekonomi, sosial, dan stabilitas nasional di berbagai lapisan sosial masyarakat. Tidak terkecuali Gen Z yang merupakan calon pemimpin bangsa di masa depan.

Menurut Andika, tren radikalisme di generasi muda sejalan dengan berkembangnya ancaman dan narasi ekstremisme berbasis kekerasan yang disebarkan kelompok teror. Apalagi kelompok teror kerap menggunakan berbagai platform media untuk meraup simpati publik.

Dia menambahkan, meskipun berpotensi menjadi sasaran empuk, namun di sisi lain generasi muda Indonesia memiliki sikap toleran yang lebih tinggi. Hal ini bisa dilihat dari hasil survei Litbang Kompas pada akhir 2020 lalu yang menunjukkan 78% warga berusia 24 tahun ke bawah memiliki tingkat toleransi paling tinggi, jika dibandingkan dengan level usia lainnya.

"Berbeda dengan orang di atas 30 tahun yang sudah terstruktur dan sulit diubah pemikirannya. Karena itu, pemilu yang akan datang saya tidak takut polarisasi karena kecenderungannya anak muda sekarang lebih moderat," jelas Andhika.[br]


Di kesempatan yang sama, Direktur Pencegahan BNPT Irfan Idris mengatakan generasi muda harus berpegang teguh kepada nilai-nilai empat konsensus kebangsaan dalam menjawab tantangan hari ini. Ia juga menegaskan generasi muda harus berpegang kepada Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Standing point-nya harus teguh kepada empat konsensus kebangsaan. Kita harus teguh dan tak boleh terbawa arus," katanya.

Sementara itu, Anggota Komisi III DPR H.Muhammad Nasir Djamil mengatakan, potensi dan ancaman yang ada pada generasi muda Indonesia harus dikelola. Hal itu dikarenakan Indonesia akan menghadapi bonus demografi yang harus dimanfaatkan agar dapat mencapai visi Indonesia Emas tahun 2045. Dia pun menilai bila generasi muda ini gagal dikelola, maka bisa menimbulkan bencana.

"Kita harus berpegang teguh kepada tiga unsur pokok, kitab suci, konstitusi dan kearifan lokal. Ini harus dijadikan instrumen dalam melawan terorisme," pungkasnya. (detikcom/a)




Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru