Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 02 Juli 2025

Mahasiswa Desak Kejati Sumut Usut Dugaan Korupsi Beasiswa KIP di Univa Labuhanbatu

Redaksi - Rabu, 15 Maret 2023 22:53 WIB
1.077 view
Mahasiswa Desak Kejati Sumut Usut Dugaan Korupsi Beasiswa KIP di Univa Labuhanbatu
(Foto: Dok/Faisal)
UNJUKRASA: Mahasiswa Universitas Al-Washliyah (Univa) Labuhanbatu membentang spanduk bertuliskan usut tuntas dugaan korupsi bea
Rantauprapat (SIB)
Aliansi Mahasiswa Peduli Universitas Al-Washliyah (Univa) Labuhanbatu berunjukrasa di depan Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Labuhanbatu, Selasa (14/3).
Puluhan mahasiswa itu mendesak kejaksaan mengusut dugaan korupsi penyaluran beasiswa untuk mahasiswa miskin yang memperoleh Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Univa yang beralamat di Jalan Sempurna Rantauprapat.
“Di Univa Labuhanbatu ada 247 mahasiswa penerima bantuan beasiswa KIP dari pemerintah. Setiap orang mendapat biaya kuliah sebesar Rp2,4 juta dan biaya kehidupan Rp4,8 juta. Tetapi dalam penyaluran dana beasiswa tersebut, khususnya biaya kehidupan yang seharusnya mendapatkan Rp4,8 juta tetapi hanya memperoleh Rp1,7 juta saja. Berarti ada sekitar Rp3,1 juta yang difotonya,” ucap koordinator aksi, Heri Faisal Hasibuan.
Katanya, dugaan korupsi tersebut telah dilaporkan ke Kejaksaan Tinggi Kejati Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.
Senada dengan itu, Tarmiji salah satu mahasiswa penerima beasiswa KIP itu mengaku dirinya dan beberapa temannya diminta sejumlah uang bentuk ungkapan terimakasih ke pihak kampus karena sudah mendapatkan dana beasiswa KIP.
“Awal mulanya saya dan 10 orang lainnya dikumpul di ruang kelas oleh MA, lalu kami disuruh bayar uang terimakasih Rp3,1 juta per orang. Semua uangnya dikumpulkan pada saya kemudian saya disuruh mengantarkan uang tersebut ke Warkop Netral. Saya langsung antar uang tersebut ke Warkop Netral dan langsung saya serahkan kepada MA dan di situ ada juga rektor dan Rusli,” ungkap Tarmiji.
“Tidak sampai di situ, kami juga diminta uang sebesar Rp1.025.000 perorang yang katanya untuk bayar administrasi seperti (almamater, uang pembangunan, kaos dan KTM) dan kami langsung bayarkan ke Bank Sumut yang ada di Sigambal. Setelah itu kami juga membayar uang daftar ulang dari semester 1 dan 2 sebesar Rp25 ribu perorang,” tambah Tarmiji.
Massa aksi kemudian dipersilahkan masuk ke Kantor Kejari Labuhanbatu dan diterima Kepala Seksi Intelijen, Firman H Simorangkir. “Kasus ini kan sedang bergulir jadi kita tinggal menunggu hasilnya aja,” sebut Kasi Intel kepada mahasiswa.
Rektor Univa Labuhanbatu, Basyarul Ulya menuding laporan dan aksi mahasiswa tersebut berbau politik menjelang pemilihan wakil rektor dan penerimaan mahasiswa baru.
"Tidak ada kutipan dana KIP yang kita lakukan, baik secara pribadi maupun lembaga kepada mahasiswa penerima bantuan dana beasiswa itu. Ini bisa jadi ada unsur politik yang sengaja diciptakan menjelang pemilihan wakil rektor dan penerimaan mahasiswa baru," kata Basyarul Ulya didampingi M Rusli SH selaku Ketua Senat Universitas Al-Washliyah Labuhanbatu kepada wartawan di Rantauprapat.
Katanya, kecurigaan itu karena serangan bertubi-tubi itu muncul menjelang pemilihan wakil rektor tahun ini. Ada juga isu-isu disebar di media sosial yang rata-rata akun palsu.
"Saya khawatir ini akan menjadi preseden buruk bagi Yayasan Univa Labuhanbatu, makanya hal ini kami sikapi dan perlu kami klarifikasi agar masyarakat juga tahu," sebutnya.
Dia mengakui telah diundang untuk dimintai keterangan oleh Kejati Sumut terkait pengaduan masyarakat (Dumas) atas dugaan kutipan dana beasiswa KIP tahun 2022.
"Saya datang sebagai warga negara yang baik, untuk memberikan keterangan, karena kalau dipanggil kita wajib datang. Saya dipanggil oleh Kejatisu 7 Februari 2023 dalam bentuk undangan rangka penyidikan dan saya menjelaskan secara gamblang apa yang mereka tanyakan," paparnya.
Ia menyebut ada 2 hal yang ditanya. Pertama tentang kutipan tapi apakah itu dilakukan oleh pihak luar atau dari dalam Kampus Univa Labuhanbatu, karena dana beasiswa mahasiswa ini ada Rp2,4 juta dan ada Rp4,8 juta masuknya ke rekening mahasiswa langsung dari pemerintah.
"Beasiswa yang nilainya Rp2,4 juta langsung ke rekening kampus untuk biaya kuliah. Sedangkan beasiswa yang sebesar Rp4,8 juta itu merupakan bantuan pendidikan yang langsung diterima oleh mahasiswa lewat rekening masing-masing," jelasnya.
"Secara person atau secara institusi saya tidak pernah memerintahkan dana itu dipotong. Jadi, pikir orang sama rektor. Kalau dihitung- hitung miliaran itu. boleh dicek rekening saya. Kalau pun ada itu dari dana sidak. Jadi saya sangat menyayangkan hal ini”, ucapnya.
Menurutnya, ada juga orang yang menganggap uang kuliah satu semester kan Rp1,8 juta, sementara yang masuk Rp2,4 juta lantas ke mana sisanya. "Menurut tim monitoring, sisa uang tersebut merupakan hak kampus untuk mengelolanya, karena itu dana pendidikan, seperti untuk uang ujian mahasiswa dan lain-lain," jelas Basyarul.
Sementara, M Rusli selaku ketua Senat menambahkan, tahun 2021 Univa Labuhanbatu menerima bantuan beasiswa untuk 233 mahasiswa jalur KIP. Kemudian, tahun 2022 sebanyak 30 orang.
"Adapun Rp2,4 juta untuk biaya pendidikan dikalikan 8 semester berkisar Rp18,6 juta. Sementara untuk menjadi sarjana di Univa Labuhanbatu dari mulai hari pertama masuk sampai wisuda biayanya mencapai Rp23 juta," jelasnya. (E15/b)



Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru