Jakarta (SIB)
KRI Semarang, yang membawa sejumlah perwakilan keluarga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182, tiba di lokasi penaburan bunga. Diiringi isak tangis, para keluarga korban menaburkan bunga ke laut yang menjadi titik jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182.
Pantauan, Jumat (22/1), tabur bunga dimulai pada pukul 09.32 WIB. Kegiatan itu dilakukan setelah doa bersama untuk para korban yang telah meninggal dunia.
Puluhan keranjang berisi bunga sudah disediakan di KRI Semarang. Terlihat potongan-potongan bunga mawar berwarna merah dan putih dicampur menjadi 1.
Keluarga korban, sejumlah pilot, serta kru Sriwijaya Air mengambil keranjang bunga itu. Mereka pun melakukan prosesi tabur bunga dengan khidmat.
Isak tangis pun tidak henti mengiringi proses tabur bunga untuk para korban yang meninggal akibat insiden jatuhnya Sriwijaya Air SJ182. Pasalnya, lokasi tabur bunga berada di tempat jatuhnya SJ182. "Di sebelah kanan lambung kapal adalah titik jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182, yang ada bola warna merah," ujar perwakilan KRI Semarang dengan pengeras suara.
Sontak, hampir seluruh orang berpindah ke sisi kanan kapal untuk melihat lokasi persis jatuhnya SJ182. Salah satu keluarga korban pun langsung berurai air mata ketika melihat lokasi itu.
"Ya Allah," ucap salah satu keluarga korban sambil menangis.
Kemudian, ada juga beberapa pilot Sriwijaya Air yang memberikan penghormatan terakhir kepada rekan mereka yang tewas dalam kecelakaan itu. "Hormat grak," kata salah satu pilot.
Proses penaburan bunga selesai pada pukul 10.05 WIB. KRI Semarang kembali melaju menuju JICT II. Hingga saat ini terpantau masih banyak keluarga korban yang termenung sambil bersedih.
Turut Berduka
Direktur Utama (Dirut) Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena, yang ikut menemani proses tabur bunga, mengucapkan dukacita mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan.
"Pertama-tama, kembali lagi kami ucapkan dukacita yang mendalam kepada keluarga korban atas musibah yang dialami oleh SJ182," ujar Jefferson di atas KRI Semarang di perairan Kepulauan Seribu.
Jefferson mengaku terpukul oleh kecelakaan yang dialami oleh Sriwijaya Air SJ182. Dia menyebut juga kehilangan keluarga dari Sriwijaya Air Group.
"Tentunya kami sedih dan turut kehilangan. Itu tidak dimungkiri bahwa kami juga merasakan duka yang sangat mendalam. Kami kehilangan keluarga Sriwijaya Air Group. Saya pribadi juga terpukul oleh keadaan ini. Kami berharap semua korban dapat teridentifikasi secepatnya," ucapnya.
Lebih lanjut Jefferson mengatakan kegiatan tabur bunga yang digelar di sekitar Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, ini mendapat respons baik dari keluarga korban. Dia berharap pendampingan yang diberikan oleh Sriwijaya Air bisa memberi rasa lega.
Kegiatan tabur bunga ini diikuti sekitar 30 perwakilan keluarga korban SJ182. Jefferson pun berterima kasih kepada Pangkoarmada I Laksda TNI Abdul Rasyid Kacong, yang memberikan fasilitas berupa KRI Semarang.
"Kami juga berterima kasih karena pada acara tabur bunga hari ini dapat berjalan dengan baik. Cuacanya juga diberi cuaca baik. Kita semua diberi kesehatan. Alhamdulillah semua berjalan sesuai rencana tanpa halangan apa pun," tandasnya.
Tetap Mencari
Kepala Basarnas (Kabasarnas) Marsma TNI Bagus Puruhito menenangkan keluarga para korban yang ikut kegiatan tabur bunga di perairan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. Keluarga korban yang hadir menitikkan air mata lantaran keberadaan anggota keluarganya belum teridentifikasi atau ditemukan hingga ditutupnya masa pencarian.
"Sabar ya, Pak. Nanti kita mendoakan sama-sama. Makasih atas pengertiannya," ujar Kabasarnas Bagus Puruhito kepada salah satu perwakilan keluarga korban yang menangis di KRI Semarang.
Bersama Pangkoarmada I Laksda TNI Abdul Rasyid Kacong, Kabasarnas Bagus Puruhito berkeliling KRI Semarang untuk menenangkan keluarga korban lainnya. Keduanya meyakinkan armada kapal tetap bersiaga di sekitar lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 untuk mencari korban, meskipun Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi resmi menutup operasi SAR kemarin, Kamis (21/1) sore.
"Semoga semua husnul khotimah ya, Pak, ya. Walau sudah tutup, kita lanjutin dengan pemantauan," ucap Bagus.
"Tenang, Pak. Kapal kita tetap di laut untuk mencari," timpal Rasyid.
Serahkan Santunan
Terpisah, Jasa Raharja Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), menyerahkan santunan korban Sriwijaya Air SJ182 ke keluarga korban yang menjadi ahli waris di Kabupaten Pinrang. Ahli waris di Pinrang mendapat santunan Rp 50 juta.
"Bagi seluruh korban meninggal dunia, masing-masing ahli warisnya berhak menerima santunan sebesar Rp 50 juta," ujar Kepala Perwakilan PT Jasa Raharja Kota Parepare Alwin Bahar dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (22/1).
Arwin mengungkapkan pemberian santunan tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 15/PMK.010/ 2017. Jasa Raharja Parepare menyerahkan bantuan tersebut kepada anak almarhumah Rusni (42) di rumah duka di Desa Mattingie, Dusun Menro, Kelurahan Wattang Pulu, Kecamatan Suppa, Pinrang. Dalam kesempatan tersebut, Jasa Raharja Parepare juga menyampaikan duka atas kecelakaan pesawat tersebut.
Alwin mengungkapkan, terhadap korban penumpang yang telah diidentifikasi oleh Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri, Jasa Raharja akan segera menyelesaikan hak santunan kepada pihak ahli waris yang sah dalam waktu 1x24 jam. "Kami terus berupaya proaktif dalam penyelesaian santunan Jasa Raharja kepada ahli waris keluarga korban yang meninggal dunia dengan cepat dan tepat. Setelah diidentifikasi oleh DVI, penyelesaian santunan pun kami selesaikan kurang dari 1x24 jam," imbuhnya.
Warga Desa Wattang Pulu, Pinrang, Rusni (44), bersama putri kecilnya menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ184 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Anak Rusni, Sri Wahyuni (18), mengenang kontak terakhir sang ibu sesaat sebelum menaiki pesawat Sriwijaya Air SJ182 dari Jakarta ke Pontianak. Sang ibu sempat meneleponnya untuk menanyakan kabar cucunya. "Dia bertanya dan mencari cucunya, tapi saat itu panggilan terputus, entah karena kuota yang habis atau jaringannya yang jelek," kata Sri dengan terisak saat ditemui di kediamannya, Senin (11/1). (detikcom/d)