Untuk menekan inflasi di Kota Tebingtinggi, Pemerintah Kota (Pemko) gencar menyosialisasikan penanaman cabai dan bawang merah. Pj Wali Kota Muhammad Dimiyathi meminta masyarakat menanam minimal 5 pokok cabai dan bawang setiap rumah tangga.
“Urban farming atau pemanfaatan lahan dalam kota untuk pertanian harus kembali kita galakkan. Tujuannya untuk menekan inflasi,” ujar M Dimiyathi, pada acara penanaman cabai dan bawang merah oleh kelompok tani di Kelurahan Pinang Mancung, Tebingtinggi, Senin (3/10/2022).
Penanaman cabai dan bawang merah itu, dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatra Utara, Doddy Zulverdi, Kapolres Tebingtinggi AKBP M Kunto Wibisono.
"Pemko saat ini sedang berupaya meningkatkan produksi pangan untuk mendukung program nasional dalam pengendalian inflasi di Tebingtinggi, seperti penanaman cabai dan bawang merah sebagai upaya dalam pengendalian inflasi. Kepada pembina kelompok tani (poktan), saya minta turun ke lapangan dalam memberikan binaan ke petani sehingga hasilnya dapat memuaskan," ujar Dimiyathi.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Sumut, Doddy Zulverdi, mengatakan, pihaknya mendukung inisiatif Pj Wali Kota dalam menjaga inflasi, yakni meningkatkan produksi dan memperbaiki distribusi pangan.
"BI akan mendorong inisiatif tersebut untuk menjaga inflasi di Tebingtinggi," kata Doddy Zulverdi.
Lanjutnya Doddy, urban farming harus terus digalakan di Tebingtinggi, untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, meski Tebingtinggi sebagai kota memiliki keterbatasan lahan.[br]
"Urban farming bagian menjaga inflasi karena adanya produksi pangan. Ini harus ditingkatkan Pemko Tebingtinggi," katanya.
Dijelaskan Doddy, dalam menjaga inflasi ada tiga hal yang harus diperhatikan yakni meningkatkan produksi, distribusi dan pola konsumsi.
"Tiga hal tersebut mempengaruhi inflasi. Cenderung warga panik jika terjadi kenaikan pangan, padahal hal tersebut bisa disiasati," katanya.
Di tempat terpisah, usai melakukan penanaman cabai dan bawang merah, Pj Wali Kota juga meresmikan bangsal pasca panen dan pengelolaan komoditas hortikultura di Kelompok Tani Intan, Pasar Tengah, Kelurahan Padang Merbau, Kecamatan Padang Hulu.
Dimiyathi berpesan agar bangsal yang sudah diresmikan dimanfaatkan dengan baik, sehingga dapat meningkatkan produksi pangan dan memenuhi kebutuhan konsumen.
"Kita ketahui pengelolaan komoditas (kripik pisang kepok goreng) sudah baik dan diekspor hingga ke Malaysia. Pencapaian ini harus dibarengi dengan ketersediaan bahan pokoknya," katanya.
Dimiyathi juga meminta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan untuk memperhatikan ketersediaan bahan pokok. Jika perlu di setiap kelurahan ada penanaman pohon pisang kepok keling.
"Hasil pisang kepok keling sudah diproduksi sejak 2018 dan sudah mendapatkan sertifikat varietas dari Kementerian Pertanian. Kita sudah punya label Pisang Keling Tebingtinggi, jadi harus dimajukan," katanya.[br]
Dimiyathi melanjutkan produksi pisang kepok keling yang ukuran raksasa sudah pernah dibawa ke Makasar untuk pagelaran hasil pertanian tingkat nasional.
"Kualitas pisang kepok keling sudah teruji. Tinggal bagaimana membudidayakan sehingga dapat menjadikan peningkatan ekonomi," kata Dimiyathi.
Selain Pj Wali Kota dan Kepala BI Sumut, hadir juga Danramil 13TT Kapten Inf Budiono, anggota DPRD, Zainal Arifin Tambunan, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Tebingtinggi, Marimbun Marpaung. (*)