Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 12 Juli 2025
Polisi Bongkar Sabu 1,1 Ton Jaringan Timur Tengah

Kapolri: Narkoba dapat Gagalkan Rencana Indonesia Emas

* Minta Seluruh Anggota Jangan Pernah Kendor Perangi Narkoba
Redaksi - Selasa, 15 Juni 2021 09:07 WIB
305 view
Kapolri: Narkoba dapat Gagalkan Rencana Indonesia Emas
(Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
KASUS SABU: Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kanan) didampingi Kepala BNN Komjen Pol Petrus Reinhard Golose (kiri) menunjukkan barang bukti berupa sabu saat pengungkapan kasus narkoba di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (14/6).
Jakarta (SIB)
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan, peredaran gelap narkotika dan penyalahgunaan narkoba dapat menggagalkan rencana Indonesia Emas yang ditargetkan pemerintah dalam jangka panjang.

"Sekali lagi saya serukan bahwa narkoba adalah ancaman kita bersama, pemerintah Indonesia saat ini sedang berjuang untuk mewujudkan SDM yang unggul menuju Indonesia Maju. Kita akan masuk Indonesia emas, dan syarat utamanya adalah kita harus memiliki SDM yang profesional, produktif dan berkualitas," ujar Listyo Sigit Prabowo, Senin (14/6) di Mapolda Metro Jaya saat ungkap kasus narkotika 1,129 ton shabu.

Kapolri terus menyerukan kepada seluruh anggota terus untuk berperang dan tuntaskan penanganan masalah narkoba ini dari hulu hingga hilir.

"Dan ini semua akan rusak karena pengaruh masalah narkoba. Oleh karena itu ini tantangan dan tugas kita bersama, menjaga generasi kita aman dan bebas dari narkoba," tandas Listyo Sigit Prabowo.

Prihatin
Listyo Sigit Prabowo merasa prihatin dengan peredaran gelap narkoba yang masih terjadi di tengah pandemi Covid-19. Dia mengatakan, selama kurun waktu tiga bulan, lima ton sabu berhasil diungkap oleh jajarannya.

"Kalau dihitung, hampir 3 bulan dari Januari kurang lebih ada 5 ton lebih. Kalau kita lihat kondisi seperti ini kita semua prihatin, di tengah kondisi pandemi Covid, di mana kita semua sibuk menekan laju Covid, tapi peredaran narkoba juga sangat tinggi," kata Sigit.

Sigit menyampaikan Indonesia masuk sebagai negara dengan jumlah konsumen narkoba yang cukup besar. Hal itu kata Sigit, terbukti dari keberhasilan pengungkapan kasus narkoba dalam jumlah besar yang telah dilakukan sampai saat ini.

"Artinya bahwa kita prihatin bahwa Indonesia saat ini menjadi negara dengan jumlah konsumen yang sangat besar. Terbukti beredarnya narkoba dalam kurun waktu yang tidak lama walaupun bisa kita ungkap, tapi ini gambaran tentunya ini menjadi keprihatinan kita bersama terkait tantangan terhadap generasi kita masyarakat kita," ujarnya.

Sigit memerintahkan kepada jajarannya agar terus melakukan pengungkapan dan pengejaran para pelaku yang masih buron. Instruksi tersebut sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai bentuk perang terhadap narkoba.

"Oleh karena itu, tentunya kita terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Pak Presiden untuk terus melakukan pengejaran, pengungkapan, dan menyelesaikan sampai ke akarnya terkait peredaran narkoba," tuturnya.

Apresiasi
Lebih lanjut Sigit menyampaikan apresiasi kepada jajaran Polda Metro jaya dan Polres Metro Jakarta Pusat atas keberhasilan pengungkapan 1,1 ton sabu jaringan Timur Tengah. Pengungkapan ini kata Sigit, merupakan komitmen Polri dalam memberantas peredaran gelap narkoba.

"Selamat kepada jajaran Polda Metro, Pak Kapolda, Pak Dirnarkoba dan jajaran, serta Polres Jakpus telah mampu mengungkap transaksi nakoba jaringan Timur Tengah. Yang kali ini mereka bekerja sama dengan warga negara baik Indonesia maupun asing yang menjadi narapidana lapas di Cilegon," ujarnya.

"Jadi pengungkapan kali ini merupakan bagian dari komitmen kita untuk melakukan pemberantasan terhadap peredaran gelap narkoba di mana beberapa waktu lalu kita juga sudah mengungkap kurang lebih 2,5 ton juga melibatkan jaringan Timur Tengah dan pelaku dari lapas," imbuhnya.

Sabu tersebut rencananya akan diedarkan di sebagian Pulau Jawa.

"Rencananya akan diedarkan di Jakarta dan wilayah Jawa Barat. Terkait pengembangan selanjutnya tentunya akan lebih jelas pada saat seluruh pelaku tertangkap," kata Listyo Sigit Prabowo.

Sigit mengatakan dari pengungkapan jaringan sabu ini ada tujuh tersangka yang diamankan di 4 lokasi yang juga melibatkan warga negara Nigeria inisial CSN dan UCN. Lima WNI yakni NR, HA, NW, AK, dan H.

"Pengungkapan ini dilaksanakan di empat tempat yaitu di Gunung Sindur 393 kg, kedua di Pasar Modern Bekasi 511 kg, ketiga Apartemen Bassura, Jakarta Timur, keempat di Apartemen Green Pramuka," ujarnya.

Ancam
Sigit mengatakan, dengan diungkapnya kasus ini, dapat menyelamatkan nyawa jutaan masyarakat dari penyalahgunaan narkoba. Selain itu kata Sigit, nilai barang haram yang berhasil disita mencapai triliunan rupiah.

"Apabila ini berhasil diedarkan nilai barang bukti yang kita amankan Rp 1,694 triliun, artinya dihitung jiwa 5,6 juta jiwa masyarakat yang bisa kita selamatkan dari potensi penyalahgunaan narkotika," ucapnya.

Lebih lanjut Sigit menyerukan jajarannya agar jangan pernah kendor memerangi narkoba dari hulu ke hilir. Dia minta jajarannya untuk bekerjasama dengan berbagai stakeholder lainnya untuk mengungkap dan mengembangkan kasus narkoba.

"Dalam kesempatan ini saya terus menyerukan kepada seluruh anggota untuk terus berperang dan tuntaskan penanganan narkoba dari hulu sampai hilir. Perang terhadap narkoba harus terus dilakukan baik dari hulu sampai hilir. Oleh karena itu kita perlu meningkatkan kerja sama dengan seluruh stakeholder rekan BNN, bea cukai, Ditjen PAS," imbuhnya.

Dikendalikan Napi
Satgas Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Pusat membongkar sabu 1,1 ton jaringan Timur Tengah. Jaringan ini rupanya dikendalikan oleh seorang narapidana.

"Transaksi narkoba jaringan Timur Tengah yang kali ini mereka bekerja sama dengan warga negara asing yang menjadi narapidana Lapas di Cilegon," kata Sigit Prabowo.

'Kode' Khusus
Secara terpisah, Kabid Humas Pola Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan bahwa sabu itu berasal dari jaringan Timur Tengah. Salah satu indikasinya karena paket sabu tersebut memiliki 'kode khusus' yang menjadi ciri jaringan Timur Tengah.

"Ini indikasi adalah jaringan Timur Tengah. Dari mana kita bisa tahu, sama yang diungkap sama dengan yang kemarin. Coba lihat barang bukti ini salah satunya, dengan tulisan Arab. Ada tulisan Arabic dengan beberapa barang bukti lain," ujarnya.

Lebih lanjut, Yusri mengatakan saat ini timnya masih mendalami peredaran narkoba terkait jaringan ini.

"Jaringan ini terus kami dalami. Tim Satgas masih terus, perintah Kapolda masih terus. Kita masih bekerja melakukan pengejaran. Ini masih kita kembangkan 11 tersangka di belakang ini. Kita lakukan pengejaran terus, jadi tidak sampai di sini saja. Karena ada indikasi mereka bermain di saat pandemi Covid-19 ini," imbuhnya.

Bongkar
Satgas Narkoba Polda Metro Jaya mengungkap Narkotika jenis sabu jaringan asal Timur Tengah seberat 1,1 Ton. Pengungkapan dilakukan di 4 lokasi berbeda.

"Benar, Satgas Polda Metro Jaya mengungkap kasus sabu 1,1 ton," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/6).

Pengungkapan narkotika jenis sabu ini berawal dari Satres Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat dan dikembangkan bersama Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya. (detikcom/d)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru