Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 06 Juli 2025

Strategi Hidup Bersama Covid: Orang Berstatus Hitam Langsung Dikarantina

* Menkes Siapkan Skenario Endemi Covid-19
Redaksi - Selasa, 14 September 2021 08:19 WIB
401 view
Strategi Hidup Bersama Covid: Orang Berstatus Hitam Langsung Dikarantina
Rachman Haryanto/detikcom
Luhut Pandjaitan
Jakarta (SIB)
Pemerintah mempersiapkan strategi hidup bersama Covid-19. Ada tiga kunci utama, salah satunya adalah penanganan orang berstatus hitam.

"Pertama, cakupan vaksinasi tinggi, terutama untuk kelompok rentan seperti lansia," kata Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Pandjaitan, menyebutkan poin pertama strategi utama hidup bersama Covid-19.

Luhut yang juga merupakan Menko Kemaritiman dan Investasi berbicara dalam siaran pers lewat video di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (13/9).

"Kedua, penerapan 3T (testing, tracing, treatment), termasuk penerapan isoter (isolasi terpusat) maksimal. Isoter menjadi sangat penting," kata Luhut.

Dia menjelaskan, orang-orang yang terkonfirmasi mengidap Covid-19 bakal langsung ditangani dan diisolasi di lokasi isoter. Orang-orang ini disebut sebagai orang berstatus hitam dalam sistem PeduliLindungi. Misalnya, orang yang ternyata diketahui positif Covid-19 saat pemeriksaan masuk mal, maka orang tersebut akan langsung diisolasi.

"Nanti orang-orang yang kena pada status hitam di PeduliLindungi akan kita segera tangani, di mal itu misalnya, diperiksa, langsung akan kita bawa ke karantina terpusat, untuk menghindari penularan ke orang-orang lain," tutur Luhut.

Kunci ketiga dalam strategi hidup bersama Covid-19 adalah kepatuhan penerapan protokol kesehatan yang tinggi, meliputi 3M serta penerapan penapisan (screening) lewat aplikasi PeduliLindungi.

"Jika capaian vaksinasi masih rendah, maka tiga strategi utama tersebut akan ditambahkan dengan pembatasan kegiatan masyarakat seperti implementasi PPKM yang ada saat ini," tutur Luhut.

Siapkan Skenario
Sementara itu, terpisah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah menyiapkan skenario jika status Covid-19 sudah menjadi endemi di Indonesia. Budi mengatakan status endemi berlaku jika kasus Covid-19 sudah 1,9 juta dalam kurun setahun.

"Jadi skenario kondisi endemi kita memperkirakan bahwa kasus setahun itu 1,9 juta kasus positif. Untuk informasi sekarang kasus kita sudah berjalan sejak Maret 2020 itu sudah ada 4 juta kasus," kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX, Senin (13/9).

"Jadi kita untuk skenario A bahwa ini kondisinya membaik terus atau rata dengan kondisi sekarang ada 1,9 juta kasus," lanjutnya.

Sementara itu, skenario B digunakan jika kasus Covid mengalami lonjakan. Estimasi kasus di skenario ini adalah 3,9 juta.

"Dan skenario B jika terjadi lonjakan varian baru mengakibatkan adanya lonjakan kasus kita mengestimasikan ada 3,9 kasus atau 2 juta kasus lebih tinggi dibandingkan skenario normal, skenario tidak ada lonjakan," kata Budi.

Meski begitu, Budi mengatakan proses testing dan vaksinasi masih akan tetap berjalan meski dalam status endemi. Pihaknya terus mengupayakan proses vaksinasi agar bisa didapat oleh seluruh kalangan.

"Skenario ini akan mempengaruhi dari testing, perawatan dan isolasi. tapi dari sisi vaksinasi tidak berubah, karena untuk vaksinasi nanti saya akan jelaskan sendiri baik skenario endemi maupun skenario ada lonjakan kasus. Kita akan tetap menjalankan vaksinasi dengan dosis ketiga dan juga vaksinasi yang usia baru masuk ke-12," ucapnya.

Namun jumlah testing, kata Budi, tentu akan menyesuaikan kondisi. Begitu juga mekanisme perawatan.

"Tapi untuk skenario testing, perawatan, dan isolasi itu akan berubah tergantung dari berapa jumlah kasus aktifnya. Misalnya skenario A, testing 28 juta, kalau skenario B, 58 juta testing," ujarnya.

"Perawatan juga sama kalau skenario A itu ada 20 persen dari 1,9 juta, kalau skenario B 20 persen dari 3,9 demikian juga dengan isolasi," imbuh Budi.

Terbatas
Mengenai vaksin booster untuk masyarakat, pemerintah hanya menggratiskan untuk 91,8 juta jiwa untuk para peserta BPKS Kesehatan golongan penerima bantuan iuran. Selain itu, masyarakat harus membayar atau membeli vaksin booster atau dosis ketiga.

Pemerintah bakal menyiapkan setidaknya 241,3 juta dosis vaksin di 2022 untuk 212,7 juta masyarakat Indonesia. Ia juga memastikan, pemerintah akan memprioritaskan pembelian vaksin Covid-19 produksi dalam negeri.

Saat ini, estimasi kapasitas produksi vaksin dalam negeri sebanyak 462 juta dosis yang bakal mencukupi kebutuhan vaksinasi program pemerintah dan mandiri. Vaksin dalam negeri itu merupakan vaksin Merah Putih.

Kemudian vaksin produksi Bio Farma (Vaksin BUMN), vaksin produksi JBio-Zifivax, vaksin produksi Kalbe Farma, vaksin berteknologi mRNA produksi PT Etana hasil transfer teknologi dengan Yuxi Walvax Biotechnology, hingga vaksin Genexine produksi Kalbe Farma. (detikcom/CNNI/d)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru