Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 02 Juni 2025

Pembuatan Sumur Bor Berbiaya Rp 350 juta Tidak Berfungsi di Desa Halaban Langkat

Redaksi - Kamis, 17 Maret 2022 12:59 WIB
828 view
Pembuatan Sumur Bor Berbiaya Rp 350 juta Tidak Berfungsi di Desa Halaban Langkat
Foto: SIB/Lesman Simamora
Mubazir: Proyek pembuatan sumur bor dengan sumber dana APBN T.A 2021 sebesar Rp 350 juta di Dusun II Paluh Pasir Desa Halaban, Langkat, terkesan mubajir, sejauh ini belum ada manfaat yang dirasakan masyarakat setempat, foto direkam baru
Besitang (SIB)
Sudah memasuki tiga bulan usai dikerjakan, pembuatan sumur bor yang menelan biaya sebesar Rp 350 juta di Dusun II Paluh Pasir Desa Halaban Kecamatan Besitang Langkat, namun sejauh ini belum difungsikan.

Proyek Program Spam Perdesaan Padat Karya PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) Wilayah I Provinsi Sumatera Utara dengan sumber dana APBN TA 2021 sebesar Rp 350 juta.

Pembangunan sumur bor ini tak ubahnya seperti membuang garam ke laut, ujar tokoh pemuda di Teluk Aru, Budi Syah Kurnia yang turut bersama SIB ke lokasi proyek, Rabu (16/3), di Pangkalan Brandan.

Selain itu, kata dia, pembuatan sumur bor itu terkesan salah sasaran. Sekira 71 KK (kepala keluarga) di Dusun II Palu Pasir itu sudah memiliki sumur bor, sehingga masyarakat di daerah itu tak butuh lagi sumur bor.

Sementara belasan dusun lainnya di Desa Halaban, dari sejak zaman penjajahan Belanda hingga 76 tahun Indonesia merdeka, masih sulit mendapatkan air sampai saat ini.

Bahkan sejauh ini cukup banyak warga di Desa Halaban yang hingga kini terpaksa harus membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 70 ribu/hari, ucapnya dengan nada prihatin.

Pantauan SIB di lapangan baru-baru ini, pipa distribusi air ke rumah warga, banyak yang rusak dan pecah, termasuk pipa induk dari tanki air juga pecah.

Ironisnya, meski sudah mencapai tiga bulan proyek usai dikerjakan KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat), tapi sejauh ini tanki air belum berisi air alias kosong, ujar ibu rumah tangga, Baedah (45), yang ditemui SIB di kediamannya tepatnya di depan tanki air tersebut baru-baru ini.

"Sampai saat ini air hasil dari sumur bor itu belum ada. Saat ini tanki air di atas bangunan itu masih kosong. Sebetulnya, warga disini sudah cukup banyak memiliki sumur bor, sehingga warga tidak butuh lagi sumur bor tersebut," terangnya.

Mantan Kades Halaban, Tamaruddin S.Ag didampingi Kadus II Paluh Pasir yang di konfirmasi SIB baru-baru ini, mengaku, pembuatan sumur bor di Dusun II tersebut di luar tanggungjawabnya.

"Sudah saya sampaikan ke pihak konsultan dan pihak pelaksana proyek (KSM -red), agar titik pemboran air dilaksanakan di dusun yang lain, sebab warga di Dusun II itu sudah memiliki sumber air. Tapi karena di Dusun II itu ada sumber air, ia mereka menetapkan titik pemboran air disitu, bukan saya," ujarnya berdalih.

Disinggung masih ada belasan dusun di desa itu yang belum memiliki sumber air, bahkan sejauh ini warga masih membeli air untuk kebutuhan MCK, dan air minum, ia di dusun lain tak ditemukan sumber air sehingga titik pemboran air ditetapkan di Dusun II Paluh Pasir itu, ujarnya seraya mengatakan air belum berjalan lancar karena ada pipa distribusi yang rusak atau pecah. (A11/d)

Sumber
: KORAN SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru