Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 07 Juli 2025

Cuaca “Neraka” di India-Pakistan Pecah Rekor, Trotoar Sampai Meleleh

* 25 Orang Tewas, KBRI Pastikan Tak Berdampak Signifikan ke WNI
Redaksi - Jumat, 06 Mei 2022 09:00 WIB
411 view
Cuaca “Neraka” di India-Pakistan Pecah Rekor, Trotoar Sampai Meleleh
Foto: AFP/PAWAN SHARMA
Gelombang panas landa India.
New Delhi (SIB)
Beberapa wilayah di India mencatat suhu rata-rata tertinggi pada April 2022. Cuaca terik diperkirakan akan menurun di bulan Mei ini.

Dilansir dari Reuters, Senin (2/5), India dan Pakistan telah menderita gelombang panas ekstrem tahun ini, melelehkan trotoar, memaksa penutupan sekolah dan memicu peringatan kesehatan dan kebakaran.

Direktur Jenderal Departemen Meteorologi India mengatakan India barat laut dan tengah mencatat suhu maksimum rata-rata 35,9 dan 37,78 Celcius masing-masing pada bulan April. Angka itu adalah yang tertinggi sejak pencatatan dimulai 122 tahun lalu.

Para ilmuwan memperingatkan lebih dari satu miliar orang berisiko terkena dampak terkait panas di wilayah tersebut.

Ilmuwan juga menghubungkan awal musim panas yang intens dengan perubahan iklim.

Menteri Federal Pakistan untuk Perubahan Iklim, Sherry Rehman, mengatakan Pakistan pergi dari musim dingin langsung ke musim panas tanpa musim semi. Hal ini disebut menjadi yang pertama kali terjadi dalam beberapa dekade.

25 Orang Tewas
Setidaknya 25 warga di negara bagian Maharashtra, India, tewas sejak akhir Maret lalu, diduga imbas cuaca "neraka" yang mencapai 40 hingga 45 derajat Celsius.

"Kematian ini diduga karena gelombang panas atau heat stroke," ujar seorang pejabat kesehatan Maharashtra, Pradeep Awate, pada Rabu (4/5), seperti dikutip Reuters.

Jumlah kematian itu merupakan yang tertinggi sejak lima tahun terakhir. Mayoritas warga yang meninggal dunia hidup di pedesaan.

Kematian juga terjadi di negara bagian Odisha. Pejabat setempat melaporkan, laki-laki berusia 64 tahun meninggal gegara gelombang panas pada 25 April lalu. Selain itu, ribuan orang juga menerima perawatan medis.

Gelombang panas terparah di Odisha menerjang distrik Subarnapur, di mana suhu udara mencapai 43,2 derajat celsius.

"Itu panas banget. Kipas angin, pendingin udara, tak berpengaruh," kata salah satu penduduk Subarnapur, Mohana Mahakur.

India tengah mengalami cuaca "neraka" dengan suhu 40 dan 45 derajat Celsius selama dua bulan terakhir. Cuaca ekstrem ini diduga dipicu perubahan iklim hingga efek gas rumah kaca.

Namun, Kedutaan Besar Republik Indonesia di New Delhi memastikan bahwa kondisi ini tak membawa pengaruh signifikan terhadap warga negara Indonesia di sana.

Tak Berdampak
Sementara itu, Staf Kedutaan Besar Republik Indonesia di New Delhi memastikan bahwa cuaca "neraka" di India yang mencapai 45 derajat Celsius tak berdampak signifikan terhadap warga negara Indonesia (WNI) di sana.

"Jujur, ya. Tidak ada dampak yang signifikan. Kemarin, Ramadan juga puasa masih aman. Kita yang menghindari seminimal mungkin terekspos panas," kata Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI India, Hanafi, kepada CNNIndonesia.com, Rabu (4/5).

Menurut Hanafi, WNI di negara itu juga tak terkena dampak cuaca panas ekstrem.

"WNI juga tidak terlalu terdampak karena memang umumnya bukan pekerja-pekerja lapangan," ucap Hanafi.

Lebih lanjut ia menerangkan, cuaca panas ekstrem sebetulnya bukan hal yang aneh di India. Namun, biasanya suhu setinggi itu terjadi saat puncak musim panas, sekitar Juli, bukan April.

"India memang di Bulan April-September musim panas. Mereka umumnya sudah biasa dengan itu," ucap dia.

Hanafi menuturkan, saat ini juga tak ada imbauan khusus dari pemerintah India karena memang tidak ada korban jiwa atau semacamnya.

Namun, sejumlah foto yang beredar di media menunjukkan sejumlah warga berteduh di pinggiran Sungai Yamuna imbas panas yang menyengat itu.Hanafi menegaskan, sikap warga India itu sudah biasa.

Di tengah gelombang panas ini, sekolah ditutup, sementara pasokan batu bara menurun.

"Memang kalau sedang panas, orang-orang yang tinggal di bantaran-bantaran sungai memanfaatkan sungai untuk ngadem.

Kalau yang lain, ya mending di rumah atau mall," tutur dia.

India memang tengah mengalami cuaca "neraka" dengan suhu 40-45 derajat Celcius selama dua bulan terakhir. Cuaca itu parah diduga akibat dari perubahan iklim hingga efek gas rumah kaca.

Peramal cuaca bahkan memperingatkan situasi itu bakal lebih parah. Tak hanya itu, cuaca panas ekstrem ini berpotensi membuat warga kekurangan listrik dan air. (detikcom/CNNI/d)

Sumber
: KORAN SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru