Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 04 Juli 2025

Google Blokir Media Rusia, Meta Setop Iklan di Facebook dan Instagram

Redaksi - Selasa, 01 Maret 2022 09:09 WIB
543 view
Google Blokir Media Rusia, Meta Setop Iklan di Facebook dan Instagram
Foto: iStockphoto/hocus-focus
Ilustrasi Google blokir pendapatan iklan media-media milik pemerintah Rusia. 
Jakarta (SIB)
Google memblokir media milik negara Rusia, RT, supaya tidak bisa mendapatkan penghasilan dari iklan. Larangan dan pemblokiran ini berlaku untuk produk-produk Google lainnya, seperti YouTube.

Dikutip dari Reuters, Minggu (27/2), sejumlah akun YouTube di Rusia tidak bisa menerapkan monetisasi dari platform tersebut dengan alasan "kejadian luar biasa". Media Rusia lainnya yang mendapat sanksi, antara lain dari Uni Eropa, juga tidak bisa monetisasi konten mereka.

Google juga melarang media-media tersebut menggunakan teknologi mereka untuk menghasilkan uang dari situs dan aplikasi. Media Rusia tidak bisa membeli iklan lewat Google Tools dan memasang iklan di layanan Google, termasuk Search dan Gmail.

"Kami memantau secara aktif perkembangan terkini dan akan mengambil langkah lainnya jika perlu," kata juru bicara Google Michael Aciman.

Juru bicara YouTube Farshad Shadloo mengatakan video dari media-media yang diblokir itu akan jarang muncul dari rekomendasi.

Konten dari RT dan media lainnya yang dilarang tidak bisa diakses dari Ukraina, berdasarkan permintaan pemerintah Ukraina.

Uni Eropa beberapa hari lalu mengenakan sanksi terhadap individu, yaitu pemimpin redaksi RT Margarita Simonyan, yang dijuluki tokoh penting dalam propaganda Rusia.

Google juga memutuskan menonaktifkan sementara sejumlah fitur Google Maps yang berfungsi memberikan informasi terkini tentang kondisi lalu lintas dan seberapa sibuk suatu tempat untuk wilayah Ukraina sejak Minggu (27/2).

Perusahaan teknologi raksasa tersebut mengatakan langkah penonaktifan ini dilakukan demi keselamatan warga dan komunitas lokal di Ukraina.

Dikutip dari Reuters pada Senin (28/2), Google menjelaskan kebijakan itu juga diambil usai berkonsultasi dengan sejumlah pihak termasuk pihak otoritas Ukraina.

Kendati demikian, menurut Google, informasi lalu lintas langsung masih tersedia bagi pengguna yang menggunakan fitur navigasi untuk berkendara di wilayah tersebut.

Google merinci mereka telah mengambil langkah-langkah baru untuk melindungi keamanan pengguna di wilayah tersebut. Pelbagai layanan online dan situs media sosial juga telah dimonitor oleh para peneliti yang menyatukan aktivitas di sekitar perang.

Setop
Perusahaan milik Mark Zuckerberg, Meta, pada Jumat (25/2) juga mengatakan, tidak lagi mengizinkan media pemerintah Rusia menjalankan iklan atau monetize konten di platform Facebook dan Instagram.

Juru bicara Meta, Devon Kearns, mengklarifikasi kepada CNN bahwa kebijakan itu bukan cuma berlaku untuk Facebook tetapi juga pada Instagram. Pada Sabtu (26/2), Meta menerbitkan blog yang menguraikan langkah perusahaan untuk menjaga keamanan Ukraina.

Meta mengatakan, telah memfungsikan pengguna di Ukraina untuk 'mengunci' profil Facebook, mencegah orang asing mengunduh foto profil atau melihat unggahannya.

Selain itu Meta juga membatasi kemampuan pencarian melalui daftar teman pengguna.

Pada Instagram, pengguna di Ukraina diperlihatkan notifikasi pengingat untuk membuat profil mereka private dan sebagian pengguna diingatkan tentang kemampuan mengaktifkan two-factor authentication dan langkah keamanan lainnya.

Meta menambahkan mereka telah memperluas upaya pengecekan fakta independen regional dan 'bekerja untuk memberi dukungan keuangan tambahan kepada mitra pengecekan fakta Ukraina'.

Kepala kebijakan keamanan Facebook, Nathaniel Gleicher, seperti diberitakan Yahoo News, menjelaskan, media pemerintah Rusia dilarang monetize di platform Facebook di seluruh dunia.

"Perubahan ini telah dimulai dan akan berlanjut hingga akhir pekan. Kami memonitor ketat situasi di Ukraina," kata dia. (CNNI/c)

Sumber
: KORAN SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru