Komisi B DPRD Sumut mendesak Kementerian Pertanian (Kementan) RI bergerak cepat mensuplai bibit jagung ke Kabupaten Karo sesuai kebutuhan petani, guna menghindari terjadinya gagal tanam bagi petani jagung yang saat ini mengalami krisis bibit jagung.
Desakan itu diungkapkan Wakil Ketua dan anggota Komisi B DPRD Sumut Mangapul Purba SE dan Ebenejer Sitorus SE dalam rapat dengar pendapat dengan Plt Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut Lusiantini yang dipimpin Mangapul Purba, Kamis (1/9/2022) di DPRD Sumut.
"Sangat memprihatinkan nasib petani di Karo, tidak hanya mengalami kekurangan pupuk bersubsidi setiap musim tanam dan pemupukan tiba. Tapi, saat ini sedang mengalami krisis bibit jagung, sehingga masyarakat petani terancam gagal menanam jagung," tegas Mangapul.
Menghilangnya atau tidak adanya beredar bibit jagung di Karo, tambah Mangapul Purba, perlu menjadi perhatian serius Dinas TPH Sumut, jangan sampai terjadi gagal tanam, mengingat pemerintahan Presiden Jokowi saat ini menekankan kepada seluruh daerah untuk memperhatikan kebutuhan petani, guna menjaga ketahanan pangan.
"Perlu menjadi perhatian kita semua, saat pupuk bersubsidi terjadi kelangkaan dan bibit jagung menghilang dari peredaran, anggota dewan yang digebuki atau jadi sasaran amarah rakyat. Ini sudah menjadi bulan-bulanan terhadap wakil rakyat saat melakukan kegiatan reses di Dapil masing-masing dewan," katanya.[br]
Berkaitan dengan itu, tambah Ebenejer Sitorus, Komisi B bersama Dinas TPH Sumut perlu mendatangi Kementerian Pertanian di Jakarta, untuk mempertanyakan penyebab terjadinya kelangkaan bibit jagung di Karo, agar pola tanam jagung yang sudah ditetapkan petani pada Agustus lalu tidak terlalu molor dilakukan September ini.
Tidak Sesuai Kebutuhan
Menanggapi sorotan Komisi B terkait terjadinya krisis bibit jagung di Karo, Plt Kadis TPH Sumut Lusiantini mengatakan, sebenarnya bibit jagung bantuan dari pemerintah pusat ke Tanah Karo sudah ada, tetapi ditolak petani, karena bibit jagung tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan petani.
"Mungkin saja bibit jagung bantuan pusat tidak sesuai dengan struktur tanah atau beda dengan bibit jagung yang selama ini ditanam petani di Tanah Karo, sehingga petani menolaknya," ujar Lusiantini sembari berjanji pihaknya akan terus melakukan monitoring terhadap kebutuhan bibit jagung ini.
Seperti diberitakan SIB, Kamis (1/9/2022), petani jagung di Tanah Karo saat ini sangat kesulitan memperoleh bibit jagung, seluruh toko-toko pupuk, bibit dan obat pertanian dan kios pengecer bibit jagung di daerah Bumi Turang kosong, sehingga meresahkan para petani.
Akibat "menghilangnya" bibit jagung tersebut, musim tanam yang seharusnya dilaksanakan bulan Agustus ini, terancam tertunda hingga September ke depan, sehingga petani dipastikan mengalami kerugian yang cukup besar, karena telah mengeluarkan biaya besar membersihkan lahan.(A4)