Medan (SIB)
Ketua Nasional Gereja Tuhan di Indonesia (GTDI) Bishop Dr Fasa’aro Zendrate STh MPdk memroteksi warga gereja dan anak-anaknya yang berada di Panti Asuhan Terima Kasih Abadi Jalan Pengayoman Sei Agul Medan dengan moral religi dan kearifan lokal berbasis adat-istiadat. “Semuanya harus memahami makna lagu religi. Jadi, tak sekadar berkidung,†tegas cendikiawan Nias tersebut.
Di akun Facebook, Bishop selalu mengunggah aktivitas gerejawi. Baik di lingkungan GTDI Jemaat Syalom Jalan Danau Semayang 158 Sei Agul - Medan serta sejumlah iven. Di kota maupun di pelosok, khususnya di kawasan Kepulauan Nias selalu up-date.
Kegiatan religi tersebut selalu terkait dengan hal etnik. “Tiap individu mendapat warisan luluhur sesuai garis keturunan. Itu harus pula dilestarikan. Terkait iman Kristus yang harus terus diperbaharui hingga semakin tebal,†tambahnya.
Dengan memahami makna hingga memedomani lagu religi serta mengelaborasikannya dengan kearifan lokal yang ada pada lagu etnik, deran budaya sekuler masuk, langsung terfilter. “Generasi muda, generasi gereja jadi dapat beriring dengan kemajuan zaman,†tegasnya.
Mei, khususnya tiap tanggal 9 menjadi istimewa karena pertambahan usianya. Seperti di 2021. Sejak pekan kedua di bulan kelima, Bishop terus dihadiahi ucapan dan syukuran bertambahnya usia.
Di akunnya, ratusan netizen mentag perayaan syukuran hari jadinya. Mulai dari acara spesial di keluarga inti hingga dengan jemaat dalam jumlah besar. Atau orang-orang sukses mantan anak asuhnya di Panti Asuhan Terima Kasih Abadi yang bersuka.
Doa dan harapan pun menghujani Bishop. Menitha Ningsih Waruwu dan Juniman, misalnya, menghadiahi doa yang menyentuh. Pria penggiat seni etnik itu mengutip nats Ulangan 11:21 ...supaya panjang umurmu dan umur anak-anakmu di tanah yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepada mereka, selama ada langit di atas bumi. (FB/R10/a)