Kotapinang (SIB)
Selama 13 tahun terjadi pemekaran, sejumlah ruas jalan utama di Kabupaten Labusel, kondisinya masih banyak yang memprihatinkan. Warga berharap, Pemkab Labusel dapat segera melakukan perbaikan.
Selain membahayakan, kondisi jalan tersebut juga menghambat perekonomian dan aktivitas masyarakat, seperti ruas Jalan Besar Cikampak menuju Mahato. Jalan sepanjang lebih kurang 25 Km yang menghubungkan Kabupaten Labusel dengan Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau ini, 80 persen kondisinya masih sebatas perkerasan.
Kondisi ruas jalan tersebut kerap menjadi petaka bagi warga, pengendara khususnya pelajar yang melintas. Sebab, ketika hujan jalan menjadi licin, sedangkan saat kemarau penuh dengan debu.
"Sering anak-anak yang sekolah ke Cikampak terjatuh karena kondisi jalan yang belum beraspal. Desa Aek Raso ini sudah terbentuk sejak puluhan tahun lalu, tapi sampai kini kondisi jalannya masih sebatas perkerasan. Ada beberapa yang sudah dilakukan semenisasi, tapi hanya beberapa ratus meter saja," kata Suimin, (49) warga Desa Aek Raso, Kecamatan Torgamba.
Demikian halnya dengan ruas Jalan Besar Simpang Tolan hingga Desa Tanjung Mulia di Kecamatan Kampungrakyat.
Sepanjang lebih kurang 35 Km ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Labusel dengan Kabupaten Labuhanbatu dan Kabupaten Rohil, Provinsi Riau ini, 80 persen kondisinya rusak parah.
Akibat kondisi badan jalan yang belum memadai itu, kerap kali masyarakat terhambat aktivitasnya, khususnya saat musim penghujan. Bahkan warga di sejumlah dusun di Desa Tanjung Mulia, kerap tidak dapat melintas, karena jalan licin dan dipenuh lumpur.
"Sebagian besar ruas jalan masih sebatas tanah, kalau sudah musim penghujan kami tidak dapat keluar, baik untuk belanja maupun mengurus administrasi ke kecamatan atau kabupaten," kata Armansah Harahap (43) warga Desa Tanjung Mulia.
Kondisi serupa dirasakan masyarakat di sepanjang ruas Jalan Nasional Simpang Aek Batu hingga Desa SP4. Beberapa titik di ruas jalan tersebut belum beraspal.
"Kami di Desa SP3 dan Desa SP4 susah ketika musim kemarau, jalan penuh dengan abu. Sebagian besar memang sudah dilakukan betonisasi, tapi masih sampai Desa SP2," katanya.
Selain ketiga ruas jalan tersebut, ruas jalan lainnya yang kondisinya masih memprihatinkan yakni, ruas Jalan Bis II, Desa Aek Batu, Kecamatan Torgamba, sepanjang lebih kurang 10 Km. Selanjutnya ruas Jalan Simpang Sungai Pinang, Desa Asam Jawa, Kecamatan Torgamba, sepanjang lebih kurang 15 Km.
Kemudian, ruas Jalan Simpang Kampung Mangga hingga Desa Pangaruangan, Kecamatan Torgamba, sepanjang lebib kurang 10 Km, dan lain-lain. Seluruh ruas jalan tersebut sebagian besar masih sebatas perkerasan.
Kepala Dinas PUPR, Safii Simbolon yang dikonfirmasi mengakatan, pada tahun ini untuk infrastruktur dialokasikan anggaran senilai Rp 125 milyar. Anggaran itu termasuk untuk perbaikan jalan utama Kabupaten. Seperti Simpang Tolan menuju Desa Tanjung Mulia, Cikampak menuju Mahato (Riau) dan lain-lain.
"Karena angarannya terbatas, perbaikan tidak dilakukan secara menyeluruh. Tetapi bertahap. Untuk titik pastinya, saya lupa. Nanti kita infokan," katanya. (SS18/a)