Jakarta (SIB)
Pemerintah melaporkan ada dua kasus mutasi virus Corona dari India ditemukan di Indonesia. Pakar epidemiologi khawatir kasus itu meningkat gara-gara masyarakat mulai abai dengan protokol kesehatan.
Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, menyebut salah satu cara mencegah mutasi virus Corona India menyebar adalah disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M).
"Kan dari dulu, 3M tetap harus ditingkatkan, karena kan virus ini masih sedikit jumlahnya, mungkin belum banyak. Tapi kalau sudah ini bisa membantu untuk peningkatan lonjakan kasus," kata Pandu kepada wartawan, Senin (3/5).
Pandu mendorong pemerintah menggencarkan tes dan pelacakan. Dia menilai dua hal itu bisa mencegah menyebarnya varian Corona yang ditemukan di India semakin meluas.
"Testing dan pelacakan kasusnya itu benar-benar ditingkatkan dan juga upaya-upaya seperti membatasi kerumunan, upaya 3M itu benar-benar harus ditingkatkan kalau nggak itu penularan akan terus berlangsung, mutasi terus berlangsung sehingga akan semakin banyak, nanti suatu ketika akan terjadi lonjakan kasus yang sangat tinggi," kata dia.
Pandu menyebut masyarakat mulai abai dengan protokol kesehatan. Menurut pandu, hal itu berpotensi memicu tsunami Corona seperti di India.
"Karena 3M sekarang turun drastis, dulu di DKI itu pernah sampai di atas 70 persen orang patuh 3M dari hasil observasi. Sekarang tinggal 20 persenan. Udah abai banget kita," tutur dia.
Pandu meminta karantina bagi orang yang datang dari luar negeri benar-benar diterapkan. Varian virus Corona rentan masuk dari luar negeri.
"Memangnya virus dari India hanya dari India. Jadi bisa dari mana aja, itu salahnya warga negara India dilarang masuk, memangnya virus itu nggak nyebar ke negara lain juga. Jadi semua pelaku perjalanan dari luar masuk karantina semua," tutur dia.
Pandu menekankan pembatasan orang masuk ke RI masih perlu dilakukan. Dia juga mencontohkan terjadi lonjakan kasus Corona di Thailand.
"Membatasi kedatangan tetap, bukan membatasi, tetapi semua orang yang datang dari luar negeri semuanya masuk karantina, nggak ada diskriminasi, mau warga negara Indonesia, warga negara asing sama aja. Kayak B117 kan juga banyak di Thailand, di Thailand juga terjadi outbreak sekarang, terjadi peningkatan kasus," jelasnya.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menyampaikan kasus Corona mutasi asal India telah ada di DKI Jakarta. Ada satu kasus Corona mutasi Afrika Selatan di Bali. Sementara total kasus Corona mutasi Inggris telah berjumlah 13 kasus.
"Kewajiban kita untuk hati-hati tadi juga sudah dilaporkan ke Presiden karena sudah ada mutasi baru yang masuk, yaitu mutasi dari India ada dua insiden yang sudah kita lihat, dua-duanya di Jakarta dan satu insiden mutasi dari Afrika Selatan yang masuk itu ada di Bali," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (3/5).
"Selain mutasi dari Inggris yang sekarang sudah ada 13 insiden, sudah ada dua mutasi dari India masuk dan satu mutasi dari Afrika Selatan," lanjut Budi.
Naik
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menjelaskan kasus harian Covid-19 Indonesia beberapa pekan terakhir cenderung stagnan. Namun, angka kematian Covid-19 menunjukkan tanda-tanda peningkatan.
Secara lebih rinci Nadia menjelaskan saat ini ada 3,16 persen peningkatan angka kematian. Mengapa kematian bisa meningkat sementara kasus Corona di Indonesia sedang landai atau stagnan masih perlu diselidiki lebih lanjut.
"Salah satu yang bisa timbul sebagai adanya varian atau mutasi ini adalah meningkatkan tingkat keparahan penyakit.," kata Nadia dalam konferensi pers yang disiarkan Kementerian Kesehatan RI, Selasa (4/5).
"Dalam keadaan ini, walaupun harus kita lihat lebih lanjut, tetapi angka kematian yang terus meningkat secara signifikan ini tentunya menjadi kewaspadaan kita untuk berhati-hati apakah varian atau mutasi virus inilah yang menyebabkan terjadinya hal ini," lanjutnya.
Second Wave
dr Siti Nadia Tarmizi menyebutkan upaya-upaya Indonesia untuk mengantisipasi lonjakan kasus Corona agar tak seperti India.
dr Nadia mengatakan, sebelumnya Indonesia sudah pernah mengalami lonjakan kasus yang cukup tinggi pada akhir Desember sampai Januari lalu. Pada saat itu dr Nadia menuturkan, keterisian rumah sakit bahkan mendekati angka di atas 90 bahkan 95 persen.
Lalu bagaimana upaya yang dilakukan agar tidak krisis kesehatan seperti di India?
"Rumah sakit rujukan Covid yang selama ini memang masih berfungsi, tentunya perlu disiapkan dan juga saat ini kami sedang melakukan salah satunya adalah kajian terkait kesiapan rumah sakit terkait ketersediaan oksigen, pengobatan-pengobatan lainnya, serta ventilator serta juga SDM-nya," jelas dr Nadia.
"Harapannya kita semoga segera menyiapkan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan ini. Kami juga kembali mengingatkan ke pemerintah daerah untuk memastikan kesiapan RSUD serta fasilitas pelayanan kesehatan di wilayahnya untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus," tambahnya.
Selain itu, dr Nadia mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan. Dan dari sisi fasilitas pelayanan kesehatan tentunya akan disiapkan rumah sakit.
Kemenkes juga menghimbau pemerintah daerah untuk menyiapkan rumah sakit rumah sakit umum daerahnya. (detikcom/detikhealth/c)