Pematangsiantar (SIB)- Perkampungan Eben Eser HKBP, Jalan Veteran Km 9 Sinaksak, Kecamatan Tapian Dolok, Simalungun adalah tempat bibelvrouw atau penginjil wanita (parjamita ina) HKBP pensiunan bersekutu, berdoa dan mensyukuri sisa hidup yang masih dikaruniakan Tuhan bagi mereka.
Bibelvrouw Rismawan br Tambunan (ibu asrama), Sabtu (3/9) yang diwawancarai SIB di Sinaksak mengatakan bahwa kehadiran Perkampungan Bibelvrouw Pensiun Eben Eser HKBP tersebut tahun 1965 adalah dilatarbelakangi oleh pemahaman masyarakat Batak terhadap kaum perempuan yang janda, tidak mempunyai keturunan dan yang memilih tidak menikah untuk memberikan hidup sepenuhnya dalam pelayanan kepada Tuhan.
Dikatakan bahwa perempuan seperti itu tidak mempunyai makna hidup, tidak diperhitungkan dalam keluarga sesuai adat Batak. Sebagian dari mereka menjadi bibelvrouw HKBP yang bergerak dan belaskasihan melihat kondisi perempuan Batak tersebut, khususnya para bibelvrouw HKBP, mendorong Schwester Elfriede Harder (missionaris Jerman) mengupayakan tempat para bibelvrouw yang akan memasuki masa pensiun. Tuhan telah memakai Elfriede Harder (missionaris Jerman) menyatakan belas kasihnya bagi yang menderita. Dia adalah seorang penginjil wanita dari Jerman di Tanah Batak (1926), dan kemudian perkampungan tersebut dinamai Eben Ezer yang mempunyai areal lebih kurang 3,3 hektare.
Dikatakan, sekarang ini di Perkampungan Bibelvrouw Pensiun HKBP Eben Eser tersebut ada ditampung sebanyak 15 bibelvrouw yaitu 5 orang sebagai pengelola yaitu bibelvrouw Sity Lamroma br Nainggolan dan ibu asrama bibelvrouw Rismawan br Tambunan serta 3 bibelvrouw lainnya ditambah 10 bibelvrouw pensiunan yang diurus oleh ibu asrama. Dikatakan bahwa 5 bibelvrouw sebagai pengelola digaji oleh Kantor Pusat HKBP Pearaja Tarutung, serta 10 lagi bibelvrouw yang pensiun yang menerima gaji pensiun ada Rp 250 ribu - Rp 300 ribu per bulan yaitu para bibelvrouw yang sudah lama pensiun, serta ada bibelvrouw yang baru pensiun yang mendapat gaji pensiun sebesar Rp 959 ribu per bulan.
Di samping itu demi mensukseskan berbagai program kegiatan di Perkampungan Bibelvrouw Pensiun HKBP Eben Eser Sinaksak ada ditugaskan 4 petugas yang digaji oleh badan pengelola dan ibu asrama di mana ke- 4 petugas tersebut digaji dari hasil penjualan hasil-hasil pertanian yang ditanam di perkampungan Sinaksak seperti hasil penjualan kelapa sawit, hasil penjualan pisang, hasil penjualan jagung dan lain-lain serta ada bantuan dari ale-ale Huria Nieder Katsel Jerman.
Sementara untuk menambah kesejahteraan 10 bibelvrouw pensiun ada partisipasi/bantuan dari VEM yaitu Rp 250.000 setiap bulan, sehingga setiap bibelvrouw yang ditampung di Perkampungan Bibelvrouw Pensiun HKBP di Sinaksak mempunyai penghasilan Rp 500 ribu per bulan. Tetapi, tambah bibelvrouw Rismawan br Tambunan, walaupun bibelvrouw pensiun memperoleh pendapatan sangat kecil, namun mereka tidak pernah merasa sedih dan bersungut-sungut, sebab prinsip mereka bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan (Lukas 1,37) dan prinsip bahwa Tuhan akan tetap menolong orang percaya (1 Samuel 7,12).
Walaupun demikian ujarnya, sudah pernah diperjuangkan dan disuarakan agar Kantor Pusat HKBP menambah gaji pensiun dari para bibelvrouw pensiun, namun hingga sekarang belum direalisasi dan semoga permohonan/permintaan para bibelvrouw pensiun tersebut dengan pertolongan Tuhan akan dikabulkan oleh Kantor Pusat HKBP nantinya.
Adapun nama-nama ke 10 bibelvrouw pensiun yang ditampung di Perkampungan Bibelvrouw Pensiun Eben Eser HKBP Sinaksak tersebut masing-masing bibelvrouw Nuria Artha br Sirait (92), Listeria br Silalahi Sidebang (87), Dina Magdalena br Simangunsong (84), Hanna br Sitorus (84), Duma br Simanjuntak (84), Rasmi br Hutabarat (84), Timaras br Siregar (83), Retianna Tinambunan (83) S Roida br Tampubolon (80) dan Manatap Halomoan br Sitorus (75). Ditambahkan bahwa bukan hanya bibelvrouw pensiun HKBP yang dapat ditampung di Perkampungan Bibelvrouw Sinaksak namun semua bibelrouw yang merupakan tamatan Sekolah Bibelvrouw di Laguboti, Taput ujar bibelvrouw Rismawan br Tambunan. (R-22/ r)