RS AWS Samarinda Tolak Pasien Gegara 250 Nakes Isoman, Seorang Nenek Wafat di Ambulans


637 view
RS AWS Samarinda Tolak Pasien Gegara 250 Nakes Isoman, Seorang Nenek Wafat di Ambulans
(KOMPAS.com/ZAKARIAS DEMON DATON)
RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda, Kaltim, Rabu (18/4/2020). 

Samarinda (SIB)

Keributan terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AW Syahranie, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). Sebabnya, ada seorang nenek 80 tahun ditolak dirawat dan meninggal dunia karena tenaga medis yang terbatas.


Seorang warga, Yuda Herlin Pratama (23) menyebut dirinya melarikan ibundanya berusia 80 tahun ke RSUD AW Syahranie pada Senin (26/7). Ibunya dilarikan ke rumah sakit itu karena mengalami sesak nafas.


Namun, mobil ambulans yang membawa ibunya diberhentikan di pintu masuk rumah sakit oleh 2 orang petugas keamanan.


"Mereka setop mobil ambulans yang membawa ibu saya dan melarang masuk mobil ambulan dengan alasan rumah sakit sudah penuh, padahal saat itu ibu saya lagi membutuhkan pertolongan," kata Yuda kepada detikcom dilokasi kejadian.


Meski ditolak, Yuda terus berupaya agar ibunya bisa dimasukkan ke dalam rumah sakit dan mendapat perawatan. Namun petugas tetap melarang masuk karena tempat tidur telah penuh dan oksigen habis.


"Mereka juga mengatakan tempat tidur maupun oksigen habis sehingga mereka terus melarang mobil ambulans milik masjid At Taufik yang membawa ibu saya masuk," jelas Yuda.


Setelah berdebat 20 menit lamanya, Yuda diizinkan memasukkan ibunya ke UGD rumah sakit. Namun karena tidak langsung ditangani, ibunda Yuda meninggal dunia di depan pintu UGD.


"Karena kesal dengan ulah rumah sakit keluarga pun akhirnya mengamuk dan meminta pertanggungjawaban pihak rumah sakit, khususnya dua petugas keamanan yang sempat menghadang ambulance tadi," kata Yuda.


"Banyak sekali keanehan yang kami lihat di rumah sakit, dari pintu masuk yang dipalang hingga pintu UGD yang di borgol agar orang tidak bisa masuk. Masalah kembali muncul saat kami mau meminta agar jenazah ibu saya diperiksa swap antigen agar bisa meyakinkan warga sekitar bahwa ibu saya tidak Covid," jelasnya.


Akui Tolak Pasien

Direktur RSUD AW Syahranie Samarinda membenarkan keributan akibat ibunda Yuda meninggal di pintu IGD karena sempat ditolak dan tidak langsung menerima pelayanan. Hal itu terjadi karena RSUD AW Syahranie Samarinda sudah tidak mampu menerima dan merawat pasien.


"Memang benar ada kejadian seperti itu, namun itu kemampuan kami menangani pasien sudah sampai batas maksimal, dampaknya seperti ini pasti akan terjadi," kata Direktur RSUD AW Syahranie Samarinda dr David Hariadi melalui juru bicaranya, dr Arysia Andhina kepada detikcom, Senin (26/7).


Dia menegaskan, pihaknya sudah tidak mampu lagi menangani semua pasien yang datang. Apalagi lanjutnya, pihak keluarga pasien ini juga sudah menghubungi rumah sakit lain, dan mereka juga tidak sanggup.


Saat ini jelas Sisil sedikitnya ada 250 tenaga kesehatan yang ada di RSUD AWS menjalani isolasi mandiri.

Harapan kami memang ada penambahan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah overload pasien ini dan hal ini merupakan wewenang pemerintah daerah.


"Kami berharap ada penambahan tenaga kesehatan dari Dinas Kesehatan seperti yang dilakukan tahun lalu, namun memang tenaga kesehatan juga merupakan SDM yang sulit dicari saat ini, " kata dr Sisil.


"Memang perlu waktu yang lama untuk merealisasikannya penambahan tim medis di rumah sakit yang harus dilakukan saat ini adalah pemahaman kepada masyarakat untuk mengerti akan kondisi saat ini," tegas Sisil.


Yang terpenting lanjutnya pencegahan penyebaran di masyarakat dan edukasi serta sosialisasi masalah keterbatasan faskes saat ini perlu juga disampaikan ke masyarakat. (detikcom/f)


Penulis
: Redaksi
Sumber
: Koran SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com