Jakarta (SIB)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Letjen TNI Ganip Warsito untuk mempercepat proses testing agar lebih cepat. Hal tersebut saat rapat terbatas bersama Ganip pada Minggu (13/6) kemarin.
"Presiden meminta untuk mempercepat proses testing agar hasilnya lebih cepat, selain memperkuat tracing dan perbaiki treatmen, menajemen atau tata kelola rumah sakit, bekerja sama seluruh komponen masyarakat dan melibatkan, TNI dan Polri," kata Ganip dalam akun YouTube BNPB, Minggu (13/6).
Tidak hanya itu Jokowi juga meminta Ganip agar selalu mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. Mulai dari memakai masker, mencuci tangan, hingga menjaga jarak.
"Agar terus menerus mengingatkan masyarakat untuk menegakkan protokol kesehatan," ungkapnya.
Akui
Letjen TNI Ganip Warsito mengakui lonjakan kasus disebabkan beberapa faktor. Paling utama kata dia yaitu adanya mobilisasi masyarakat.
"Konteksnya mobilisasi sehari-hari, teristimewa pada saat liburan, ini memacu mobilitas semakin tinggi, oleh karenanya kita ketahui bersama pembawa covid adalah manusia, artinya mobilitas manusia ini adalah yang menyebabkan terjadinya transmisi antara manusia satu dengan manusia lainnya," katanya dalam akun YouTube BNPB, Minggu (13/6).
Sebab itu protokol kesehatan, memakai masker, mengurangi mobilisasi hal tersebut adalah salah satu cara untuk memitigasi lonjakan kasus. Tidak hanya itu pihaknya juga sudah meningkatkan 3K yaitu komunikasi, kolaborasi, dan koordinasi. Walaupun kata dia ada kelemahan yang terjadi dibeberapa posko.
"Memang ada kelemahan dibeberapa posko dalam konteks manajemen lapangan ini yang perlu kita benahi, oleh karenanya BNPB Nasional akan melakukan pendampingan dalam konteks mengintensifkan pelaksanaan tugas dari posko ppkm mikro ini, tentu saja ini dibantu tni dan polri," bebernya.
Kemudian pihaknya juga saat ini sedang melakukan penebalan-penebalan untuk petugas keamanan, posko, dalam penegakan PPKM Mikro. Khususnya pada zonasi merah.
Antisipasi
Satgas Covid-19 Nasional mulai mengantisipasi kenaikan kasus pada periode libur Hari Raya Idul Adha.
Menurut Ketua Satgas Covid-19 Letjen TNI Ganip Warsito, potensi peningkatan kasus tentu saja disebabkan mobilitas masyarakat terutama di pusat-pusat perbelanjaan, tempat wisata hingga acara tradisi halal bi halal.
"Mulai mengantisipasi kenaikan kasus pada periode Libur Idul Adha yang akan datang menjelang Idul Adha perlu mengantisipasi meningkatnya potensi peningkatan COVID-19 yang disebabkan peningkatan mobilitas penduduk terutama di pusat perbelanjaan dan tempat wisata serta tradisi halal bihalal, kunjungan keluarga ziarah makam," ucap Ganip.
Potensi kenaikan kasus corona juga bisa terjadi pada saat kerumunan warga yang menyaksikan prosesi penyembelihan hewan kurban.
"Kerumunan penonton prosesi penyembelihan kurban dan lain sebagainya. ini harus sedini mungkin kita antisipasi agar tidak menimbulkan lonjakan-lonjakan Covid yang lebih memperparah dari kondisi sekarang," kata dia.
Melonjak
Satgas Penanganan Covid-19 memperbarui data penyebaran virus Corona di Indonesia. Sebanyak 9.868 kasus Covid-19 baru ditemukan di Indonesia kemarin. Kasus tersebut melonjak dari sebelumnya yakni Sabtu (12/6) sebanyak 7.465 dengan akumulasi menjadi 1.901.490 kasus.
Data perkembangan penyebaran Covid-19 dipublikasikan Humas BPNB, Minggu (13/6).
Jumlah kumulatif kasus Covid-19 yang ditemukan di Indonesia sejak Maret 2020 hingga kemarin sebanyak 1.911.358 kasus. Adapun kasus aktif Corona di RI berjumlah 113.388 kasus.
Kabar baiknya, sebanyak 4.655 pasien Corona di RI dinyatakan sembuh. Total pasien sembuh berjumlah 1.745.091 orang.
Selain itu, sebanyak 149 pasien Covid-19 di Tanah Air meninggal dunia kemarin. Jumlah pasien yang meninggal dunia sebanyak 52.879 orang.
Pemerintah hari ini memantau sebanyak 108.997 kasus suspek Corona. Spesimen yang diperiksa berjumlah 70.468.
Bisa Kolaps
Sementara itu, tingkat keterisian tempat tidur di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Jakarta saat ini melonjak menjadi 80,68 persen. Pemerintah DKI Jakarta diminta waspada.
"Pasien datang dari berbagai puskesmas di DKI. Ini sudah mulai banyak dan sudah agak merata. Ini DKI harus waspada," ujar Koordinator Humas RSD COVID-19 Wisma Atlet Letkol TNI AL M Arifin saat dihubungi, Minggu (13/6).
Dia menuturkan, kebijakan pembatasan ketat perlu dilakukan. Tujuannya, mengendalikan penyebaran di hulu.
"Kebijakan pembatasan ketat minggu depan ini diperlukan. Kalau tidak, akan bisa kolaps faskes (fasilitas kesehatan) yang ada di DKI seminggu ke depan," katanya.
Tempat tidur tambahan untuk pasien Covid pun disiapkan.
"Manti ada rencana alternatif pertama. Apabila 1.100 penuh, ada alternatif pertama penambahan, bukan penambahan ya.
Sudah ada bed yang di kamar yang selama ini dipakai 2 bed. Padahal sebenernya 3 bed isinya. Nah ini akan diaktifkan mulai 1.300 kalau sudah penuh diaktifkan kembali, sehingga bisa menambah sekitar 2.000 bed atau sekitar 30% untuk menambah okupansi kita," kata Arifin.
Dia mengatakan keterisian tempat tidur saat ini mencapai 80,68%. Sisa tempat tidur di Wisma Atlet Kemayoran tinggal 1.158. (Merdeka/Kumparan/Detikcom/c)