Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 06 Juli 2025

Supir dan Pemilik Angkot di Medan Tolak Keras Pengoperasian Angkutan BTS

Redaksi - Senin, 26 Oktober 2020 17:13 WIB
607 view
Supir dan Pemilik Angkot di Medan Tolak Keras Pengoperasian Angkutan BTS
Istimewa
Ilustrasi angkot 
Medan (SIB)
Sejumlah supir, pemilik dan kordinator angkutan kota (angkot) dari berbagai perusahaan angkutan di Kota Medan menolak keras angkutan BTS (Buy The Service) yang direncanakan beroperasi Oktober ini atau November mendatang. Kehadiran BTS ditolak karena dinilai akan mematikan angkot yang selama ini melintasi rute yang sama di lima koridor (trayek) baru BTS.

Penolakan itu disampaikan puluhan perwakilan perusahaan angkutan kota di Medan, Sabtu (24/10) antara lain Ketua II KPUM (Koperasi Pengangkutan Umum Medan) Jiwa Surbakti, Kordinator RMC (Rahayu Medan Ceria) Johannes Simanjuntak , Virgo Silalahi dari Morina yang masing-masing didampingi mandor lapangan.

Menurut Jiwa Surbakti, Johannes dan Virgo, nasib keluarga pemilik maupun supir angkot akhir-akhir ini sudah sangat susah. Ditambah lagi di tengah pandemi Covid-19 yang menyebabkan angsuran kredit angkutan pun ditangguhkan pembayarannya, kehadiran angkutan BTS akan semakin menyengsarakan mereka.

“Lalu mau makan apa lagi supir, pemilik dan anak-istrinya?” ujar Johannes dan diamini para mandor.
Menyikapi ancaman tersebut, para kru angkot itu membulatkan tekad akan melakukan aksi mogok total di seluruh trayek di Medan bila angkutan BTS tetap beroperasi.

Selain itu, mereka juga mengancam akan melakukan demonstrasi ke kantor Wali Kota Medan dengan membawa serta istri dan anak-anak pemilik dan supir angkot.

“Seluruh supir dan pemilik angkot di Medan sudah bertekad bulat dan siap menghempang kehadiran angkutan BTS, karena menyangkut hidup mati perekonomian keluarga mereka,” ujar Jiwa Surbakti.

Namun sebelum aksi dimaksud terjadi, kata mereka, perwakilan angkot melalui Organda Medan akan sesegera mungkin menyurati Pjs Wali Kota Medan agar membatalkan pengoperasian angkutan BTS. Mereka meminta Pjs Wali Kota Medan mempertimbangkan kondusifitas Kota Medan bila pengoperasian BTS tetap dipaksakan. Sebab sekira 15.000 kepala keluarga yang menggantungkan hidupnya dari angkot akan turun ke jalan. “Jangan salahkan kami, bila keluarga kami terancam tidak makan,” tandas Johannes Simanjuntak mengakhiri dan disambut teriakan,” Hidup supir angkot…”(R4A/c)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru