Jumat, 13 Desember 2024

Masyarakat Kenegerian Sihotang akan Duduki Kantor Bupati Samosir Gerakan Tutup TPL

Redaksi - Jumat, 01 Desember 2023 20:13 WIB
386 view
Masyarakat Kenegerian Sihotang akan Duduki Kantor Bupati Samosir Gerakan Tutup TPL
(Foto: Dok/Frans Sitanggang)
RUSAK: Banjir bandang yang terjadi di Kenegerian Sihotang, Senin (13/11) mengakibatkan lahan persawahan milik warga rusak (kiri). Banjir itu diduga dampak kerusakan hutan akibat penebangan PT TPL sebagaimana disaksikan sejumlah tokoh masyarakat K
Samosir (SIB)
Masyarakat Kenegerian Sihotang yang terdampak banjir bandang pada Senin malam (13/11) lalu, menggelar aksi ke Kantor Bupati Samosir, Jalan Rianiate, Pangururan, Senin (4/12) mendatang, meminta operasional PT TPL Tbk Sektor Tele dihentikan.
Hal itu disampaikan salah seorang tokoh dari Kenegarian Sihotang selalu penanggung jawab aksi, Marko Sihotang didampingi Chandra Sihotang kepada SIB, Kamis (30/11) di Desa Siparmahan, Kenegerian Sihotang, Kecamatan Harian.
Dari hasil kesepakatan bersama dari masyarakat empat desa sudah bersepakat untuk melakukan aksi dengan tertib dan damai.
"Kami meminta agar operasional PT Toba Pulp Tbk Sektor Tele dihentikan," kata Marko tokoh masyarakat sihotang.
Alasan masyarakat Kenegerian Sihotang membuat aksi kata dia, karena terjadinya banjir bandang yang telah mengorbankan jiwa dan merusak puluhan hektar lahan pertanian, diakibatkan penebangan secara membabi buta tanpa ada waktu luang selama sebulan nonstop penebangan di konsesi PT TPL Tbk wilayah Sitonggitonggi Tele.
Dijelaskan, kehadiran masyarakat di Kantor Bupati Samosir, dalam kerangka meminta Bupati Vandiko Timotius Gultom bersama sama menyuarakan aspirasi untuk "Menutup PT TPL Tbk".
"Kami sudah siap menduduki Kantor Bupati Samosir dan bermalam di sana, sebelum Kepala Daerah mengambil keputusan," tegasnya lagi. Selanjutnya ditambahkan, warga Kenegerian Sihotang saat ini sangat trauma, khususnya kalau hujan turun.
"Karena konsesi PT TPL Tbk yang sudah gundul, persis berada di atas lokasi banjir bandang," bebernya. Chandra Sihotang menambahkan, secara regulasi sudah menyampaikan pemberitahuan ke Polres Samosir.
"Karena kita masyarakat yang taat hukum," ujarnya. Kedua tokoh Kenegerian Sihotang itu juga menyampaikan, sehari pasca banjir bandang, sudah langsung turun ke konsesi Sitonggitonggi, menyaksikan kondisi hutan yang gundul.
Yang paling miris, kata Chandra, di saat masyarakat masih diselimuti rasa duka, karena seorang korban jiwa belum ditemukan, kegiatan PT TPL Tbk semakin gencar mengeluarkan kayu gelondongan dari daerah Sitonggitonggi Tele.
"Kami masyarakat Kenegerian Sihotang membulatkan tekad, agar PT TPL Tbk Sektor Tele ditutup, kalau tidak, kami merasa terancam di kampung kami sendiri," pungkasnya.
Sementara pihakPT TPL Tbk melalui rilisnya menjelaskan, berdasarkan data yang dikumpulkan tim TPL, banjir bandang Samosir disebabkan oleh sejumlah aspek, yakni curah hujan yang tinggi selama 12 jam, kondisi tutupan lahan Daerah Tangkapan Air (DTA) banjir sebagian besar (75%) berupa non hutan sehingga kemampuan tanah untuk meresap air (intersepsi) sangat rendah.
Selanjutnya kondisi kelerengan lahan ± 73% curam dan sangat curam, serta banyaknya material lumpur dan bebatuan di dasar sungai, yang menyebabkan tersumbatnya sungai Sitio-tio.
Pasca peristiwa banjir bandang, perusahaan pulp itu telah menurukan tim untuk melakukan pengecekan dan analisa lapangan guna mengetahui penyebab banjir bandang tersebut.
Dengan kondisi Sungai Sitio-tio yang membentuk bendungan temporary dan pada akhirnya sungai ini tertutup dan meluap ke alur di sebelah Tenggara, sehinga dipastikan tidak ada pengaruh atau keterkaitan operasional TPL dengan penyebab banjir ini, karena DTA banjir Siparmahan Sihotang dan DTA TPL adalah berbeda (bertolak-belakang) dan diperkuat dengan tidak adanya kayu jenis eucalyptus dalam material banjir.Pihak Humas PT TPL Tbk melalui Dedy Armaya dihubungi melalui sambungan WhatsApp, sampai berita ini dirilis, tidak memberikan jawaban. (**)


SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru