Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 04 Juli 2025
Seminar Nasional Beragama MD KAHMI Binjai

Djohar Arifin Singgung Kurikulum Pendidikan Karakter Minim di Indonesia

Redaksi - Jumat, 05 Agustus 2022 11:09 WIB
262 view
Djohar Arifin Singgung Kurikulum Pendidikan Karakter Minim di Indonesia
(Foto : SIB/M Irsan)
FOTO BERSAMA : Prof Dr Ir Djohar Arifin Husin, sesi foto bersama usai menjadi narasumber di "Seminar Nasional (Hybrid) Moderasi Beragama" yang digelar MD KAHMI Kota Binjai di Pendopo Umar Baki Jalan Veteran Kelurahan Tangsi, Kecamatan B
Binjai (SIB)
Pendidikan berkarakter di Indonesia nyaris tidak pernah diajarkan bagi para siswa yang menimba ilmu di Indonesia. Namun, bahasa asing diajarkan para tenaga pendidik sejak usia dini, yaitu sejak memasuki Taman Kanak Kanak (TK).

Hal itu dikatakan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Gerindra, Prof Dr Ir Djohar Arifin Husin, saat menjadi narasumber dalam acara "Seminar Nasional (Hybrid) Moderasi Beragama" yang digelar oleh Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MD KAHMI) Kota Binjai, di Pendopo Umar Baki, Jalan Veteran, Kelurahan Tangsi, Kecamatan Binjai Kota, Kamis (4/8).

Sebagai anggota Komisi X DPR RI yang salah satu lingkup tugasnya di bidang Pendidikan, Djohar mengaku sangat menyesalkan hal itu.

Dirinya mencontohkan, bahwa beban pendidikan anak Sekolah Dasar, SMP, SMA di Indonesia lebih berat jika dibandingkan dengan negara Jepang.

"Jadi kalau mata pelajaran anak SD kelas lV di sini, sama dengan mata pelajaran kelas VI di Jepang," ungkap Djohar.

Namun dari segi karakter dan disiplin, lanjut pria kelahiran Tanjung Pura ini, negara Jepang lebih di atas.

"Di sinilah letak kelemahan kita karena pendidikan karakter hampir tidak nampak, sehingga kejujuran itu tidak jadi pribadi yang utama bagi anak anak sekolah kita," beber Djohar.

Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum PSSI ini juga menambahkan, karakter berjuang bagi anak anak Indonesia untuk mencari kebenaran itu juga dinilai hampir tidak ada. Sebab tidak di berikan ilmu seperti itu.

"Berbeda dengan negara negara maju, mereka mendahulukan itu dari ilmu pengetahuan. Makanya di negara kita harus dirubah kalau mau baik kepribadian, kejujuran, moralitasnya," ujarnya.

Disinggung siapa yang patut dipersalahkan dalam hal pendidikan berkarakter yang hampir hilang dan tidak pernah diajarkan lagi, Djohar Arifin dengan tegas menjawab bahwa yang patut dipersalahkan adalah yang membuat kurikulum.

"Yang patut dipersalahkan ya yang membuat kurikulum," tegas Ir Djohar, seraya berharap semoga Indonesia mampu menjadi ujung tombak untuk membangun karakter.

Sebagai anggota Komisi X DPR RI, Djohar juga mengakui bahwa pihaknya sudah memperjuangkan Beasiswa bagi pelajar dan program Sarjana S1.

"Jadi untuk di Binjai ada sekitar 8 ribu yang akan mendapatkan Beasiswa," ungkap Djohar.

Sementara itu, Wali Kota Binjai Drs H Amir Hamzah MAP, menyampaikan apresiasinya kepada pihak penyelenggara.

Menurut Amir Hamzah, Kota Binjai yang memiliki ragam etnik tetap mampu hidup rukun berdampingan.

Semua keberagaman yang ada mampu mewujudkan nilai religius tanpa menghilangkan adat istiadat yang ada.

"Saya berharap dengan kegiatan ini, dapat menjadikan masyarakat lebih religius sehingga memiliki pemikiran yang modern, beretika, bertata krama, sopan santun, dan memahami nilai-nilai keagamaan dan kerukunan antar umat beragama," ucap Wali Kota Binjai.

Turut hadir dalam kegiatan ini Ketua Komisi II DPR RI Fraksi Golkar sekaligus Ketua Presidium Majelis Nasional Kahmi Dr Ahmad Doli Kurnia Tanjung MT, Sekjen ADPISI Dr H Andy Hadianto MA, Ketua Umum Kahmi Sumut H Rusdi Lubis SH MMa, Ketua MUI Kota Binjai Dr HM Jamil MA, Kaban Kesbangpol Binjai Drs HT Syarifuddin MPd, Ketua Kahmi Kota Binjai Heri Dani Lubis SE MAb, Ketua Dewan Pakar MD Kahmi H Syaril Nasution MA, Plh Kesbangpol Sumut Alfian Hutauruk, perwakilan Polres Binjai, perwakilan Kodim 0203/Lkt perwakilan Kakan Kemenag Binjai. (MI/f)




Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru