Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 01 Juni 2025
Aneka Ragam Pakaian Adat Indonesia Ditampilkan di Konta ke-77 GMI Wilayah I

Bishop Kristi Wilson Sinurat: Aktualisasikan Panggilan Gereja yang Sesungguhnya

Redaksi - Minggu, 26 Juni 2022 16:36 WIB
748 view
Bishop Kristi Wilson Sinurat: Aktualisasikan Panggilan Gereja yang Sesungguhnya
Foto harianSIB.com/Wilfred Manullang
FOTO BERSAMA : Pimpinan GMI Wilayah I Bishop Kristi Wilson Sinurat STh MPd (tengah), Pimpinan GMI Wilayah II Bishop Sabam Lumbantong MA (kanan), Pimpinan GMI Konta Pengembangan Bishop David Wu MTh (kiri), berfoto bersama peserta
Medan (SIB)
Pimpinan GMI Wilayah I, Bishop Kristi Wilson Sinurat STh MPd membuka secara resmi pelaksanaan Konferensi Tahunan (Konta) GMI Wilayah I dengan pemukulan gong yang dipusatkan di Hotel Grand Mercure, Jumat (24/6). Konta yang digelar secara semi virtual hingga Minggu (26/6) itu dihadiri 611 orang. Pembukaan Konta diawali kebaktian singkat yang diikuti seluruh peserta, termasuk Ketua Umum PGI Pdt Gomar Gultom MTh secara virtual, Bishop RPM Tambunan dan Bishop Darwis Manurung.

Namun ada yang berbeda dari pelaksanaan Konta tahun 2022. Pada Konta ke-77 ini, sejumlah peserta terlihat mengenakan pakaian adat dari suku-suku di Indonesia. Ada yang mengenakan pakaian adat etnis Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Melayu, China hingga pakaian adat etnis Papua. Bukan hanya peserta yang diminta memakai pakaian adat.

Pimpinan GMI Wilayah II Bishop Sabam Lumbantobing MA, Pimpinan GMI Wilayah I Bishop Kristi Wilson Sinurat dan Pimpinan GMI Konta Pengembangan Bishop David Wu MTh juga mengenakan pakaian adat Batak Toba.

Keberagaman budaya yang dimiliki Indonesia semakin kental saat siswa SMA Methodist 1 Medan membawakan tarian dari beberapa suku di Indonesia dan paduan suara PIP (Persekutuan Istri Pekerja dan Pekerja Perempuan) Distrik 2 GMI Wilayah I juga mengenakan pakaian adat.[br]

Bishop Kristi Wilson dalam Episcopal Address-nya mengatakan bahwa sesuai dengan panggilan tema Renstra GMI periode pelayanan tahun 2021-2025, maka kita memasuki tahun Aktualisasi Pelayanan. Dalam pergumulan global yang sedang berlangsung, kita dituntut untuk mengaktualisasikan panggilan gereja Diakonia, Kononia dan Marturia yang sesungguhnya.

“Panggilan gereja harus bersentuhan dengan kebutuhan dan kerinduan umat manusia. Gereja masa kini harus bisa menjadi gereja yang solidaritas memenuhi kebutuhan jemaat serta masyarakat secara universal dan holistik,” jelasnya seperti dilaporkan wartawan harianSIB.com

Lebih lanjut dikatakannya bahwa gereja tidak hidup dalam keterasingan dari pergumulan moral umat manusia. Bersama pengikut agama lain, orang-orang Kristen harus menyuarakan nilai-nilai moral individual dan nilai-nilai sosial demi keadilan, perdamaian dan perlindungan lingkungan hidup.

Dalam etika orang Methodist, jika seseorang ingin mencari keselamatan maka dia akan berbuat baik kepada semua orang.

Itulah yang dilakukan John Wesley pada abad ke-18 di Inggris. “Jika pengajaran John Wesley ini diterapkan dalam kehidupan, baik taraf pribadi, keluarga maupun gereja, tentu akan terjadi transformasi sosial,” tutur bishop.

Sementara itu Bishop David Wu merasa tersanjung bisa mengenakan pakaian adat Batak Toba. Pria yang pada Konag Oktober 2021 terpilih sebagai pimpinan GMI Konta Pengembangan itu menjelaskan kemajemukan budaya yang kita miliki harus dipelihara dengan baik. “Saya merasa luar biasa di mana budaya memiliki nilai-nilai yang paling dalam,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, dia juga mengucapkan terima kasih kepada peserta Konag serta para Bishop yang telah memberikan dukungan disahkannya GMI Konta Pengembangan Sementara menjadi GMI Konta Pengembangan sehingga GMI memiliki tiga wilayah pelayanan. “Kita tentunya berharap dengan tiga Konta pelayanan ini, Gereja Methodist menjadi satu kekuatan yang luar biasa,” tuturnya seraya menambahkan bahwa GMI Konta Pengembangan juga akan menggelar Konferensi Tahunan pada 30 Juni hingga 3 Juli di Manna Hill Berastagi.[br]

Bishop Sabam Lumbantobing mengatakan bahwa Konta adalah sarana anugerah. “Karena itu mari kita memaknainya dalam relasi kita sesuai subtema. Mari kita juga memaknai tema ini sebagai kebersamaan menuju satu titik bagaimana kita memenuhi janji Tuhan bahwa Dia bersama kita dalam seluruh pergumulan pelayanan,” ajaknya.

Sementara itu, Ketum PGI Pdt Gomar Gultom mengajak seluruh peserta Konta untuk menjadikan perbedaan pendapat, kepentingan dan pilihan dikelola sebagai kekuatan yang memperkaya, bukan sebaliknya memporak-porandakan kita. “MPH PGI menaruh harapan bagi kesatuan GMI dan GMI Wilayah I sebagai tubuh Kristus agar kita semua mampu mengemban tugas yang dari waktu ke waktu makin berat kita hadapi di tengah-tengah masyarakat dan bangsa Indonesia,” tuturnya.

Ketua Panitia Konta LS Drs Humuntal Rumapea MKom dalam laporannya mengatakan bahwa peserta Konta berjumlah 611 orang terdiri dari pendeta 388 orang, utusan warga 219 orang dan pengurus wilayah 4 orang. Konta dilaksanakan secara semi virtual yang pesertanya terbagi dalam 6 klaster.

Humuntal mengatakan tema Konta tahun ini adalah “Bersatu membangun tubuh Kristus untuk melayani bangsa” (Yoh 17: 21-22). Dengan subtema “Pemberdayaan potensi sumber daya manusia, aset, relasi dan kemandirian teologi untuk menjadi berkat bagi semua ciptaan”. (SS4/a)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru