Sabtu, 27 Juli 2024

Angka Kasus Stunting Alami Penurunan di Medan

Redaksi - Senin, 01 November 2021 19:57 WIB
264 view
Angka Kasus Stunting Alami Penurunan di Medan
Foto Dok/Leo Bukit
dr Mardohar Tambunan
Medan (harianSIB.com)

Angka kasus stunting di Medan mengalami penurunan. Seperti diketahui, permasalahan stunting atau gagal tumbuh pada anak masih menjadi permasalahan di kota ini.

Plt Kadis Kesehatan Medan dr Mardohar Tambunan menyebutkan jumlah kasus stunting sudah menurun dari 400 kasus menjadi sekitar 300 kasus. Terakhir paling banyak ditemukan di Titipapan, Medan Labuhan.

"Jumlah stunting kita sudah menurun, standar nasional itu 27 persen, jadi kita sudah mengantisipasinya dan kita juga sudah melakukan berbagai program untuk menekan stunting ini," kata Mardohar kepada harianSIB.com, Senin (1/11/2021).

Adapun program itu, di antaranya pemberian makanan tambahan, peningkatan edukasi kepada ibu soal pola asuh, melakukan promotif dan preventif di masyarakat. Karena stunting ini juga kebanyakan karena pola asuh.

Ia menyebutkan pihaknya terus berkoordinasi dengan lintas instansi. Sebab, penekan angka stunting ini berkaitan dengan semua instansi seperti BKKBN, Perkim dan lainnya.

"Mengatasi ini harus melibatkan semua instansi. Stunting ini paling banyak perannya kemiskinan, masalah air, lingkungan, pola asuh. Paling banyak di Titipapan, Medan Labuhan. Tapi data terakhir kita di Titipan itu sudah bagus tapi tetap kita awasi," ucapnya.

Sementara, berdasarkan data Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 27,7%. Data World Bank tahun 2020 mencatat prevalensi stunting Indonesia berada pada urutan ke 115 dari 151 negara di dunia.

Karena itu, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan berapa hal penyebab tingginya angka stunting di daerah karena masalah kurangnya asupan gizi kronis pada anak.

Kemudian, rendahnya cakupan akses air dan sanitasi penduduk, rendahnya pendidikan orang tua, pola asuh yang salah, dan kurangnya tenaga kesehatan terutama ahli gizi dalam pemantauan perkembangan balita.

Lebih lanjut, menurut dia, pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini akan memberikan pengaruh besar kepada peningkatan stunting pada kelompok miskin yang akan berdampak kepada menurunnya daya beli pangan bergizi. (*)

Editor
:
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Dinas P3APMPPKB Audit Kasus Stunting di Medan Belawan
HUT ke-24 PNM Aksi Cegah Stunting di Medan
Angka Kasus Stunting di Kota Medan Alami Penurunan
Pemko Medan Berkomitmen Turunkan Angka Kasus Stunting
komentar
beritaTerbaru