Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 12 Juli 2025
Perayaan HUT ke-55 PGI-W Sumut

Tidak Ada Calon Kristen di Pilkada, Bukti Gereja Gagal Hasilkan Kader Tangguh

* Gereja Harus Jadi Terdepan Memutus Rantai Covid-19
Redaksi - Kamis, 03 September 2020 09:31 WIB
1.071 view
Tidak Ada Calon Kristen di Pilkada, Bukti Gereja Gagal Hasilkan Kader Tangguh
Foto SIB/Dok Humas PGI-W Sumut
FOTO BERSAMA: Ketua Umum PGI-W Sumut Bishop Darwis Manurung bersama unsur Majelis Pengurus Harian dan sejumlah pimpinan gereja foto bersama pada perayaan HUT ke-55 PGI Wilayah Sumut, Rabu (2/9) di gereja kompleks kantor PGI-W Sumut Jalan Slamat K
Medan (SIB)
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Wilayah Sumatera Utara merayakan HUT ke 55, Rabu (2/9) di gereja yang berada di lingkungan PGI-W Sumut Jalan Slamat Ketaren, Medan Estate. Acara diawali dengan ibadah dimana khotbah dibawakan Ketua Umum PGI-W Sumut Darwis Manurung STh MPSi.

Darwis Manurung mengatakan, pada HUT ke 55 tahun ini, PGI mengevaluasi perjalanannya. Banyak pergumulan yang dialami PGI tapi semua itu bisa dilewati dengan baik. “Kita sedang hidup dalam pergumulan di tengah-tengah bangsa ini, termasuk krisis kebangsaan, ekologi, keesaan secara gereja-gereja dan krisis digital menghadapi industri 4,0,” kata Bishop Darwis Manurung.

Secara khusus lagi kata dia, umat manusia sedang dihadapi dengan pandemi Covid-19. Pesan PGI bersama bersama gereja-gereja harus menjadi yang terdepan. Menjadi teladan dalam memutus rantai penularan Covid. Dimulai dalam keluarga masing-masing termasuk dalam menjalankan ibadah tatap muka.

“Gereja-gereja harus mematuhi protokol kesehatan. Jangan pernah malu menggunakan masker itu penting, bukan sesuatu yang sulit. Gereja harus menyediakan tempat cuci tangan, menyemprot ruangan gereja. Kalau boleh microphone itu satu untuk satu orang, jangan berganti-ganti, sirkulasi udara di ruangan harus baik. Gereja harus jadi contoh, teladan dan terdepan dalam memutus mata rantai penularan Covid,” terangnya.

Dikatakannya, PGI akan turun ke daerah mengunjungi panti asuhan yang diasuh oleh gereja anggota PGI dan mengunjungi pengungsi Sinabung. Sambil memberi tali asih, juga memberi contoh protokol kesehatan untuk kegiatan rutin sehari-hari.

Sosialisasi Pilkada
Terkait Pilkada, PGI-W Sumut dalam kegiatan lain bahwa gereja harus pro aktif menyosialisasikan pilkada ke seluruh jemaat. Supaya warga jemaat sadar sesadar-sadarnya masa depan bangsa ada di tangan warga. Jangan pernah tidak ikut memilih, jemaat harus ikut menyukseskan pemilihan dari awal hingga akhir. “Gereja bertanggung jawab memberikan memberikan pendidikan politik kepada jemaat, supaya jemaat berhikmat, tidak sembarangan memilih. Gereja harus bisa mendidik jemaat agar tidak kompromi dengan politik uang,” tegasnya.

Terkait di beberapa daerah tidak ada keterwakilan Kristen menjadi calon wali kota, calon wakil wali kota, calon bupati maupun calon wakil bupati, salah satunya Kota Medan, menurut Bishop Darwis Manurung, pemimpin itu tidak patokan apakah Kristen atau non Kristen.

Koreksi diri
Kalau tidak ada calon Kristen, kata dia, gereja dan warga gereja perlu mengoreksi diri. Berarti gereja tidak memiliki kader-kader yang dipandang baik oleh umum. Kalau dipandang baik oleh umum pasti akan diusung partai untuk maju.

“Ini menjadi kritik bagi kita bersama, kenapa tidak ada wakil Kristen, jangan dulu menyalahkan partai. Karena sejarah Alkitab mengatakan, Yusuf memimpin di Mesir, dia bukan hanya minoritas, tapi satu-satunya bukan orang Mesir dan bukan penganut agama orang Mesir, tapi jadi pemimpin di sana, karena dia yang terbaik di Mesir,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut dia, tidak adanya wakil Kristen di sejumlah Pilkada di Sumut itu perlu introspeksi gereja, karena tidak berhasil menghasilkan kader-kader tangguh. Hal itu disebabkan, kegagalan gereja membina umatnya memahami politik yang benar dan mempersiapkan kadernya. Kalau gereja berhasil membina umatnya, pasti bisa menjadi calon di daerah minoritas Kristen,” tuturnya.

Sesalkan
Bishop Darwis juga menyesalkan penentuan calon kepala daerah oleh pimpinan pusat partai. Kalau itu calon gubernur cukuplah ditentukan pimpinan partai di tingkat provinsi, kalau bupati atau wali kota cukup oleh partai di daerah.

“Karena yang memahami kader daerah itu bukan orang pusat, tapi orang daerah yang mengetahui kiprahnya. Jangan pula daerah mengajukan si A, tapi oleh pimpinan pusat partai ternyata si B,” imbuhnya. Turut hadir, Sekum PGI-W Sumut Pdt Hotman Hutasoit MTh, Ketua Pdt Dr Eben Siagian, Wakil Sekum Pdt Bima Gustav Saragih, bendahara St Reinward Sirait. Hadir juga para pimpinan gereja seperti Bishop GTDI Bishop F Zendrato, Bishop GPP Pdt Erwin Tambunan MTh, Ketua Panitia Dr Timbul Sinaga, Wakil Ketua Panitia Pdt Asal P Tambunan dan lainnya. (M10/d)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru