Hanoi (SIB)
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bersikeras menyatakan dirinya tidak ingin 'mengekang' China. Penegasan itu disampaikan saat Washington dan Beijing menghadapi perpecahan yang semakin mendalam dalam sektor perdagangan, keamanan dan hak asasi manusia (HAM).
Seperti dilansir Channel News Asia, Senin (11/9), Biden juga menuturkan dirinya baru saja bertemu Perdana Menteri (PM) China Li Qiang dalam KTT G20 yang digelar di New Delhi, India, pekan lalu dan membahas 'stabilitas'. Pertemuan Biden dan Li itu tidak diumumkan ke publik oleh Gedung Putih.
"Tim saya, staf saya masih bertemu dengan orang-orang Presiden Xi (Jinping-red) dan kabinetnya. Saya bertemu dengan orang nomor 2-nya di India hari ini," ungkap Biden kepada wartawan pada Minggu (10/9) waktu setempat.
Biden mengungkapkan pertemuan dirinya dan PM China saat dirinya tiba di Hanoi, Vietnam, untuk melakukan kunjungan bilateral. Dia menyebut bahwa pertemuan yang terjadi di India itu membahas soal stabilitas dan belahan Bumi bagian selatan.
"Itu sama sekali tidak konfrontatif," tegas Biden.
Washington dan Beijing berselisih dalam berbagai masalah global, dengan Biden menuduh China berupaya mengubah tatanan internasional sesuai keinginan mereka.
"Salah satu hal yang terjadi saat ini adalah China mulai mengubah beberapa aturan mainnya, dalam hal perdagangan dan masalah-masalah lainnya," ucap Biden dalam konferensi pers.
AS telah banyak berinvestasi dalam membangun aliansi sebagai bagian dari strategi Indo-Pasifik, termasuk dialog keamanan Quad yang melibatkan India, Australia dan Jepang, dan pakta AUKUS dengan Inggris dan Australia.
Namun Biden menegaskan bahwa AS tidak berusaha untuk mengekang China, melainkan hanya ingin menetapkan aturan dasar yang jelas dalam hubungan kedua negara.
"Saya tidak ingin mengekang China. Saya hanya ingin memastikan bahwa kita memiliki hubungan dengan China yang terus meningkat, jujur, semua orang mengetahui apa yang sedang terjadi," tegas Biden dalam pernyataannya.
Presiden Xi tidak menghadiri KTT G20 di India karena Beijing dan New Delhi sedang berselisih soal masalah teritorial dan beberapa masalah lainnya.
Lebih lanjut, Biden dalam pernyataannya menegaskan dirinya berusaha menjaga komunikasi tetap terbuka dengan China untuk menurunkan suhu perselisihan internasional, termasuk soal Taiwan. Dia menggambarkan AS sebagai kekuatan di Pasifik yang tidak berniat menarik diri dari wilayah tersebut.
"Saya tulus untuk memperbaiki hubungan ini," tegasnya.
Tak Bisa Pulang
Terpisah dilaporkan, Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau tidak bisa pulang segera ke negaranya setelah menghadiri KTT G20 di India pekan lalu, karena pesawat yang ditumpanginya tiba-tiba mengalami masalah mesin atau mogok.
Trudeau dan seluruh delegasi Kanada pun terpaksa memperpanjang kunjungan mereka di New Delhi sehari lebih lama dari jadwal. Demikian seperti dilansir AFP dan The Guardian, Senin (11/9).
Trudeau tiba di India untuk menghadiri KTT G20 pada Jumat (8/9) pekan lalu. Dia dijadwalkan pulang ke Kanada pada Minggu (10/9) waktu setempat, setelah menghadiri seremoni peletakan karangan bunga di memorial pemimpin kemerdekaan India Mahatma Gandhi.
Namun adanya kerusakan mesin pada pesawat yang membawa dirinya dan delegasi Kanada, membuat Trudeau harus menginap satu malam lagi di India.
Saat ditanya soal insiden itu, Komisi Tinggi Kanada di New Delhi merujuk pada pernyataan kantor PM Kanada yang menyebut bahwa Angkatan Udara Kanada, yang mengoperasikan pesawat yang membawa Trudeau, telah memberitahu delegasi Kanada bahwa pesawat 'mengalami masalah teknis'.
"Masalah ini tidak tidak diperbaiki dalam semalam, delegasi kami akan tinggal di India sampai pengaturan dibuat," demikian pernyataan kantor PM Kanada.
Media lokal Kanada CTV dalam laporannya mengidentifikasi pesawat yang membawa Trudeau dan rombongannya sebagai jenis Airbus. Dilaporkan juga oleh CTV bahwa tidak diketahui secara jelas kapan pesawat itu bisa terbang kembali ke Kanada.
Menurut laporan CTV, insiden semacam ini 'bukan yang pertama kalinya' terjadi pada pesawat tersebut. (Detikcom/r)